Part 8 - Desire

30 12 1
                                    

Kebaikan akan selalu kuberikan

Kejahatan akan kuusaha hapuskan

Tujuanku adalah mendamaikan

Dan melawan kejahatan yang meresahkan
.
.
.
.
.
.
.


Buagh!

"Aarrggghh!" Kinza mengerang dengan sangat keras. Dia menoleh untuk melihat siapa yang memukulnya.

Finn rupanya.
"Hai, Za!" Sapanya dengan sangat tenang.

"Aduuh sakit! Untuk apa pukulan tadi kak?!" Protes Kinza.

"Pembalasan untuk kekalahanku waktu itu" ucap Finn menyeringai.

Kinza terdiam.
Dia menerawang wajah Finn yang terlihat lebih menyeramkan.

"Hei! Kenapa diam?! Tidak sopan sekali melihatku seperti itu! Apa ada sesuatu diwajahku?!"

Karena Finn mulai marah, Kinza merasa harus pergi sesegera mungkin dari situasi itu.

"Ehh... Permisi kak aku mau ke toilet, hehehe" Senyum konyol menghiasi wajahnya.

"Mau kabur?" Tanya Finn tajam.

Kinza langsung bergidik ngeri.
"Eng- enggak kok kak, aku mau ketoilet. Kakak sedang tidak ada pelajaran?" Tanya Kinza mengalihkan perhatian.

"Udah nggak usah alihin topik pembicaraan. Aku mau bicara sama kamu" karena Finn terlihat sangat serius, Kinza mengajaknya duduk dimeja kantin.

"Eh Za... "

"Kenapa?"

"Kita lagi dikantin kan?"

"I-Iya.."

"Kamu bawa uang?"

"Bawa kok kak"

"Kamu laper ngga? Kakak laper nih"

"Ooh gitu"

1...

2...

3...

"AKU MINTA TRAKTIR BODOH! KAMU TIDAK PEKA SAMA SEKALI SIH?! AKU LAPAR SEKALI KARENA BELUM SARAPAN TAUU!"

Begitu selesai berteriak, Kinza sudah menghilang dari sebelahnya.

"Loh? Kemana anak itu?" Kata Finn sambil menengok kesana kemari.

Tak lama kemudian, Kinza kembali sambil membawa semangkok bakso, sepiring mi instan, sebotol teh, dan segelas jus alpukat.

"Ini kak, silahkan" kata Kinza mempersilahkan makanan yang dia beli kepada Finn.

"Eh? Segini?" Tanya Finn heran.

"WAH KENAPA KAK? KURANG YA? TENANG KAK! AKAN KUBELIKAN NASI GORENG DAN PASTA, TUNGGU YA!" Kinza panik

"BUKAN ITU BODOOOOH! INI KEBANYAKAN! KAMU PIKIR AKU APA HAH?! MAKAN SEBANYAK INI" Finn sangat kesal dengan perbuatan adik kelasnya itu.

"Yasudah sini buat aku aja!"
Kata Anzki yang tiba tiba datang dan mengambil bakso milik Finn.

"Siapa anak ini?!?" Tanya Finn galak

"Adikku" jawab Kinza singkat

"Pantas saja, adik dan kakak sama sekali gak ada bedanya! Kelakuannya mirip..."

"APA?!" Anzki memotong ucapan Finn dan meliriknya sangat tajam.

"M-mi-mirip seperti artis yang elit. Pasti kalian kaya... Aku benar kaaan?!" Tanya Finn ketakutan sambil melotot kepada Kinza dengan maksud memaksa Kinza menyetujui ucapannya.

Kinza heran, bagaimana bisa kak Finn yang agresif, sentimen, dan bermuka seram begitu bisa tunduk dan patuh kepada Anzki yang anggun.

"Za, adikmu seram sekali. Kamu kalo dirumah sering babak belur ya?" Finn berbisik kepada Kinza.

"KALIAN BISIK-BISIK APA?!" Anzki meninggikan suaranya.

"Eehh... Bukan apa apa kok.." Finn mencoba untuk menenangkan Anzki yang semakin menjadi jadi galaknya.

"Emmm, ooh iya, kenapa kamu sudah keluar? Murid lainnya kan masih belajar" tanya Kinza dengan sedikit takut.

"Aku kan kelas 8, kakak kelas 10, orang aneh itu kelas 11 kan? Aku istirahat duluan karena beda jadwal istirahat agar kantinnya tidak kepenuhan." Anzki menjelaskan dengan tenang. Orang aneh yang dimaksud Anzki adalah Finn

Dalam hati Finn, dia berkata.
"DIA MENYEBUTKU ORANG ANEH??? CEWEK MENYEBALKAAAAAAN!!! Kamu beruntung karena cantik, kalo ngga pasti kamu udah habis ditangan ku. HUAHAHAHAHAHAHAH!"

"Kenapa orang aneh ini ada disini? Harusnya dia masih ikut pelajaran sampai satu jam lagi." Tanya Anzki sambil melirik Finn

Finn langsung bergidik ngeri
"A-ahh-ahahaha, begitu ya? Kalo gitu, aku masuk kelas dulu ya, makasih mi instannya ya Kinza... Dadah!" Finn langsung berlari pontang panting menjauhi Anzki.

"Syukurlah, kita punya pelindung sekarang." Kata Kinza lega.

"PELINDUNG APANYA?!? KAMU BILANG APA KAK??!"
Anzki kembali badmood. Kinza merasa lebih baik pergi, sebelum Anzki mengeluarkan api seperti dirinya.

"Eeeh... Bukan apa apa kok, Aku ke UKS dulu ya. Suster kepala pasti mencariku.. dadah!" Kinza berlari seperti Finn.

Sesampainya di UKS
" Ahh... Untung Suster kepala belum sadar kalo aku keluar tadi. Kalo dia tau pasti nanti-"

"PASTI APA?!?" Suster kepala tiba tiba muncul dari balik tirai. "DARIMANA SAJA KAMU?!."

"Eh? Maaf suster, tadi saya pergi ke kantin."
Jawab Kinza sopan.

"Ngapain kamu ke kantin?! Kamu kan sudah sarapan!"

"Maaf suster, saya masih lapar" Kinza menjawab dengan lebih sopan.

"Alasan! Kali ini kamu kumaafkan! Tapi jika kamu lakukan lagi, kamu tidak akan dapat jatah makan selama sebulan. PAHAM?!" Kata Suster kepala

"Baik bu!" Jawab Kinza tegas walau sebenarnya sangat takut.

Kinza lagi lagi sendirian dikamar UKS. Temannya saat ini hanyalah langit langit yang sedari tadi ia pandang.

"Untuk apa ya aku diberi kekuatan ini? Kenapa harus aku? Kenapa tidak orang lain saja? " Pikiran itu selalu menghantui Kinza.

"Aku harus memiliki tujuan, walau sudah jelas jika tujuanku adalah melawan para monster dan mengakhiri penderitaan dunia ini. Aku harus lebih menekannya lagi"

Aku berjalan menuju beranda. kubuka pintunya, kemudian aku berdiri menghadap langit dan berteriak

"Aku berjanji akan mengakhiri penderitaan dunia ini dari para monster dan dimensi lain!! ITULAH TUJUANKU!!!"

"Bagus sekali.... Sangat bagus sekali..."
Kata seseorang dibelakang Kinza

"Loh? Suara ini kan...."


















Hai semua!
Maaf ya kemarin lagi ada masalah jadi gak bisa update...

Maaf juga kalo ceritanya kurang seru ya... karena lagi pengen gak bertarung dulu...
Kan kasian kalo si Kinza babak belur terus :v

Dari cerita diatas kita jadi lebih tau bahwa cewek bisa jadi galak kalo diperlakukan dengan buruk...

Makanya jangan suka mainin perasaan cewek :v nanti kalo ceweknya ngamuk, hidup mu ada diujung tanduk...





















Mohon Komen dan Vote nya ya...
(˃͈ દ ˂͈ ༶ )
Terima kasih semuaaa!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dimensional DestructionWhere stories live. Discover now