TWO

10.6K 848 109
                                    


Sakura mengerjapkan matanya, ia melirik jendela yang tirainya sudah terbuka. Menampilkan matahari yang bersinar terang.

Loh? Sejak kapan jendelanya pindah di depan sana?

Sakura melotot, ia baru sadar. Ini bukan kamarnya! Sial, Sakura langsung menyibak selimutnya dan turun dari atas ranjang.

Ia berlari ke arah sebuah pintu, dan berusaha untuk membukanya, ‘Aduh, dikunci?’

“Kau sudah bangun?”

Sakura berbalik, dihadapannya kini sudah ada Sasuke yang berdiri tegak dengan handuk melingkari pinggangnya. Pipi Sakura memanas.

“Sasuke-kun, tolong pakai bajumu dulu.”

Sakura mengucapkannya dengan sangat cepat. Ia malu dan Sasuke hanya menyunggingkan senyum. ‘Polos sekali.

“Kau tidak ingin memakaikannya untukku?”

Sakura mendelik. Dan Sasuke semakin geli melihatnya. Gadis itu gampang sekali merubah ekspresinya. Ia berjalan mendekati Sakura.

“Berhenti disana Sasuke-kun! Jangan mendekat!”

Sasuke mengernyit. Masih dengan wajah datarnya, ia melanjutkan langkahnya ke arah sakura.

Sakura gugup, badannya tidak bisa digerakkan sama sekali. ‘Bagaimana ini? Apa yang akan dilakukan Sasuke-kun? Kemarin saja dia sudah lancang mengemut bibirku.

“Apa?”

Sasuke mulai gemas pada sakura yang diam mematung saat menatapnya. Oh ayolah dia memang sangat tampan tapi Sakura malah menatapnya seperti dia sedang berhadapan dengan monster saja.

“Yasudah, bisa kau menyingkir? Aku ingin ganti baju.”

Sakura segera menyingkir, ia berlari ke arah ranjang Sasuke berada. Gadis itu menatap Sasuke yang membuka pintu itu lalu masuk kedalam ruangan yang sempat ia kira pintu kamar Sasuke.

Bodoh kau Sakura, ternyata itu walk in closet seperti yang ada di film. Kamar Sasuke-kun benar-benar keren.

Lagi-lagi, Sakura menggigiti bibirnya. Ia menjatuhkan dirinya ke ranjang empuk Sasuke. Tak sadar dengan roknya yang sedikit tersingkap.

Saking asyiknya menatap langit-langit kamar Sasuke, gadis itu tak menyadari kalau sang pemilik kamar sudah ada dihadapannya dengan kakinya yang mengapit kedua lutut Sakura.

“Sasuke-kun?”

Sakura menegang kala Sasuke sudah menindih tubuhnya. Lelaki itu sudah memakai pakaian santainya.

“Kau ingin menggodaku hn?”

“A-Apa maksudmu Sasuke-kun? Aku tak emmh—”

Sasuke kembali mengemut bibir Sakura, tangannya pun bergerak mengelus paha mulus gadis itu.

“Sash... Uhhh...”

Tangan Sakura bergerak mendorong dada Sasuke. Namun lelaki itu masih tak ingin mengakhiri aksinya hingga Sakura terpaksa mencubit putingnya. Sasuke menggeram menatap Sakura.

“Kau mulai berani ya?”

Lelaki itu meremas jemari Sakura, kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu.

“Kau tahu? Itu malah membuatku semakin bergairah.”

Sasuke menggigit gemas daun telinga Sakura lalu menjilati bibir gadis itu. Sakura semakin merapatkan bibirnya kala lidah Sasuke memaksa masuk ke mulutnya.

“Mmhhh!”

Sakura menjerit saat dirasa tangan Sasuke mulai beraksi, namun suaranya tertahan oleh bibir lelaki itu. Sasuke mengelus pelan vagina Sakura yang masih tertutupi celana dalam. Gadis itu menendang kaki Sasuke.

“Kenapa Sakura? Kau harusnya senang aku mau membantumu.”

Sasuke semakin menghimpit Sakura , kali ini lelaki itu mengapit kedua kaki Sakura.

“Tapi ini salah Sasuke-kun, aku merasa menjual diriku padamu.”

“Jadi, kau menolak ku?”

Sakura terdiam, gadis itu hanya menatap Sasuke yang tengah menyeringai. Dan Sakura tidak menyukainya.

“Kalau begitu, aku tak akan membantu. Jika pekerjaanmu ini akan diketahui banyak orang dan kau akan dipandang rendah.”

Entah mengapa Sasuke suka sekali wajah kaget Sakura. Sangat menggemaskan baginya.

“Mengapa begitu Sasuke-kun? Kau sudah janji untuk merahasiakannya.”

“Karena setiap rahasia akan terbongkar dengan sendirinya, walau bukan aku yang membocorkannya.”

Pada akhirnya Sakura membenarkan ucapan Sasuke. Ia masih mengingat kejadian saat Sasuke mengetahui hal ini akibat kecerobohannya sendiri.

Raut wajah sedih tercetak jelas di wajah Sakura. Gadis itu menoleh kesamping, menempelkan dahinya pada bahu tegap Sasuke dengan tubuh bergetar seperti menahan tangis. Dan itu membuat Sasuke iba.

“Jika kau belum siap, aku tak masalah. Tapi bagaimana bisa aku mereview barang yang belum kugunakan?”

Sasuke merubah posisinya menjadi terlentang, ia menarik bahu Sakura dan memeluknya.

“Kau kan bisa menggunakannya. Hanya tinggal memasangkannya pada milikmu.”

“Hn?”

Sakura menggeleng cepat saat Sasuke menatapnya dengan pandangan datar seperti biasanya.

“Tidak, lupakan saja.”

“Kau ingin memasangkannya?”

Sakura melotot, gadis itu mendongak menatap Sasuke dengan pandangan kesal. Sasuke selalu bisa menggodanya.

“Tidak, aku tidak mau.”

“Padahal kau bisa memuaskanku tanpa menggunakan tubuhmu.”

Sasuke menatap Sakura yang kini tengah terdiam dengan wajah bingung. Ia jadi mengingat penawaran yang diajukan Sasuke kemarin.

“Bagaimana bisa?”

Akhirnya Sakura memberanikan diri untuk bertanya. Jujur saja ia kurang paham dengan segala hal berbau dewasa seperti ini. Jika normalnya remaja seusianya pernah melihat seluruh adegan di blue film, maka Sakura hanya pernah melihat adegan ciuman saja di film yang pernah ia tonton. Itu saja cukup membuat Sakura malu memikirkannya.

“Kau ingin tahu caranya?”

Karena penasaran juga, Sakura akhirnya mengangguk pelan. ‘Sepertinya itu lebih baik dari pada melakukan sex.’

“Kau hanya perlu kembali menidurkannya.”

Sasuke berbisik seraya menggenggam tangan mungil Sakura, lalu menuntunnya untuk memegang bagian intimnya dari balik celana.

“Puaskan aku dan kau akan dapat reviewnya.”

Sasuke berbisik pelan, ia mengatakan hal yang sama ketika mengajukan syarat yang ia tawarkan pada gadis itu. tangannya mulai menggerakkan tangan Sakura untuk menyusup ke dalam celananya dan mengelus penis Sasuke yang sudah menegang. Sakura meneguk ludahnya, tenggorokannya terasa kering.

“Baiklah, aku setuju.”

A SECRET BUSINESS ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang