EXTRA PART 2

992 46 11
                                    

"MAMI! SEPATU RAJA MANA MI? PAPI! KAUS KAKI RAJA DIKEMANAIN?!"

Rumah mewah ala Eropa-Jawa itu digemparkan dengan suara teriakan seorang pemuda yang sibuk mengobrak-abrik meja belajarnya. Raja Antariksa Daniel. Pemuda yang kerap disapa “Raja” itu adalah anak dari Kingbe Aldano Daniel dan Queenza Fernando Aladraf. Pemuda dengan tatanan rambut rapi berseragam putih abu-abu itu kehilangan sepatu dan kaus kakinya.

Bagi Raja, kerapian adalah yang nomor dua setelah keluarga. Papinya pernah bilang, kalau sifat Raja sama sekali berbanding balik darinya. Tapi Raja tak peduli, yang penting dirinya rapi dan ganteng. Buktinya, para ciwi-ciwi suka datang kepadanya sekedar mengucap sapaan atau memberi coklat. Sampai ada dua kardus coklat merek mahal di gudang ber-AC milik Raja.

"Apa sih Raja? Kenapa teriak-teriak?" seorang wanita masuk ke dalam kamar diikuti seorang pria di belakangnya. Queen adalah mami tercintanya. Queen selalu lembut berbeda dengan papi-nya yang sering marah karena Raja menggoda sang-Mami.

"Nggak sekalian kalau teriak pakai toa,Ja."
Ujar King dengan nada sebal. Pasalnya bukan hanya sekali. Raja sudah berkali-kali dan bahkan setiap hari berteriak tidak jelas hanya karena mencari barang-barang.

"Mi,Pi. Aku nyari sepatu sama kaus kaki. Bukan mencari hujatan dari kalian," Raja mengambil ponsel dan memasukannya ke dalam tas. King menghela napas. Queen mengusap punggung suaminya yang sepertinya sedang menahan emosi agar kata-kata kasar tidak keluar.

"Sabar, itu anak kamu." bisik Queen. King mengangguk lemah. Senyum miris pria itu mengembang sempurna saat menatap Raja yang melipat kedua tangannya di depan dada.

"Emang kemarin kamu taro kemana itu sepatu?" tanya King lembut. Untung saja sang istri menguatkan imannya agar tidak menendang kaki Raja.

"Kalau aku tahu, nggak usah dicari Pi. Papi tuh gimana sih? Mi, papi ajarin biar pinter dong!" Queen melotot mendengar penuturan Raja barusan. Ya Allah, ini anak siapa? Dengan cepat Queen mencubit pinggang suaminya saat ingin mengomeli Raja.

"Raja, kalau sama Papi ngomongnya yang sopan!" perintah Queen. Raja menghela napasnya lalu mengangguk kecil. Dengan berani, Raja menatap King.

"Maaf Pi. Raja khilaf udah ngatain Papi," King tersenyum lebar. Puas hati membuat anaknya kicep tak bergeming.

"Ya. Udah sana siap-siap," jawab King singkat tidak mau menambah gejolak rasa kesalnya kepada sang anak.

Belum sempat Raja memprotes, seorang gadis cantik berambut pirang sepunggung masuk menemui mereka. Anak kelas 2 SMP bernama Mahkota Saputri Daniel adalah anak bungsu Queen dan King. Umurnya hanya terpaut 4 tahun dengan Raja. Jangan bilang nama keluarga mereka aneh-aneh! Memang itu kenyataannya.

"Kak, jadi orang jangan boloho amat kenapa sih?! Sepatu lo kan kemarin di rak sepatu, masa nyari di bawah meja belajar?" Mahkota melempar sepatu berwarna hitam milik Raja yang ia temukan di rak sepatu belakang.

"Lah, kok bisa ada di sana sih, Ta?" Raja memungut sepatunya yang sudah ada kaus kaki yang ia cari.

"Emang bener kata Papi. Kak Raja makin lama makin pikun!" ledek Mahkota dengan jiwa bar-barnya. Apa lagi ini Ya Tuhan? Kenapa King ketiban sial dibawa-bawa mulu.

"Papi...Papi ngomong gitu ya ke Mahkota?" Raja menatap Papi-nya dengan wajah cemberut. King menelan salivanya susah payah. King menarik lengan Queen dengan tergesa-gesa.

"Ayo Mi, Papi laper!"

King berdecak sebal. Mendudukkan pantatnya ke tepi kasur king size. Queen menggelengkan kepalan heran menatap suaminya.

"Kamu kenapa sih? Katanya laper kok ke kamar lagi?" tanya Queen sembari mengusap kening King dengan lembut. Raja mendengus.

"Itu anak-anak mu nyebelin banget. Harus sabar aku ngadepin mereka. Apalagi Raja. Childhisnya kebangetan," omel King.

"Anakmu juga ya," Queen mendorong kepala King pelan. Ia tertawa kecil melihat King merajuk seperti itu.

King menatap Queen lekat-lekat. King memeluk Queen pinggang dari samping. Menenggelamkan kepalanya ke leher Queen.

"Aku sayang kamu Queen. Makasih udah mau jadi ibu dari anak-anakku."

Queen mengangguk dengan senyum,"Sama-sama. Aku juga sayang kamu,Kak King."

"Jangan tinggalin aku."

"Nggak akan. Queen akan selalu sama kak King sampai maut memisahkan."

Ini bukan akhir cinta Queen dan King. Ini adalah awal baru menjalani sebuah keluarga kecil. Bersama kedua anaknya yang memiliki sikap yang benar-benar berbeda. Membuat mereka harus ekstra sabar. Percayalah, sebuah hubungan tidak akan resep tanpa sebuah masalah. Cinta tanpa konflik seperti masakan tanpa bumbu. Hambar.

CIEE END CIEE. UDAH NGGAK ADA EKSTRA PART LAGI LOH YA, CAPEK AKU HWHW;V
NULIS CERITA INI SAMPAI LARUT MALEM
SAMPAI JAM 1 AN:( HUHU
SEQUELNYA AKU UP BESOK

SEQUELNYA ADALAH DIARY R&R BISA DI CEK DI WORK AKU YA.

BLORA,3 Juni 2020

KING VS QUEEN [COMPLETED]Where stories live. Discover now