❤Bagian 16❤

9.7K 505 78
                                    

Hallo✋✋✋

Gimana kabarnya?

Kalau aku sih baik.

Sehat-sehat terus yah ... 😊😊😚😚

Happy reading ☺☺☺

Di dalam studio foto nampak semua orang tengah sibuk menjalankan tugas mereka masing-masing. Seorang wanita cantik dengan gaun tidur sexy tengah berdiri sembari menunjukkan beberapa pose kearah kamera, untuk hari ini Kikan melakukan foto shoot dengan produk gaun tidur sexy. Kikan begitu lihai menggerakkan tubuhnya didepan kamera dengan sesekali mendapat arahan dari penata gaya untuk mendapat pose yang diinginkan.

"Oke cut! Lanjut ke sesi selanjutnya. Saya beri waktu 30 menit untuk bersiap." Ucap fotograper yang di angguki semua orang.

Kikan bernafas lega, pasalnya sedari tadi ia sudah menahan kram diperutnya karena terlalu lama berdiri dan melakukan beberapa gaya. Hormon kehamilan membuat Kikan merasa tidak leluasa dalam melakukan aktivitas, berdiri lama salah, duduk terlalu lama juga salah. Belum lagi kalau morning sickness nya kambuh, rasanya untuk makan pun Kikan malas.

"Ini baju buat foto shoot keduanya, cinnn...!" Kelopak mata Kikan kembali terjaga, saat ini Kikan tengah berada di fitting room untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak sembari menunggu Mami Berbie– salah satu make up artis yang ditugaskan merias Kikan selama foto shoot untuk produk pakaian tidur dari lebel Fashion Picture. Kikan melirik ke samping dimana laki-laki berperilaku seperti perempuan itu tengah menatapnya dengan gaya centil.

"Umm, Mami. Bima mana?"

"Si laki-laki gendut itu? Tadi sih Mami lihat lagi sama bos. Kenapa cantik?"

"Tidak apa-apa, nanti kalau ketemu tolong bilangin yah, Kikan mau ngomong."

"Oke cantik." Mami Barbie selesai memakaikan lingerie ketat berwarna hitam di tubuh Kikan. "Gemukkan ya cinn, tambah montok aja." Sambung Mami Barbie melihat lingerie di tubuh Kikan terlihat seperti menekan tubuhnya. Padahal lingerie ini dibuat sesuai dengan ukuran bentuk tubuh Kikan.

Kikan tersenyum kecut. Walau sudah berusaha di tutup-tutupi, bentuk tubuhnya tidak bisa dibohongi. Selama ini orang melihat Kikan dengan bentuk tubuh proporsional yang diidamkan banyak wanita. Kalau ada sedikit saja perubahan pada tubuhnya pasti akan sangat terlihat.

"Selesai. Mami pergi dulu yah." Kikan hanya mengangguk lalu kembali meneliti dirinya di depan cermin besar.

"Apa gw bilang, sekecil apapun itu bisa terlihat. Sok-sokan mau lanjutin pemotretan ini, sementara Lo masih pertahanin juga tuh janin." Kemunculan Bima membuat Kikan terkejut, bisa-bisanya laki-laki gendut itu membicarakan hal tentang kehamilannya dengan begitu enteng. Bagaimana kalau ada yang mendengar? Bisa rusak semua rencana Kikan.

"Jangan pernah membicarakan hal itu disini. Lo mau ada yang denger terus laporin ini ke pihak agensi? Lagian belum terlalu kelihatan kok, tubuh gw juga masih oke." Sergah Kikan memperingati Bima.

Bima melenggang pergi kearah laci meja rias, ia menghiraukan ucapan Kikan tak begitu menanggapi dengan serius.

"Nih, bos udah bilang ke gw. Jangan bilang Lo nggak bisa? Gw mutilasi Lo." Ucap Bima melempar kertas kearah Kikan. Dengan senang hati Kikan menerimanya lalu segera membaca isi kertas itu.

"1 bulan? Lo gila? Arvin bisa marah besar sama gw. Di perjanjian kan nggak ada syarat kalau kita bakalan pemotretan diluar negeri. Jangan ambil kesimpulan tanpa persetujuan gw Bim, gw nggak suka." Kikan kembali melempar map coklat itu kehadapan Bima lalu pergi begitu saja meninggalkan waktu istirahatnya yang masih tersisa 10 menit.

My twinsWhere stories live. Discover now