Part 19

75 9 1
                                    

"Aku mau kita putus," ujarku pada Richard.

"Tapi kenapa, Ren? Aku cinta sama kamu," jawabnya.

"Sama Nita kamu juga cinta kan? Aku yakin dengan pasti, kamu akan lebih bahagia sama Nita," ujarku.

"Nggak. Aku suka kamu. Cuma kamu," ujar Richard meyakinkan.

"Sori, Chard, aku nggak bisa terima lagi. Kamu udah terlalu banyak membohongi aku. Selamat tinggal," ujarku.

"Oke, kalo itu mau kamu!" teriak Richard lalu pergi. Tidak ada airmata yang jatuh, tidak ada hati yang sakit. Aku berjalan ke halte dengan tenang. Mungkin belum saatnya aku memulai cerita yang berakhir dengan bahagia, tapi setidaknya, berakhir dengan tenang.

*****************

2 tahun kemudian...

"Aduh, aktingmu jelek banget sih? Dasar amatir!" teriakku.

"Apa katamu? Yang bener aja!!" teriaknya marah.

"Eh, udah-udah! Kok suami istri bertengkar sih?" lerai Nico.

"Gimana lagi, dia tuh bener-bener nyebelin! Aku nggak tahu kenapa bisa nikah sama dia!" ujarku kesal.

"Kamu pikir aku seneng menikah sama kamu??" teriaknya, "masih banyak yang lebih baik dari kamu!"

"Pak Imawan, Bu Imawan, ada yang mau ketemu nih, katanya dari majalah infotaiment," lapor salah satu kru.

"Eh, apa? Oh ya, tunggu bentar," ujarku.

"Yuk, ah, cepetan, jangan lambat!" perintah Arnold.

"Enak aja! Kamu tuh, yang lambat!" balasku.

TAMAT

Scenario WriterWhere stories live. Discover now