NINE

8.1K 648 29
                                    


Sasuke baru saja datang di ichiraku ramen. Lelaki itu melewati area parkir dan tak sengaja melihat sebuah mobil sport maroon yang mencolok dimatanya. Ia mendekati mobil itu, sebuah mobil bernomor kendaraan yang sangat dihafalnya. ‘Ini mobil si anak baru.

Bukan hanya mobilnya, bahkan Sasuke sudah hafal barang-barang yang dipakai Gaara sehari-hari di sekolah. Motto Sasuke adalah kenali lawanmu sebelum berperang memberantas benih-benih cinta.

Tapi untuk apa dia kesini?

Yang pasti untuk makan, ya Sasuke tahu akan hal itu. Maksudnya kenapa dari sekian banyak tempat di Konoha, kenapa harus di ichiraku ramen sih? Hati Sasuke langsung dongkol ketika melihat si kepala merah yang diam-diam ia black list dari kehidupannya itu kini tengah berkumpul bersama teman-temannya dan parahnya dia duduk di sebelah Sakuranya.

“SASUKE-KUN!”

Karin menjerit senang melihat Sasuke yang datang dengan gaya casualnya. Gadis itu berdiri dan melambaikan kedua tangannya membuat Sasuke berjalan menghampirinya.

“Kau terlambat teme. Aku saja sudah habis dua mangkuk ramen.”

“Hn.”

Sasuke hanya bergumam menanggapi ocehan Naruto yang sedang sibuk menyeruput ramen ketiganya. Matanya bergulir kearah Sakura yang balik memandangnya dengan senyuman. Namun ketika melihat tangan Gaara yang bertengger di bahu gadis itu, Sasuke jadi enggan menatap Sakura. Lelaki itu memutuskan pandangannya, membuat sang gadis keheranan.

“Ada apa Sasuke? Kau tampak kusut seperti kanebo kering.”

Sasuke hanya diam mendengar perkataan Gaara. Tampaknya lelaki itu suka sekali memancing emosi orang lain.

“Sudahlah, ayo duduk Sasuke-kun. Kau ingin pesan apa?”

Ino berinisiatif untuk melerai perang dingin antara Sasuke dengan Gaara. Gadis itu berdiri, mempersilahkan Sasuke untuk duduk kemudian memberikannya buku menu.

Ramen extra tomat dan cola.”

“Sebentar ya, akan ku pesankan.”

Beberapa menit terasa sunyi, Naruto tampak tak suka dengan suasanya yang mendadak canggung. Lelaki itu mengamati setiap gerak-gerik temannya. Disebelah kanan, Hinata sedang memakan ramen keduanya, kemudian disebelah kirinya ada Sakura juga Gaara sedang berbisik ria. Sedangkan dihadapan Gaara ada Sasuke yang diajak selfie oleh Karin, lalu disebelahnya lagi ada Ino dan Sai yang tengah asyik suap-menyuap makanan.

Sementara itu di posisi Sakura kini tampak sangat dongkol melihat aksi dua orang dihadapannya, gadis itu menggeplak punggung Gaara yang tak berhenti berbisik untuk mengompori dirinya. Sedangkan lelaki itu hanya terkekeh melihat wajah Sakura memerah sampai ke telinga.

JRASSH!

“AAARGH APA YANG KAU LAKUKAN?”

Gaara mengerang menatap tajam Sasuke yang menurutnya sengaja menyemburkan busa cola itu kepadanya. Tangannya kini mengepal seperti ingin menghajar musuh bebuyutannya semenjak Junior High School itu.

“Gaara, tahan emosimu. Sasuke-kun pasti tidak sengaja.”

Suara Sakura begitu menenangkan, membuat lelaki itu menghela nafas seketika. Gaara menatap wajah Sakura dengan kesal, harusnya gadis itu membelanya bukan malah membela Sasuke yang menyebalkan itu.

“Sudahlah, aku mau pulang.”

Sakura terdiam merutuki kebodohannya, ia menatap kepergian Gaara dengan pandangan cemas. Sedangkan Sasuke diam-diam menyeringai senang.

“Haduh kalian ini memang tidak bisa akur ya dari dulu.”

Naruto menghela nafas dan Sai hanya menanggapi dengan gelengan kepala. Niatnya untuk membuat mereka bersenang-senang di malam minggu ini malah berubah menjadi sebuah pertikaian. Sakura berdiri, gadis itu membuat perhatian teman-temannya teralihkan.

“Sepertinya aku juga akan pulang.”

Dari awal memang Sakura ingin pulang karena tak tahan melihat Sasuke dan Karin yang tampak mesra dimatanya. Kalau bukan karena Gaara yang menahan dirinya pasti ia sudah bergelung di bawah selimut. Dan sekarang malah lelaki itu yang meninggalkannya.

“Kau pulang dengan siapa Sakura? Gaara sudah meninggalkanmu.”

“Biar aku yang antar.”

“Tidak, aku bisa pulang sendiri.”

Sakura langsung menolak tawaran Sasuke. Ia akan menyusul Gaara, tak mungkin ia membawa Sasuke bersamanya kan? Bisa-bisa ada aksi baku hantam.

“Sakura, ini sudah terlalu malam. Sebaiknya kau pulang dengan Sasuke-kun.”

Hinata yang sedari tadi diam akhirnya bersuara. Gadis itu sedikit khawatir jika sahabatnya pulang sendiri apalagi di malam hari. Mengingat maraknya penculikan gadis-gadis di Konoha.

“Aku bisa menjaga diri Hinata-chan.”

“Sudahlah, jangan dipaksa kalau si pingky tidak mau.”

Gumaman Karin sangat tidak membantu, Ino dengan gemas menginjak kaki Karin hingga gadis itu mengaduh pelan.

“Sudah ya, aku pergi dulu.”

Tanpa basa-basi lagi, Sakura mulai melangkahkan kakinya. Berjalan meninggalkan teman-temannya. Ino menggeram, gadis itu berdiri dan menggeplak bahu Sasuke dengan keras.

“Kenapa kau diam saja Sasuke-kun? Cepat susul dia.”

“Tch. Aku pergi.”

A SECRET BUSINESS ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang