part 26

2.2K 148 34
                                    

"Loh kalian semua kok bisa berada di sini?"

Fanya tentu saja sangat kaget mendapati penampakan anggota keluarganya saat baru saja membuka pintu, bahkan Kakeknya pun ikut pula berada di sana.

Fanya yang tersadar dengan siapa ia datang tadi, langsung bergerak untuk menutup pintu. Tapi usaha gadis itu gagal. Ia bahkan nyaris terjungkal karena terdorong oleh Ervan yang hendak masuk.

"Kamu kok main tutup pintu aja sih... Eh ada keluarga kamu di sini," Ucap Ervan gugup dengan mata sedikit membulat.

Aduh, bagaimana ini. Semua anggota keluarga Fanya ada di sini.

"Malam Om, Tante, Kakek." Sapa Ervan satu persatu dengan suara sedikit kaku, sekaku sikapnya saat ini.

"Gue sama Bang Fedro sekeluarga nggak sekalian ikut lo absenin juga Van," tegur Jace dengan seringai kecilnya.

"Hah," Balas Ervan yang mengerut bingung, tapi ekspresi lelaki itu langsung berubah cemberut melihat tawa senang Jace.

Sialan, tuh anak malah ngeledekin gue.

"Kamu sering main ke apartemen anak gadis saya?" Tanya Nash dingin.

Pertanyaan dengan nada tidak bersahabat dan penuh dengan tuduhan itu, tentu saja membuat Ervan semakin  di landa perasaan tidak nyaman, hingga kekesalan yang sempat mampir karena tingkah menyebalkan Adik kekasihnya itu langsung lenyap berganti dengan rasa gugup dan cemas.

"Iy... Eh enggak kok Om, saya cuma mengantar Fanya pulang."

"Kalau cuma mengantar saja, kenapa harus ikut masuk kedalam, kamu tentu tahukan kalau Puteri saya tinggal seorang diri di sini."

"Saya tahu Om, tapi saya cuma... "

"Fanya, Papah tidak suka kamu membawa masuk seorang lelaki ke dalam apartemenmu."

Tiba-tiba saja Ayah Fanya memotong kalimatnya dan langsung memarahi Putrinya di depan Ervan, dan itu jelas semakin menambah ketidak nyamanan lelaki itu.

Inikah yang Ibunya khawatirkan selama ini?

Seketika rasa bersalah dan sesal merayapi hati Ervan karena telah mengabaikan nasihat Ibunya.

"Tapi Pah, Ervan itu kan... "

Suara bantahan dari Fanya kembali menarik Ervan ke dalam dunia nyata.

"Apalagi dia adalah kekasih kamu, itu lebih berbahaya!" Potong Nash tajam.

"Kami nggak melakukan apa-apa Pah. "

"Tidak melakukan apapun katamu, kamu pikir Papah percaya, bibirmu bahkan masih terlihat bengkak."

Astaga! Papah tahu.

Sebelum keluar dari mobil mereka tadi sempat berciuman cukup lama di  area parkir basement, dan pernyataan telak dari orang tua lelaki kekasihnya itu, tentu saja membuat rasa bersalah Ervan semakin bertambah besar.

Ayah Fanya pasti akan semakin tidak menyukaiku.

"Kamu akan Papah kirim ke Medan, mengurus salah satu cabang perusahaan kita di sana."

"Tapi Pah .. "

"Papah kasih kamu dua pilihan. Pergi mengurus  perusahaan kita di Medan, atau memilih untuk mengakhiri hubunganmu  dengan Ervan. Papah juga bisa mengirim kekasihmu ini ke tempat antah brantah kalau kamu masih juga terus menolak permintaan Papah."

"Jangan dong Pah, Fanya kan putri papah."

"Yang bilang kamu Putrinya pembantu siapa, " Balas Nash cuek.

mengejar cinta brondongWhere stories live. Discover now