part 10

2.5K 148 11
                                    

Ervan duduk di kursinya dengan kikuk, apalagi saat  mendapati beberapa pasang mata yang menatap penuh rasa ingin tahu ke arahnya.

Ia sedang duduk menghadap meja makan berukuran besar, yang telah terisi penuh oleh berbagai jenis  hidangan. Jika ia berada di rumahnya sendiri, ia tidak  akan mungkin setegang ini, pastinya ia dengan santai menikmati masakan sederhana yang biasa dimasak Ibunya, sambil sesekali bercanda ringan dengan Adiknya Intan.

Tapi kini Ervan tengah berada di ruang makan berukuran luas dengan berbagai peralatan makan mewah bersama dengan hidangan malam yang tak kalah mewahnya.

Ya, ia kini tengah berada di rumah atasannya, lelaki itu kembali memaksanya untuk makan malam bersama, setelah ia mengetahui Ervan telah resmi menjadi kekasih Kakaknya, ingat.. kekasih paksa.

Sialnya saat ini Ervan tidak hanya makan malam bersama Jace, Fanya beserta keluarga kecilnya seperti yang pernah mereka lakukan dulu. Atasannya itu ternyata juga  mengundang saudara lelakinya yang lain bersama dengan kedua Orang tuanya.

Alhasil Ervan menjadi pusat perhatian di ruangan luas tersebut, dan harus menjawab berbagai pertanyaan penuh selidik dari kedua Orang tua gadis itu.

"Siapa namamu?" Tanya Nash sambil menatap tepat ke mata Ervan.

"Ervan Om," jawab Ervan sedikit kikuk.

"Nama lengkap?" Tanya Nash tak puas dengan jawaban singkat Ervan.

"Ervan Yudha Prawira, Om." Jawab lelaki itu sedikit menunduk, tatapan dari Ayah atasannya itu benar-benar sangat tajam membuatnya makin tak nyaman.

"Sudah berapa lama kamu mengenal Putri saya Ervan?" Tanya Alvinash kembali, yang kini merubah posisi duduknya dengan tangan bersedekap di dada, sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Satu tahun lebih Om, tepatnya setelah saya bekerja di perusahaan Putra anda," jawab Ervan sopan.

"Hmmm... Cukup lama juga," gumamnya pelan.

"Lantas, kapan kalian mulai pacaran?" Tanya Tania antusias, wajah wanita itu tampak lebih terlihat santai dengan senyum lembutnya, sangat berbanding terbalik dengan suaminya yang terus menatap tajam Ervan dengan ekspresi kerasnya itu.

"Baru tadi pagi Tante."

Itu juga karena terpaksa.

"Oh, kalian baru jadian ternyata," ucap Tania di iringi senyuman.

"Iya Tante."

"Kamu beneran sayang kan sama Putri Tante?"

"Sa .. Sayang Tante."

Ah, gue jadi terpaksa bohong.

Ervan melirik ke arah Fanya, wajah gadis itu tampak merona dengan senyum malu-malunya.

Duh, jadi baperkan si Fanya.

+++

Suara pancuran air dari kolam ikan, sedikit memecah suasana hening dari sepasang anak manusia yang tengah duduk berdua di area belakang rumah, berbatasan dengan ruang keluarga yang saat itu dalam keadaan cukup sepi. Dari balik folding door  yang saat ini dalam keadaan terbuka lebar, hanya terlihat sosok Fredo yang tengah berbaring santai di atas sofabed sambil  menonton film.

"Bentar ya Van, aku balas ini dulu," ucap Fanya kembali bersuara yang sejak tadi diam sambil sibuk bermain ponsel.

"Iya," jawab Ervan enggan.

Sekilas Ervan sempat melihat nama Hendra, dari pesan-pesan cating yang di kirim lelaki itu pada Fanya.

Kalo kayak gitu, ngapain juga dia di sini. Bikin capek doang.

mengejar cinta brondongWhere stories live. Discover now