10

62 4 0
                                    

Sesungguhnya chanyeol sedikit menyesali perbuatannya seminggu yang lalu. kala dirinya melihat yeoja itu dangan pipi yang masih lebam dan bibir merah meninggalkan bekas luka. tetapi mengingat kalau yeoja itulah yang mengakibatkan namja yang dicintainya itu akan meregang nyawa, dirinya dikuasai emosi. karena demi apapun itu kalau itu berurusan dengan baekhyun, dirinya tidak akan segan-segan untuk langsung membunuhnya. dan untuk yeoja ini, untung saja chanyeol bisa mengendalikan emosinya sehingga tidak jadi untuk membunuh hye ra.

apa?

mengendalikan emosi?

mengendalikan emosi bagaimana kalau lebam dan luka hye ra saja masih tercetak jelas di wajah yeoja itu padahal ini sudah seminggu berlalu atas kejadian itu.

"chan?" namja tinggi itu sedikit tersentak tatkala ada yang memanggil dirinya. ternyata..

"baekhyun!" namja mungil itu yang memanggilnya karena mendapati namja tinggi itu melamun di singgasananya. sedangkan sang ratu sudah pergi melihat kawasan ladang.

"kau kenapa chan? sedang memikirkan apa?" tanya baekhyun penasaran. sedangkan chanyeol kaget begitu saja. apa kelihatan sekali kala dirinya sedang melamun?. padahal dirinya sudah bersikap biasa saja dari tadi.

"apa sebegitu kelihatannya baek?"

dan baekhyun mengangguk setuju sebagai jawabannya.

"gwenchanayo baek, aku baik-baik saja. hanya memikirkan masalah tambang saja" ujar chanyeol meyakini. sedangkan baekhyun hanya mengangguk tanda dirinya mengerti.

"chan?"

"ne, ada apa?"

"apa lebam yang ada di wajah noona itu kau yang melakukannya?" itu membuat chanyeol terdiam seribu bahasa. bagaimana dirinya mengatakan tentang ini?

"iya, aku yang menamparnya"

"Haa? kenapa chan? noona salah apa sampai-sampai kau menamparnya?" tanya baekhyun dengan nada tidak percayanya. tidak menyangka bahwa yang dikatakan pengawal lainnya itu benar.

"baek dengar! dia yang sudah berusaha membunuhmu dengan mendorongmu ke danau itu. aku sangat panik baek. aku sangat takut melihatmu tenggelam dan langsung menutup matamu. maid-maid bilang bahwa dialah yang telah mendorongmu ke dalam danau. aku tidak mau sampai kau kenapa-napa baek. a-aku tidak mau kehilanganmu" ucap chanyeol sambil tangannya itu memegang tangan baekhyun dengan erat. namja mungil itu melihat ke dalam mata bulat itu. ada ketakutan disana. dia tahu bahwa namja tinggi itu sangat mencintainya makanya waktu dirinya tenggelam, chanyeol lah yang menolongnya dengan wajah panik serta ketakutan.

dan baekhyun tahu bahwa ada yang lebih tersakiti disini.

hye ra

iya. yeoja itu. baekhyun tidak boleh egois. namja manis itu langsung menyentakkan tangannya itu membuat genggaman itu lepas. dan membuat chanyeol langsung melongo seakan berkata 'ada apa?'.

"chan, aku tahu kau sangat mengkhawatirkanku waktu itu, tapi bukan berarti kau harus menampar istrimu seperti itu dan aku tahu kalau kau memerintahkan tabib D.O untuk tidak mengobati noona, iya kan?" ucap baekhyun sedikit marah. walau bagaimanapun hye ra tetap istri yang sah buat chanyeol. mendengar itu chanyeol langsung berdiri dari singgasananya dan mencengkram bahu baekhyun. namja mungil itu hanya meeingis karena cengkraman itu sedikit sakit di bahunya. mata bulat itu terlihat sangat marah tentunya.

"iya. memang aku yang telah menyuruh mereka untuk tidak mengobati yeoja sialan itu. itu hukuman buat dia. dia yang telah mendorongmu baek. kau tahu? aku tidak segan-segan akan melenyapkannya kalau sampai itu terjadi lagi. aku sangat-sangat mencintaimu dan aku akan melenyapkan siapa pun yang berusaha untuk membunuhmu baek" ucap chanyeol yang langsung memeluk baekhyun. namja mungil itu terkesiap akan ucapan namja tinggi itu.

sedikit senang akan perlakuan namja tinggi itu. ternyata namja itu masih mencintai dirinya. tapi bagaimana dengan hye ra? baekhyun bingung sekarang. namja mungil itu membiarkan saja dirinya dipeluk chanyeol. sesekali namja tinggi itu mengecup pucuk surai baekhyun. pemandangan itu tidak lepas oleh kedua pasang mata sendu di balik tembok tersebut.

dan lagi, nyatanya aku tidak bisa membuatmu mencintaiku secantik apapun diriku.



































Di danau belakang istana, terlihat seorang yeoja yang kini berdiri di tepi danau dengan tenang sambil melihat alam sekitarnya yang mulai gelap. gelap seperti hatinya sekarang ini. yeoja itu menghela napasnya pelan. berusaha untuk menerima keadaannya yang sesungguhnya rapuh itu.

cinta yang dipendamnya kini hanyalah terbuang sia-sia kala melihat dan mendengar pembicaraan kedua sejoli tadi.

"Aku sangat-sangat mencintaimu dan aku akan melenyapkan siapapun yang berusaha untuk membunuhmu baek"

kata-kata itu terus terngiang di kepala hye ra.

sangatlah manis.

sangat manis sehingga membuat air mata itu jatuh dengan derasnya. tidak menyangka kata-kata itu bukan untuk dirinya tapi untuk orang lain yang itu hanya seorang pengawal saja.

hye ra bukannya jijik akan percintaan sesama namja tersebut karena di desa-desa pun ada percintaan seperti itu. tetapi hye ra iri. iri akan baekhyun yang sangat dicintai oleh chanyeol. hye ra juga manusia biasa meskipun memiliki kekuatan, namun dirinya juga mempunyai rasa iri di dalam hatinya.

kapankah dirinya bisa seperti baekhyun yang sangat dicintai oleh chanyeol?

tidak pernah rasanya dalam hidup hye ra dicintai seperti itu. bahkan dengan tega ayahnya dulu membuangnya dan ibunya meninggalkan seorang diri di dunia ini. tidak ada rasa cinta sekalipun untuknya. terakhir, namja yang berstatus suaminya itu. hanya status, tetapi hatinya tidak bisa ia miliki.

sampai detik ini pun hye ra tidak pernah diperlakukan sebagai seorang istri. hye ra tidak pernah tidur bersama dalam satu ranjang apalagi menyentuh seperti yang dilakukan pasangan suami istri di luaran sana. hal kecil pun seperti memeluk atau menciumnya pun tidak pernah. dirinya dibiarkan begitu saja sesuka hati seperti namja tinggi itu tidak mengenalnya sama sekali.

dirinya kira cinta itu datang karena terbiasa. tetapi itu tidak bagi chanyeol. cinta chanyeol hanya untuk baekhyun seorang sampai kapan pun itu. meskipun sangat lama tidak pernah bertemu, tapi cinta itu masih ada.

hye ra menghela nafasnya berat. sepertinya dirinya tidak ada lagi kesempatan untuk bisa merasakan cinta suaminya. mungkin dengan melihatnya bahagia itupun sudah cukup meskipun bahagia bersama orang lain.

"Aaakkhh"

entah kenapa tiba-tiba dada hye ra bergemuruh dengan hebat. sakit rasanya. memang kala dirinya merasa lelah dan dipaksakan untuk berpikir berat, dadanya akan seperti ini. tangan yeoja itu memegang dada bagian kirinya. tepat pada black pearlnya bersarang.

tidak!!

ada apa dengan black pearl-nya?

dan sejak kapan iris mata yeoja itu menjadi biru terang. ini efek black pearlnya bergemuruh. sejenak memori singkat itu langsung diingat oleh hye ra. dan sampai kapan pun hye ra tidak akan bisa melupakan sosok tersebut.

ibu ...

"akkhh.. i-ibu!!" sambil tangannya mencengkram dada kirinya dan mulutnya menggumamkan kata ibu tersebut. mata birunya sudah mengeluarkan air mata dan wajahnya sangat pucat. tubuhnya pun sudah mulai goyah. dan ..

GREP..

sebelum jatuh ke tanah, tubuh rapuh itu langsung ditangkap dalam sekejap. mata biru itu berusaha untuk melihat siapakah yang rela menolong dirinya tersebut. tapi percuma, mata biru itu langsung tertutup rapat dan tidak sama sekali mendengar teriakan dari sang penolong.






next...

pliss vote ya kalau mau komen..

WHY DID YOU CHOOSE IT? (END)Where stories live. Discover now