28. Harus Senang atau Sedih?

2.4K 220 53
                                    

Semoga yang Votmen dilancarkan jodohnya:))
Happy Reading ♥️

"Aku bahagia, sangat bahagia. Jadi tolong, jangan kau kacaukan kali ini. Biarlah rasa bahagia ini berlangsung untuk beberapa waktu."

Bruk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bruk!

"Azriiin!!!" teriak Sita.

Tubuh Azrin terbujur lemas di lantai, semua pengunjung di Cafe itu pun dengan cepat membantu Azrin.

"Pak, maaf tolong bantu bawa ke mobil saya," pintanya pada salah satu pengunjung.

"Iya, Mbak."

Azrin pun digotong ke mobil Sita. Sekarang Sita dibuat panik bukan main, ia takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya itu, karena terakhir dilihat wajahnya sangat pucat. Sita pikir pasti Azrin belum sarapan.

Tanpa menunggu lama, Azrin sudah berada di dalam mobilnya. Sita pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang guna mempercepat waktu agar segera sampai di Rumah Sakit.

***

"Anda keluarga pasien?" tanya dokter perempuan paruh baya yang masih terlihat bugar.

"Saya sahabatnya. Apa terjadi sesuatu dengan Azrin, Dok?"

"Ikut saya ke ruangan."

Dokter itu pergi ke ruangannya diikuti oleh Sita dibelakangnya. Tertera plang yang bertuliskan 'Dokter Obgyn' di atas pintu ruangan tersebut. Sita tak mengerti, ia hanya mengikuti kemana Dokter perempuan itu pergi. Sedangkan Azrin, ia masih terbaring di brankar tak sadarkan diri.

Dalam hitungan menit sampailah mereka di ruangan yang dituju dan mereka duduk berhadapan.

Deg!

Deg!

Deg!

Sita ketakutan. Ia takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada sahabatnya itu. Raut wajah Dokter paruh baya itu benar-benar serius, sampai-sampai Sita merasa panas dingin.

"Ja-jadi, ada apa dengan sahabat saya, Dok?"

Dokter yang di ketahui bernama Cellyn itu tersenyum. Lagi-lagi Sita dibuat bingung dengan keadaan saat ini.

"Orang nanya serius bukannya jawab kok malah senyam-senyum sih?" katanya kesal dalam hati.

"Dari hasil pemeriksaan, ternyata Nyonya Azrin sedang mengandung."

"Hah?!"

Seketika Sita terkejut dan memukul meja dengan keras. Dokter Cellyn pun terkagetkan akan gebrakan Sita, dan dalam hitungan detik mereka sama-sama saling menatap keheranan.

"Eh, maaf Bu Dokter. Kebablasan, hehe." Sita meminta maaf sambil menyengir kuda.

"Gak apa-apa kok," ucapnya tersenyum.

"Jadi Azrin hamil, Dok?"

"Betul."

"Tapi, tadi dia bilang cuma pusing aja tuh, Dok."

"Nah, akan saya jelaskan. Pada saat awal kehamilan, perubahan hormon akan mempengaruhi kadar glukosa atau tekanan darah yang kemudian menyebabkan pusing, sakit kepala ringan, hingga pingsan pada awal kehamilan.

Dalam kebanyakan kasus, tekanan darah tinggi atau normal akan turun pada tahap awal kehamilan. Ini juga menyebabkan Nyonya Azrin merasa pusing, karena pembuluh darah nya melebar."

"Oh, gitu ya Dok."

Ddrrrtt... dddrrtt... ddrrtt...

Ketika Dokter Cellyn ingin menjelaskan kembali, ponsel yang berada di dalam tas Sita bergetar. Sita merogohnya dan melihat siapa yang menghubunginya, ternyata nama Azrin tertera di layar ponselnya. Azrin mengiriminya pesan agar segera menjemputnya diruangan sebelah.

Karena ruangan tempat Azrin berbaring dan ruangan dokter Cellyn itu berbeda.

"Maaf Bu Dokter, sepertinya Azrin sudah sadar. Lebih baik Dokter sampaikan saja langsung ke Azrin, agar lebih detail dan dia percaya."

"Baik, ayo."

Keduanya beranjak dari tempat duduknya menemui Azrin diruangan sebelah. Terlihat Azrin yang sudah sadarkan diri sambil memainkan ponselnya. Begitu mereka sampai di ruangan Azrin, Dokter Cellyn pun langsung menyapa nya dan tanpa basa-basi menjelaskan kabar baik itu.

"Sudah sadar Nyonya Azrin?"

"Eh, iya Dok," ucapnya tersenyum kikuk.

"Baik, kalau begitu saya jelaskan langsung ya."

"Emang nya saya kenapa, Dok?"

"Kamu tadi pingsan dan di bawa kemari, dan kebetulan Doker Umum belum datang. Maka dari itu saya yang menangani. Saat saya periksa dan cek, ternyata kamu positif Hamil," tutur Dokter Cellyn.

Rasa bahagia menjalar di tubuh Azrin mendengar kabar bahagia ini. Matanya berbinar, Ia tak menyangka, Allah menitipkan anak dalam rahimnya secepat ini.

Entah ia harus senang atau sedih, senangnya sekarang di dalam perut nya ada nyawa yang harus dijaga. Sedihnya ia takut. Takut selama ia hamil banyak orang yang akan menganggunya.

"S-saya hamil, Dok?"

"Betul. Apa kamu telat haid?"

"Eum, iya Dok. Telat hampir 3 minggu."

"Itu salah satu cirinya, dan kamu pingsan tadi pun akibat perubahan hormon pada awal kehamilan, yang sudah dijelaskan dengan teman mu. Usia kehamilannya baru 2 minggu, jadi tolong dijaga."











SEBAGIAN CERITA DIHAPUS
Mohon maaf teman-teman, ceritanya aku hapus karen novelnya sudah terbit 🙏🏻 kalau mau tau kelanjutannya, novelnya bisa beli di shopee jaksamedia.id atau bisa DM ke instagramnya jaksamedia.id🖤







Instagram : kartika.hndyn

hndyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Kau dan Seuntai Doa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang