BAB 39

8.8K 655 117
                                    

Selamat menikmati! Dinikmati sedekimian rupa ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat menikmati! Dinikmati sedekimian rupa ya.

Typo, kesalahan lainnya silahkan ditandai.

🍁🍁🍁

Tidak butuh lama bagi Khansa untuk sampai, hanya sekitar 2 jam lebih karena semuanya sistem VVIP.

Tapi sungguh, itu sudah terasa sangat lama sekali. Apa lagi Khansa sama sekali tidak tenang di pesawat, mau minum pun rasanya hambar, bukan air putih maksud Khansa, melainkan teh yang tadi di sediakan. Sampai-sampai Mba Pramugarinya ikut menenangkan Khansa.

Di sini Khansa.

Di rumah sakit besar sambil berlari-larian. Apa yang lebih menyedihkan selain berlarian, tentu di lihat semua orang. Pandangannya seakan merendahkan dan meremehkan.

"Aksaaa" teriak Khansa sepanjang lorong rumah sakit.

"Mba Mba suami saya dimana." Tanya Khansa tergesa melihat suster keluar dari salah satu ruangan.

"Atas nama siapa ya Mba?" Tanya Mbanya kembali.

"Aksa Aksa Mba, yang kecelakaan."

"Lurus saja Mba, itu sudah 6 jam yang lalu."

Khansa mengangguk, di sempatkannya mengucap kan terima kasih. 6 jam yang lalu? Berapa jam Khansa terlambat, sekitar 4 jam Khansa terlambat.

Khansa diam, dia dapat melihat semua keluarga Aksa kumpul dan saling berpelukan. Badannya bergetar menahan isakan, air matanya semakin deras, ini Khansa berdiri 100 meter dari keluarga Aksa yang berkumpul.

"KHANSA." Akhirnya ada salah satu orang yang menyadari keberadaan Khansa. Dia Ibel ya Kakak Aksa.

Cukup sudah, air matanya semakin mengalir deras. Khansa berlari ke arah keluarga itu.

"Hikss maafin Khansa Ma, maafin Khansa Ma maaf." Sungguh Khansa sangat amat merasa bersalah, hidupnya memang selalu menyusahkan orang lain. Pasti kalau Khansa ada disini Aksa tidak mungkin seperti sekarang kan?

Sambil menunduk di kaki Seyla, Khansa terus menangis. Seyla juga menangis sambil mengelus kepala Khansa.

"Bangun sayang." Katanya lembut tapi terasa kesedihan. Sendu.

Perlahan Khansa mulai bangkit.

"Masuk ke dalam Nak."

Khansa diam. Seyla menunjuk ruangan tapi Khansa tidak tahu ruangan apa itu.

"Aksa dimana Ma?"

AKHANSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang