Perasaan tidak enak, Si Putri Duyung Cinta

1.3K 132 54
                                    

Sejujurnya Shani masih sangat menyayangi Viny. Dia menyadari perubahan Viny yang tidak terlalu over protective akhir-akhir ini.
Tapi dia dibuat pusing dengan kelakuannya sendiri. Dia dibuat bimbang dengan perasaannya.

Beby. Shani sudah jatuh ke dalam hati kaptennya itu. Perlakuan manis untuknya, sifat konyolnya, dan keramahan pada semua member membuat Shani semakin kagum. Dia tidak tahu harus bagaimana. Terpaksa harus menjalani apa yang ada saat ini.

"Kok aku pengen ke Kak Viny ya." Monolog Shani yang masih betah di atas kasurnya.

"..Iyadeh. Pengen ngasih surprise." Lanjutnya kemudian bergegas ke kamar mandi untuk mulai bersiap-siap.

***

Tepat pukul 10.00, Shani sudah sampai di rumah Viny diantar oleh Henri, kakaknya.
Dia melihat ke sekeliling, mobil hitam Viny tidak ada. Apa Viny pergi? Batin Shani.

Namun tidak perlu berlama-lama Shani langsung mengetuk pintu dan bertemu dengan Mama Viny.
Tentunya mereka langsung berpelukan melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu.

"Kak Viny pergi ya, Mah? Kok mobilnya ga ada?" Tanya Dhani ketika sudah duduk di sofa.

"Mobilnya dipake Viddy. Viny di atas kok. Gih samperin." Ujar Mama dengan lembut.

"Yaudah aku ke atas ya. Oh iya ini ada kue buat Mama."

"Wahh pake repot-repot. Makasih ya cantik." Mama Viny tersenyum lebar kagum akan keramahan dan kesopanan Shani. Di mata sang Mama, Shani memanglah teman Viny yang paling 'kalem' yang pernah beliau kenal.

"Iya sama-sama, Mah. Aku ke atas ya."

Shani segera berjalan menaiki tangga menuju kamar Viny. Terlihat pintunya yang sedikit terbuka membuat Shani penasaran dan mengintipnya terlebih dulu.
Ternyata Viny sedang berkutat dengan hobinya akhir-akhir ini. Pantas saja dia tidak memberi kabar pada Shani.

"Hai." Sapa Shani singkat membuat Viny menoleh dan menunjukkan wajah  cengonya. Dia sedikit mendongakan kepalanya untuk melihat Shani karena matanya tertutup poni. Lucu sekali.

Namun setelah sadar bahwa itu Shani, Viny langsung teriak kegirangan karena Shani tidak memberitahu akan ke rumahnya.

"Iiii, Shaniii. Kok udah di sini ajaa!" Viny bangkit dari duduknya dan merentangkan tangan untuk memeluk Shani.

Shani pun membalas pelukan Viny, "Hehe gantian surprise."

"Kan kemaren aku bilang dulu walaupun udah di jalan. Eh kesini naik apa?"

"Sama Koko tadi tenang aja." Jawab Shani yang masih betah berada di ceruk leher Viny karena Viny pun tidak mau melepaskan tangannya dari pinggang Shani.

Sebenarnya, apa tujuan Shani ke rumah Viny tiba-tiba? Apa dia memang merindukan Viny? Atau dia mempunyai firasat bahwa ini akan menjadi pertemuan terakhir selama mereka berpacaran? Dalam arti lain, Shani memilih Beby?

"Kakak sibuk apasii? Pasti belum mandi yaa?" Tanya Shani penasaran sambil menoel-noel hidung Viny.

"Oh iya, ini lagi kelarin pesenan orang-orang. Sini." Viny menarik tangan Shani ke tempat tidurnya.

"Bagus. Aku pengeen. Ajarin, boleh?"

"Boleeh. Ntar aku bikin juga buat kamu yang spesial. Di baju deh, mau?"

"Mauu!" Viny tersenyum lebar dan langsung menciumi pipi Shani yang duduk di sebelahnya. Menggemaskan sekali jika Shani-nya seperti ini.

Akhirnya Viny pun mengajari Shani bagaimana cara membuat embroidery. Dengan teliti Shani memperhatikan jari lentik Viny yang menunjukkan keterampilannya dalam berseni.

Detik Terakhir [END]Where stories live. Discover now