Kok bisa?

667 102 8
                                    

Sontak Chika terkejut mendengar pertanyaan Shani. Shani tersenyum melihat itu.

"Cici..T-tau darimana?"

Raut wajah Chika panik sekarang.

"Tadi aku gak sengaja denger kalian berantem. Dan aku nebak aja kalo kalian ada apa-apa. Dan kamu tiba-tiba nanya hubungan aku sama mantan. Maaf ya, gak maksud nguping."

"J‐jangan bilang-bilang ya, Ci. Aku takut Ara marah." Chika menundukkan kepalanya. Dia masih malu karena Shani tau ini, juga dia takut dengan Ara.

Shani menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Chika lalu memeluknya dari samping.
"Aku ngerti. Aku gak akan bilang ke siapapun tentang ini."

•••

"Oh iyaa. Ntar kita ketemuan di mall aja kalo gitu. Aku kebetulan mau ke sana juga sore ini."

"Oke Shan. See you!"

Hari ini lumayan senggang bagi Shani karena tidak ada jadwal kegiatan apapun. Sebenarnya dia sangat bosan di rumah. Namun dia juga malas untuk keluar karena cuacanya benar-benar panas saat ini. Lagipula tidak ada tujuan.

"Shan.." Terdengar suara kakak Shani memanggil dari depan pintu kamar.

"Iya, kenapa Ko?"

"Tuh ada Erzo."

Shani memejamkan matanya menahan emosinya, "Kenapa harus ke sini sih??" Ujarnya dalam hati.

Pada akhirnya, Shani terpaksa keluar menemui Erzo. Bagaimanapun juga, dia selalu baik dengan Shani, dan terlihat mulai berubah. Namun tetap saja, Shani masih malas bertemu dengannya.

"Kenapa?" Tanya Shani ketus setelah duduk di sofa, tentu tanpa melihat ke arah Erzo.

"Aku tau kamu lagi free makanya aku ke sini."

"Ya terus??" Batin Shani.

"Yaa.. sebenernya gausah juga gapapa sih hehe."

Erzo tersenyum, "Udah makan?" Shani menggelengkan kepalanya malas.

"Mau makan di luar?"

"Umm, gak deh. Panas lagi males keluar."

"Yaudah aku masakin ya."

Erzo ini memang orang yang mandiri. Dia juga suka bergelut dengan alat-alat dapur. Dan ya, dia suka memasak.

Sebenarnya ini yang Shani kagumi dari Erzo. Dia tidak pernah gengsi, dan sangat sayang keluarga. Dia mau belajar apa yang dia ingin bisa. Dan memasak adalah salah satu hobinya sejak dulu. Bukan hanya makanan Indonesia, dia bahkan bisa memasak masakan luar.

"N-nggak usah gapapa. Aku lagi gak laper."

Erzo menghela nafasnya, "Tapi kamu harus makan Shaan. Kamu kan sering banyak kegiatan. Imun kamu harus kuat apalagi kondisi kaya gini."

"Yaudah kalo kamu mau masak, masak buat kamu aja sama Koko tuh kali aja dia mau."

"Hmm. Aku cuma mau masakin kamu."

•••

You have a new message from Lidya

Pin, lo balik jam berapa?

Kaya biasa lah. Kenapa?

Gue pengen makan di luar. Temenin yuuk. Gue jemput lo deh.

Yee gue kan bawa mobil

Lagian gue gabisa deh gue ada acara

Detik Terakhir [END]Where stories live. Discover now