7. Tari si agresif

106K 7.2K 370
                                    

Kanaya tidak terlambat. Ia sudah duduk rapih di kursi belakang. Sebelah tembok sudut kanan. Posisi yang menyenangkan.

Ia bisa menyampir ke dinding tembok kalah kantuk menyerangnya.

Hari ini, kelas dengan mata kuliah Manajemen Pemasaran I diampu oleh Orion.

Mana ini adalah matakuliah wajib untuk jurusannya, tiga SKS pula dan di tambah dosennya adalah dosen galak,killer,pelit nilai seperti Orion.

Lengkap sudah keluhan yang nafas kelas mereka keluarkan.

"Saya tidak perlu mengucapkan selamat pagi kan?"ujar Orion masuk ke kelas. Selalu saja begini.

Jika siang 'Saya tidak perlu mengucapkan selamat siang karna kita sama-sama tau bahwa ini sudah siang.'

Semua kembali kepada kursinya masing-masing. Tampak berbeda jika yang ngajar bukan Orion. Satu meja saja bisa di duduki tiga orang.

Jika bertingkah di kelas pria ini, lengkap sudah penderitaanmu sampai satu semester mendatang.

"Definisi,peranan dan arti fungsi manajemen pemasaran tidak perlu saya jelasin lagi. Karna PDF yang Halogram University peruntukan kepada mahasiswa sudah cukup lengkap."

Kanaya mendengus. Ini sama aja Orion makan gaji buta. Sekalian saja tidak usah masuk satu semester dan membiarkan mahasiswa belajar via PDf.

"Dari dulu, ketika saya mengajar, kalian tentu tau bahwa saya menuntut kalian yang mengais ilmu sendiri sebelum kelas saya di mulai."

Wajah-wajah tegang mulai terpatri. Jangan bilang Orion akan mengadakan kuis dadakan.

Kanaya menatap was-was gerakan bibir Orion.

"Kalian tenang saja, hari ini kita akan kuis dan boleh open PDF."

Tenang katanya? Kuis dengan Orion adalah simulasi neraka versi dunia.

Orion memang selalu begini--menganggap semua mahasiswa adalah pintar. Sepertinya, semua dosen hampir sama.

Baru masuk, belum menjelaskan, tau-tau sudah kuis saja. Sepertinya Kanaya perlu menyurvei beberapa universitas, siapa tau masih ada dosen-dosen lain seperti Orion yang tersebar di seluruh penjuru bumi.

"Gapapa deh, yang penting open PDF,"ujar Elma lega. Setidaknya dirinya yang enggan belajar sebelum kelas di mulai terselamatkan.

Jika di SMA mereka di suapi akan segala jenis mata pelajaran, maka di bangku perkuliahan mereka akan menyuapi diri mereka sendiri dengan mata kuliah.

"Tapi tidak boleh open google,"lanjut Orion. Semua menghela nafas kasar.

PDF hanya berisi point penting. Tidak penjelasan detail. Jika Orion mempersilahkan mereka melihat PDF, bukan berarti itu adalah kunci untuk masuk surga eh maksudnya bukan berarti nyawa mereka bertambah-tambah.

Tetap saja mereka akan mengalami kesulitan karna Orion tidak akan mengeluarkan soal yang mudah.

"Jika ketauan, silahkan untuk libur satu semester di mata kuliah saya."

Habis sudah nyawa mereka. Kanaya rasanya ingin mencabik-cabik wajah datar Orion. Di kira semua otak dalamnya sama kaya otak yang mahasiswa-mahasiswi miliki?

Nafas Kanaya menderu, ingin mendebat tapi ia tau bahwa ia akan salah tempat.

"Kejam amat sih Buk itu misua,"bisik Elma.

"Au ah, gue juga pusing!"

"Awas aja lu nilai tinggi, artinya Pak Rion udah info kalau mau ada kuis!"

Suamiku Dosen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang