☃️Episode 22☃️

152 47 23
                                    

Asta menghempaskan badannya ke sofa panjang di aparte Hara. Ia dan Hara pamit dari dorm Galaxy sepuluh menit lalu. Para member Galaxy itu harus mempersiapkan diri untuk melanjutkan syuting lagi. Sisa dua episode lagi dan harus selesai dalam kurun waktu kurang dari empat hari.

Sebagai asisten penuli skenario, Hara sudah menyelesaikan tugasnya. Final script pun telah rampung dikerjakan dan diserahkan oleh Jira kepada sutradara dan para pemain, sebelum mereka diberikan libur satu hari.

Saat semua adegan telah diambil, Hara akan ikut melihat proses editing bersama Jira dan sutradara. Memastikan apabila ada adegan yang terpaksa harus dibuang tidak berpengaruh apapun pada inti cerita. Setelah semua siap tayang, baik para pemain bersama sutradara serta penulis skenario pun siap melakukan press conference dengan media.

"Jadi, kamu akan pulang mendadak lagi seperti waktu lalu?" Hara yang sudah mengganti bajunya dengan kaos kebesaran yang menutupi badannya hingga diatas lutut, duduk di sofa yang sama dengan Asta.

"Aku ambil cuti panjang. Akan disini sampai kamu pulang ke Indonesia," jawab Asta dengan mata terpejam.

"Kenapa? Nanti mama dan papa nggak ada yang jaga!"

"Mama dan papa lebih khawatir sama anak perempuannya sendirian di negeri orang. Aku diutus mereka. Mestinya kamu bersyukur ditemani saudara kembarmu yang tampan."

"Asta, aku bingung harus memakai apa waktu konferensi pers nanti. Aku harus duduk bersama pemain, Jira eonni dan sutradara saat wawancara, karena ide cerita drama ini diambil dari naskah novelku yang juga akan diterbitkan disini. Aku nggak tahu harus bicara apa nanti kalau ditanyai wartawan."

"Pakai baju yang bagus dan high heels merah yang waktu itu aku masukkan kedalam kopermu. Lalu, bicara lah seperti kamu biasa bicara." Asta memberi usul yang bagi Hara sama sekali tidak membantu. Saudara kembarnya itu masih terus memejamkan matanya.

"Lebih baik kamu pulang ke Jakarta sekarang!" Hara melempar bantal sofa pada Asta yang berhasil ditangkap. Asta membuka matanya dan duduk menghadap Hara sambil memeluk bantal itu.

"Aku lebih tertarik membahas apa yang terjadi antara kamu dan member Galaxy itu."

"Maksudmu?"

"Aku mau kamu bercerita mengenai hubunganmu dengan member Galaxy yang baru saja menemanimu jalan-jalan di Everland hari ini."

"Suhan? Hubungan? Kamu ini jetlag atau gimana sih? Bicaranya ngaco."

"Aku kenal kamu seumur hidupku. Masih mau bohong?"

"Jelasin apa yang kamu maksud dengan bohong?" Hara menantang Asta yang menatapnya lekat.

Asta meletakkan kedua tangannya di pundak Hara dan mengamati saudara kembarnya lebih lekat.

"Mata kamu. Senyum member Galaxy yang jadi tour guide kamu hari ini. Sebagai saudara kembarmu, aku bisa tahu arti dari binar matamu. Dan, sebagai sesama laki-laki dengan member Galaxy itu, aku tahu maksud dari senyumnya."

Hara masih memberanikan diri memberikan tatapan menantang pada Asta, meskipun kini jantungnya berdetak cepat karena pemaparan Asta tadi.

"Waktu pertama kali datang kesini, aku pikir kamu ada sesuatunya sama si member Galaxy jago masak itu. Ternyata,  aku kembali kesini perasaanmu berubah haluan pada member Galaxy baby face itu." Asta melepaskan tangannya dari pundak Hara dan kembali pada posisi tidurnya diatas sofa.

"Asta, aku nggak pernah ada perasaan apa-apa sama siapapun disini." Hara berusaha meyakinkan Asta, tapi suara yang keluar justru seperti suara keraguan.

Galaxy, You're My XOXO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang