❤️Bagian 10❤️

15.1K 636 119
                                    

Happy reading ☺☺☺

Author POV

"Seharusnya aku yang nanya, kamu ngapain di sini? ada hubungan apa sama pasien di dalam?." Ucap Rangga setelah menidurkan Zefi dan Rafa di kursi tunggu. Lelaki itu berjalan ke arah Azki, bola matanya setia menatap wanita Azki.

Tadi saat ia tengah mengurus pasien yang akan operasi, Rangga mendapat kabar dari salah satu dokter kalau mamanya di bawah ke rumah sakit tempat ia bekerja karena kecelakaan. Sontak hal itu membuatnya terkejut sekaligus khawatir. Dengan terpaksa Rangga membatalkan operasi dan mengalihkan tugasnya pada dokter lain yang sedang free, syukurlah ada dokter yang sedang free jadi ia bisa memastikan keadaan mamanya baik-baik saja atau tidak.

Namun, pada saat ia sampai di depan Ruang Lavender, Netranya tak sengaja melihat 2 anak kecil yang sangat ia kenal. Mereka tak lain tak bukan adalah Rafa dan Zefi. Kedua anak kembar itu tengah duduk bersebelahan di kursi dengan Zefi yang menyenderkan kepalanya di bahu Rafa. Setelah Rangga tanya ternyata mereka tengah menunggu Azki yang berada di dalam. Zefi bilang Azki tengah melihat nenek mereka di dalam, mereka tidak di perbolehkan masuk oleh Azki karena takut disuntik.

Hal itu yang menjadi pertanyaan Rangga, setau dia Azki dan mamanya- Mika tidak pernah bertemu, tapi kenapa dia ada di sini, dan kenapa pula Zefi memanggil Mika Dengan sebutan nenek?.

"Rangga?." Azki menepuk Pelan lengan Rangga yang melamun. Lelaki itu segera sadar dan langsung menatap Azki.

"Kamu kenal sama orang itu?" Tanya Azki merasa bingung dengan ekspresi Rangga.

"Ini rumah sakit tempatku bekerja Ki. Aku juga kenal dengan perempuan yang berada di dalam, dia--."

"Azkia! Rangga!." Rangga tak melanjutkan ucapannya.

Munculah Nia dan Dito dari balik lorong rumah sakit. Mereka memenuhi perintah Azki untuk membawa pulang Rafa dan Zefi. Sebelumnya Nia merasa khawatir saat mendengar kata rumah sakit. Dia pikir ada apa-apa dengan Azki dan si kembar. Syukurlah mereka baik-baik saja.

"Ya ampun kenapa Rafa sama Zefi tidur di kursi?. Terus kalian ngapain di sini? Siapa yang sakit?." Rentetan pertanyaan Nia layangkan pada Azki dan juga Rangga. Ia di buat khawatir dengan ucapan Azki di telepon yang mengatakan si kembar sendiri tanpa adanya dia. Pikiran Nia sudah menjerumus ke hal yang tidak-tidak. Ia takut Azki salah jalan dan malah memilih mengakhiri hidupnya. Salahkan saja otaknya yang parnoan.

"Nggak papa kok mba, Azki kesini karena nolongin orang yang kecelakaan. Mereka terpaksa Azki tinggal karena takut mengganggu di dalam." Ucap Azki melihat ke arah dua anaknya yang tertidur pulas di kursi. Rasa bersalah hinggap di hatinya, kenapa pula ia tidak membawa mereka pulang terlebih dahulu. Rasa khawatirnya pada Mika membuat Azki mengesampingkan Rafa dan Zefi.

"Syukurlah kalau gitu. Mba kira kamu kenapa-napa itu sebabnya mba langsung kesini buat mastiin." Helaan nafas keluar dari mulut Nia.

"Mba! Azki boleh minta tolong nggak? Tolong bawa mereka pulang yah, Azki juga minta tolong supaya mereka nginep aja di rumah mba malam ini. Soalnya Azki nggak tau bakal pulang atau nggak, dari tadi keluarga orang yang didalam tuh belum pada datang dan Azki nggak tega buat ninggalinnya. Azki takut kalau si kembar di sini mereka jadi nggak nyaman." Nia mengangguk sebagai jawaban, niatnya kesini juga ingin membawa si kembar pulang.

"Yasudah mba bawa mereka pulang yah. Kamu mending di sini aja, bahaya kalau kamu pulang malam-malam begini." Perintah Nia dan langsung menuju kursi yang terdapat Rafa dan Zefi, Nia di bantu dengan suaminya mengangkat si kembar dan membawanya keluar setelah tadi pamit pada Azki dan juga Rangga.

"Maaf ya, kerjaan kamu pasti keganggu gara-gara ini. Aku terpaksa suruh mereka nunggu diluar. Tapi sebelum masuk, aku udah hubungi mba Nia buat jemput mereka kok." Entah dorongan dari mana Azki segera memberi penjelasan pada Rangga. Ia takut melihat kemarahan Rangga seperti tempo hari. Waktu itu Azki tak mau menelepon Rangga saat si kembar sakit demam berdarah dan mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit. Rangga sangat marah waktu itu. Dia bahkan mendiaminya seminggu tanpa mau mendengar penjelasan darinya.

My twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang