❤Bagian 1❤

25.1K 891 16
                                    

Warning⚠⚠⚠!!! Ada sedikit adegan 17+
Harap yang masih dibawah umur untuk skip saja.

Vote sebelum baca, komen sesudah baca!.

Happy reading ☺☺☺

AZKIA CHALONDRA

Aku berjalan sendiri di lorong hotel, satu tanganku menjinjing bungkus plastik makanan pesanan pelanggan dari kamar nomor 407. Awalnya Mba Nia yang akan mengantar pesanan ini, tapi ... berhubung Mas Dito-suaminya, tiba-tiba sakit, akhirnya terpaksa aku yang menggantikannya.

"Kok nggak ada yang keluar yah?" Tanyaku setelah tadi mengetuk pintu.

Karena lelah, akhirnya aku memutuskan untuk menelepon Mba Nia saja.

"Assalamualaikum, Mba."

"Walaikumsalam, Iya Ki, kenapa meneleponku malam-malam? apa pesanannya sudah kamu antar?"

"Belum Mba, dari tadi aku udah coba ketuk pintu, tapi nggak ada yang keluar. Makanya aku langsung telepon Mba Nia buat mastiin kalau nomor kamar hotel yang Mba kirim ke Azki, itu benar atau tidak."

"Astaga! jadi kamu belum pulang? Ki, nomor yang ada di pesan, tertera kamar nomor 407. Mba nggak mungkin salah karena orangnya langsung yang mengirim pesan ke Mba. Kalau memang nggak ada yang buka pintu, mending kamu pulang aja, biar pesanannya dititipkan saja ke resepsionis hotel, ini udah malam lho. Mba nggak mau terjadi apa-apa sama kamu."

Di satu sisi aku memang merasa takut, sangat jarang sekali diriku terjun langsung ke lapangan untuk mengirim pesanan, biasanya tugasku hanya memasak di dapur, karena memang Bu Indah-pemilik restoran tempatku bekerja, menyuruhku untuk berada di dapur saja.

"Iya Mba, aku akan coba ketuk pintunya sekali lagi, tapi kalau tetap nggak ada yang keluar, terpaksa Azki kasih pesanan ini ke resepsionis. Sudah dulu ya Mba, titip salam buat Mas Dito, maaf Azki belum bisa jenguk. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam, iya, nanti Mba sampaikan. Kamu hati-hati yaa."

"Iya Mba."

Sambungan telepon terputus. Aku pun kembali mengetuk pintu.

"Permisi, maaf apa didalam ada orang? Saya dari Indah Restoran, ingin mengantar pesanan anda."

Saat aku tengah sibuk mengetuk pintu, tiba-tiba seseorang dibelakang sana menepuk pelan bahuku. Aku pun reflek membalikkan badan untuk melihat siapa orang yang berada dibelakangku.

Didepanku berdiri wanita cantik dengan setelan jas coklat dan rok span di atas lutut dengan warna senada, ia tersenyum kearahku.

Aku pun membalas senyumnya sebaik mungkin.

"Maaf, apa Anda kurir yang mengantar pesanan di kamar ini?" Ucapnya ramah dan terkesan penuh wibawa.

"Iya, saya Azkia dari Indah Restoran."

"Ooh, Saya Sinta, salah satu resepsionis Hotel Bintang. Tujuan saya ke sini untuk memberitahu Anda kalau orang yang memesan kamar ini sedang dalam perjalanan, dia mengatakan untuk menyuruh Anda masuk saja ke dalam dan meletakkan makanan ini kedalam."

Aku mengerutkan dahi bingung. Kenapa tidak resepsionis ini saja yang membawa makanannya masuk?

"Tapi Mba, kenapa saya yang harus masuk? Maksud saya, ada baiknya jika Mba saja yang membawa makanan ini kedalam, karena jujur saya tidak berani masuk ke dalam hotel mewah ini Mba." Ucapku dengan ramah, aku benar-benar takut kalau ini adalah jebakan, apalagi tempatnya adalah di kamar hotel. Sering sekali waktu sedang menonton TV, pasti ada saja berita yang menayangkan terjadi kejahatan berkedok COD di sebuah hotel, dan itu membuatku harus selalu waspada disetiap kesempatan.

My twinsWhere stories live. Discover now