part 32

1.1K 102 17
                                    

Ervan yang masih kesal dengan pernyataan Linda barusan, langsung meninggalkan arena pesta tanpa berpamitan. Perbuatannya itu tentu saja menimbulkan rasa heran dan tanda tanya dari pemilik acara dan para tamu yang hadir.

"Maaf, tadi aku belum meminta persetujuan darinya untuk mengumumkan hubungan kami, mungkin dia kesal karena hai itu," dusta Linda. Gadis itu lalu ikut melangkah keluar ruangan. Berusaha mengejar sosok Ervan  yang sudah tak terlihat.

Saat diparkiran, tak ditemuimya keberadaan Ervan. Dengan sedikit tergesa Linda masuk ke mobilnya, bermaksud hendak menyusul Ervan, yang mungkin sudah berada di luar gedung. Kendaraan yang dikemudikan Linda pun langsung melesat pergi meninggalksn parkiran basement.

Tanpa Linda ketahui, sebenarnya Etvan masih berada di sekitar area parkiran. Ervan memang sengaja bersembunyi sambil menunggu gadis itu pergi.

Setelah mobil yang dikendarai Linda menghilang dari pandangan, Ervan segera keluar dari persembunyiannya. Lelaki itu kembali masuk ke dalam ruangan pesta. Menimbulkan tatap keheranan dan penuh tanya dari semua yang hadir.

"Eh Van, tadi Linda baru aja ..."

Perkataan sepupu Linda terhenti, Karena gerakan tangan Ervan yang memintanya untuk diam.

"Aku hanya ingin meralat pengakuan Linda tentang kami. Dia bukan kekasihku. Aku sendiri telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai. Dan gadis itu jelas bukan Linda. Dalam hal ini, sepupumu telah berbohong. Hanya itu saja yang ingin aku sampaikan. Permisi." Pamit Ervan. Ervan langsung berbalik pergi setelah memberikan pernyataan singkatnya.

Awalnya Ervan berpikir untuk berbicara dengan gadis itu sekaligus meminta penjelasan kenapa Linda sampai mengatakan hal tersebut. Namun setelah Ervan pikir lagi, masalah ini harus segera diselesaikan agar tidak terus berlarut, yang nantinya hanya akan menimbulkan kesalah pahaman, dan menjadi bumerang untuknya dikemudian hari.

Bukan salahnya kalau gadis itu akan mendapat malu. Lagipula, siapa suruh dia berbohong. Pikir Ervan membenarkan kata hatinya.

Ervan sampai dirumah empat puluh menit kemudian. Di sana dirinya sudah di tunggu oleh Intan yang menunggunya di teras depan.

"Bang, tadi Linda kemari cari Abang. Ada masalah apa sebenarnya, kenapa kalian bisa pulang sendiri-sendiri?" Tanya Intan saat Ervan baru saja menutup pintu pagar.

"Memangnya, temanmu itu nggak cerita sama kamu?"

"Cerita apa?" Tanya Intan bingung.

"Temanmu itu telah seenaknya mengaku-ngaku Abang sebagai kekasihnya di hadapan semua orang."

"Hanya itu. Kirain masalah apa." Jawab Intan yang hendak berbalik masuk, namun gagal Karena Ervan  langsung mencegatnya.

"Hanya itu kamu bilang. Temanmu itu sudah keterlaluan In." Jawab Ervan tak terima.

"Lantas Abang mau apa?" Tantang Intan sambil menatap langsung bola mata Ervan.

"Aku udah jelasin semuanya sama semua tamu yang hadir."

"Abang keterlaluan " rengek Intan kesal.

"Loh, kok malah abang yang kamu bilang keterlaluan."

"Abang udah mempermalukan teman Intan."

"Siapa suruh teman kamu berbohong. Lagipula, bukankah temanmu itu sudah tahu kalau Abang udah punya cewek."

"Siapa? Tante ganjen itu."

"Fanya nggak ganjen," Bela Ervan tak terima. "Dan dia bukan Tante-tante. Lagian, kamu kenapa sih benci banget sama Fanya."

"Apasih yang Abang lihat dari dia, cewek agresif kayak gitu kok dipacarin. Abang nggak tahu aja mantannya selama ini ada berapa?"

mengejar cinta brondongDonde viven las historias. Descúbrelo ahora