Putus asa?

621 102 7
                                    

Kalo ada typo maaf ya.. dan maaf pendek wkwk

Dengan cepat Viny melepaskan genggamannya dari tangan Becca. Tentu ekspresinya sangat aneh saat ini.

Padahal bisa saja Shani tidak mempermasalahkan itu karena.. sudah bukan siapa-siapanya lagi, bukan?

"E-eh ada Kak Viny.." Shani sedikit gugup, lalu berjalan menghampiri Becca. "Becca.. kok bisa sih? Kata dokter gimana?"

"Mungkin lagi gak beruntung ya hari ini hehe. Kata dokter gapapa kok, cuma aku shock dan ini lecet-lecet aja."

"Syukur deh. Tapi harus bed rest lama dulu ya? Jangan keburu pengen aktivitas."

Viny merasa bingung sekarang berada diantara keduanya yang sedang asyik mengobrol. Dia membuka aplikasi media sosial dan mencuitkan sesuatu.

 Dia membuka aplikasi media sosial dan mencuitkan sesuatu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hahh?!"

Keduanya menoleh, "Kenapa kak?" Tanya Becca penasaran.

"Eh, gapapa kok hehe."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aneh ihh Kak Viny..Eh btw, kamu malem-malem kok kesini, Shan?"

"Iya, tadi kebetulan lagi latihan. Terus si Fira ngabarin kalo kamu masuk RS. Yaudah aku sempetin ke sini."

Becca memegang tangan Shani, "Thanks ya, Shan."

"Santai aja, Becca. Kaya sama siapa aja."

Viny kemudian bangun dari duduknya, "Duduk sini.. Shan." Ujarnya diakhiri keraguan ketika menyebut nama Shani.

"Eh gausah gapapa kok. Aku juga mau langsung.. oh ya, nih Bec, aku bawain buah sama roti. Dimakan yaa."

"Makasih Shaan. Tapi kok buru-buru amat sih, baru juga sampe."

"Hehe iya, aku capek abis latian dari sore. Besok-besok jengukin lagi kok. Yaudah, aku balik yaa. Cepet sembuh lohh. Bye.."
Shani melirik ke arah Viny, "Kak, duluan ya." Lanjutnya diakhiri senyum simpulnya.

Viny membalas dengan senyuman dan anggukkan.

Shani pun berjalan keluar dari ruangan, dan dia berpapasan dengan Papa Becca. Namun Shani hanya menyapa dan kemudian melanjutkan langkahnya.

"Becky.." Panggil sang papa dengan panggilan kesayangannya.

"Papa.."

Viny menyunggingkan senyumnya melihat keduanya berpelukan, "Malam, Om."

"Malam, kamu Viny kan? Senior Becca di kantor?" Tanya Papa Becca dengan logat yang masih ke-Barat-baratan.

"Iya om bener."

"Becky.. you both..?" Papa Becca menggoda putrinya sembari tersenyum.
Otomatis Viny langsung membelalakkan matanya karena paham maksud beliau.

"Papa Noo!" Becca menyangkal dan sedikit salah tingkah, sementara Papanya hanya terkekeh.

Viny? Dia hanya menunduk dan menggaruk-garuk kepalanya.
Dia benar-benar heran, bagaimana bisa Papa Becca seperti itu? Dia belum tahu fakta tentang Becca dan masa lalunya, yang sempat diceritakan pada Shani waktu itu.

"Papa, when will Mama come here?" Rengek Becca.

Mamanya sedang berada di Bandung, rumah nenek Becca. Itulah alasan mengapa hanya ada sang Papa saat ini.

"Maybe tomorrow your Mom will be here.. Oh c'mon, Becky.. Don't make a face like that." Lagi-lagi, Becca digoda oleh papanya karena memasang wajah sedihnya.

Tiba-tiba Viny mengingat Shani. Dia berpikir bahwa Shani akan pulang sendirian. Apalagi, ini sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dia khawatir.

"Umm, Becca, Om. Saya mau izin pulang ya. Udah malem." Ujarnya sedikit canggung.

"Yahh.."

"Becky, it's too late. Kasian dia pulangnya. Biar besok dia jenguk lagi.. Oh, Viny, terima kasih ya udah mau nungguin Becky dari tadi. I owe you."

"Oh, sama-sama, Om. Gak masalah kok. Saya seneng nemenin Becca di sini.. kalo gitu, saya pulang ya. Becca, cepet sembuh yaa. Bye.."

"Bye, Kak.." Becca tersenyum kecil dan memandangi Viny melangkahkan kakinya keluar dari ruangan.

Hanya butuh waktu beberapa menit, Viny akhirnya sampai di lobby rumah sakit. Dia mencari-cari keberadaan Shani. Padahal, jarak antara ruangan Becca dan lobby lumayan jauh. Namun dia secepat itu menghilang.

Sampai akhirnya Viny melihat Shani di parkiran depan rumah sakit memasuki mobil. Viny berpikir bahwa dia memesan mobil online. Namun terlihat aneh karena Shani duduk di samping kemudi.

Lalu Viny mendekat ke arah mobil yang dia parkir dengan berlari kecil sambil mengawasi Shani. Dan ternyata, dia bersama Erzo.

"Ternyata kamu bener-bener masih sama dia, Shan?"

"Pantes seolah-olah kamu gakpapa waktu bilang soal Becca."

•••

"Kamu kenapa? Capek banget ya?" Tanya Erzo memecah keheningan.
Dia melihat Shani hanya diam saja sejak keluar dari rumah sakit.

"Yakai kesurupan suster ngesot?" Batin Erzo.

"Gapapa kok. Capek aja abis latihan. Btw, makasih ya udah mau jemput terus anter jengukin Becca."

"My pleasure. Eh iya, Becca gimana?"

"Dia baik-baik aja kok. Lecet-lecet aja gak sampe parah untungnya."

"Syukur deh."

Suasana di dalam mobil kembali hening.

Di dalam pikiran Shani kembali terlintas kejadian tadi. Kejadian dimana Viny dan Becca saling menggenggam satu sama lain.

"Apa mereka udah.."

"Gak gak. Gamungkin!" Ujar Shani tiba-tiba, yangmana menbuat Erzo semakin kebingungan.

"Shani kamu kenapa?"

"Aah itu, gapapa kok hehe."

"Kamu, gak liat sesuatu kan di rumah sakit tadi?"

"Tentu liat." Batinnya.

"Tuh kan diem lagi."

"Erzoo, aku gapapa ih. Kamu ngira aku kesurupan setan rumah sakit??"

Erzo terkekeh, "Ya abis ngeri gituu."

Shani hanya mendengus kesal dan menyenderkan tubuhnya ke jok mobil.


Tbc ah.

Ada yang bisa nebak part selanjutnya gimana? *sokasik*

Detik Terakhir [END]Where stories live. Discover now