Karena tidak ingin ketahuan mengintip Riller pun menutup pintunya, dengan cepat Riller meraih topi hitam juga dompet miliknya dan berlari menyusul Zalina.

"mau kemana dia sepagi ini?"
Pagi lebih tepatnya dini hari

---
Jalanan terlihat lenggang tapi
Bukan berarti sepi kendaraan,
Oh ayolah...ini jakarta meskipun dini hari bukan berati jalanan sepi.
Jakarta itu kota yang tidak pernah tidur.

Semilir udara yang cukup dingin membuat Zalina merapatkan jaketnya.

Zalina berjalan pelan di trotoar dengan hp berada di tangan kanan nya dan tangan kirinya bersembunyi di saku jaket yang ia kenakan, Zalina melihat lihat timeline postingan instagram.

Zalina memfollow akun karyawannya dan melihat postingan mereka yang lucu dan menghibur

Postingan Deliana yang menampilkan sederetan foto kucing lucu
"ih lucu banget kucingnya" Zalina merasa gemas dengan kucing itu

Postingan Siti yang menampilkan foto idol korea dengan caption hangul

"astaga tulisan macam apa ini? Aku tidak bisa membacanya" Zalina terlihat bingung bagaimana cara membaca hangul

Postingan Maya yang rata rata berisi curhatan perasaannya dan juga kode kode yang ia tujukan untuk radit.
Postingannya adalah foto selfie maya dengan caption
"Mas R kapan sih peka sama perasaan aku? ILU" (I Love U)

"Semangat maya 💪💪💪" Zalina menulis komentar di postingannya

Saat tengah asik melihat timeline instagram Zalina tidak sadar bahwa ia mulai berjalan keluar dari jalur trotoar bahkan ia tidak menyadari mobil sedang melaju di depannya.

Klakson mobil pun mengejutkan Zalina namun bukannya menyingkir
Zalina malah terpaku di tempat padahal jarak antara mobil dan dirinya tidak lah jauh.

Saat jarak mobil semakin mendekat
Tubuh Zalina di tarik dari belakang seseorang menariknya kembali ke trotoar dan tubuh kaku Zalina berada di pelukan orang tersebut.

Jantung Zalina masih berdebar kencang dan tidak bisa berkata apa apa bahkan ponselnya sudah terlindas hancur dan tidak berbentuk.

Sedikit saja terlambat maka dirinya lah yang akan bernasib sama seperti hp nya, Zalina masih berdiri kaku dan tidak mengeluarkan suara.

Bagi Zalina semuanya berlalu begitu cepat dan ia merutuki kebodohannya yang bisa dengan mudah membunuh dirinya sendiri karena asik dengan hp di jalan, beruntung ada yang menariknya dan menyelamatkannya dari maut.

Mengingat itu Zalina seakan tersadar bahwa ia masih berada di pelukan seseorang namun harum tubuh itu seakan memenangkannya ditambah pelukan erat yang terasa nyaman dan pas membuatnya terlena dan ingin berlama lama, namun ia sadar bahwa itu salah.

Zalina pun melepas pelukan dan melihat wajah penyelamatnya
"terimakasih...Riller...kamu yang menyelamatkan ku?"
Betapa terkejutnya Zalina bahwa yang menyelamatkannya adalah tetangga barunya

"dasar bodoh! Kamu berniat bunuh diri?" Riller terlihat marah besar dengan wajah yang mengeras dan mata tajam yang menusuk

"maaf...aku...aku...tidak berniat bunuh diri aku tahu itu perbuatan bodoh" Zalina pun menunduk dan tidak dapat memungkiri aura tegas yang menguar dari Riller

"kamu beruntung ada aku yang menyelamatkan mu...bagaimana jika tidak? Tentunya kamu akan bernasib sama dengan hp bodohmu itu!" Riller masih memarahi Zalina

"maaf" Zalina menggenggam kedua tangannya di belakang tubuhnya

"maafkan aku telah memarahimu" Riller pun meraih Zalina ke dalam pelukannya dan memeluk dengan erat

My Baby [TAMAT]Where stories live. Discover now