KING VS QUEEN [COMPLETED]

t u j u h b e l a s

Seperti biasa,jangan lupa votment ya guys!Biar aku semangat nih bikin ceritanya.

--------------------
Happy reading
--------------------

"Ndes, gue ada tebak-tebakan nih."

"Manggil Ndes sekali lagi gue tenggelamin ke laut lo."

"Iya iya ah. Gue ada tebak-tebakan nih. Lo mau denger nggak?"

"Paan?"

"Monyet, monyet apa yang jelek?"

"Semua monyet kan jelek bego!"

"Bukan."

"Terus?"

"Lo."

"Maksud lo gue monyet gitu?!"

"Nah itu tau!"

Bimo tertawa keras melihat Desta yang sedang marah. Bimo berhalusinasi jika kepala Desta muncul tanduk dan keluar asap.

"Sarap lo pada," ujar King yang baru saja datang ke basecamp geng Alaska. Seperti biasa, sore-sore mereka diisi dengan nongkrong santai di basecamp.

"King! Ayang mbebku!" teriak Bimo alay.

Demi apapun, King ingin muntah sekarang juga. King itu anti alay-alay club. Kalau bukan sahabat sejak TK, sudah King tebas Bimo dari hadapannya.

"Najis," Desta menoyor kepala Bimo dengan kesal sehingga empunya meringis mengusap kepala.

"Hari ini kita ngapain nih?" tanya Rindang yang datang dari dalam basecamp.

"Free aja lah. Udah janji buat nggak ribut sehari," kata King mengundang pertanyaan bagi orang-orang di sana.

"Karena apa? Lagi dapat uang undian atau apaan lo?" tanya Gilang sembari terkekeh.

"Bukan apa-apa. Gue seneng aja udah dimaafin sama Queen. Lo semua tau kan, cuma dia yang bisa rubah sikap gue," King tersenyum tipis.

Anak-anak Alaska mengangguk. Semenjak King jadian dengan Queen. Sikap King benar-benar berubah 50%. Belum sepenuhnya berubah. Dulu yang cuek, sekarang lebih enjoy saat berbicara.

"Boleh dong traktirannya?" tanya Vio disoraki anak-anak yang lain karena setuju dengan pemuda itu.

"Boleh. Ntar kalau ada tukang bakso lewat."

"Asik di traktir sama pak bos!"

"Kenyang nih gue abis ini."

"Lumayan belum makan."

"Wah! Gue jadi kangen makan roti selai sambal!"

Semua mata tertuju pada Bimo. Pemuda itu menatap lolos ke arah teman-temannya. Apakah salah bicara?

"Kenapa lihatin gue? Ganteng?" tanya Bimo dengan penuh rasa percaya diri.

"Gue heran sama otak lo Bim. Dulu waktu TK diajarin apa sama guru? Belajar apa ngulek sambel?" Aziz geleng-geleng kepala heran.