Siapa yang tidak kenal dengan Aksara William?
Laki-laki yang dijuluki 'master gombal' ini memang lah laki-laki tampan. Tapi, ini bukan cerita Badboy apa lagi fuckboy. Ini adalah cerita Aksa, laki-laki tukang gombal, receh, jahil, bobrok, semua itu...
Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
Heyyo! Langsung aja deh, malas b4c0t.
Oh iya, gue sering lieur kalau kecapean. Tandai aja mana yang typo, salah kata, salah penempatan, tandai aja yo gengs.
Oh iye konflik kayaknya chapter 30 an yak? Soalnya ini masih basa-basi ahaha. Yaudah lah ya ditunggu aja konfliknya.
Kalian penganut sad ending atau happy ending?
Silahkan komentar.
🍁🍁🍁
Tidak terasa cepat sekali malam tiba, tadi Khansa sudah meminum susunya, walau awalnya uring-uringan, ternyata baunya tidak enak. Huh.
Karena sudah jam 10 baik Khansa dan Aksa sudah naik ke atas, mau ke kamar untuk beristirahat.
Dan begitu Aksa mau masuk ke kamar, tiba-tiba Papa Alex datang.
"Kenapa Pa?" Tanya Aksa yang sudah mau masuk, satu langkah lagi sudah masuk. Sedangkan Khansa berbalik badan melihat Papa Alex.
"Papa mau bicara, datang ke kantor Papa." Kata Alex tampak serius.
"Pinjam Aksanya sebentar Khansa." Izin Alex.
"Ah iya Pa." Buru-buru Khansa mengangguk.
Setelah itu Alex pergi. "Gue ikut Papa dulu ya, lo mau tidur duluan juga enggak papa." Ujar Aksa dengan senyumnya yang melekat. Kalau di lihat-lihat Aksa memang murah senyum, bawaan fuckboy kali yah?
"Enggak aku nungguin kamu aja." Geleng Khansa, dulu saat Khansa masih tinggal dengan Ibu dan Bapaknya, Ibunya selalu menunggu Bapaknya, ya begitu lah.
Aksa awalnya mau menolak, tapi melihat Khansa yang bermohon-mohon akhirnya hati Aksa luluh.
"Kalau begitu masuk, tunggu gue di dalam. Lo nonton tv atau ngemil di dalam oke?"
Khansa mengangguk lalu masuk ke dalam kamar. Lalu Aksa pergi ke kantor Papanya di rumah ini.
Clek.
Aksa membuka pintu dan melihat Papanya yang sudah duduk di kursi kebangaannya dan memakai kacamata andalannya.
Saat Aksa lihat lagi Papanya memperbaiki kacamatanya dengan jari tengah.
"Astagfirullah untung Papa sendiri." Aksa bermonolog sendiri.
"Sini Sa." Panggil Alex untuk Aksa datang ke hadapannya.
