t i g a

819 56 0
                                    

Seperti biasa,jangan lupa votment ya guys!Biar aku semangat nih bikin ceritanya.

--------------------
Happy reading
--------------------

Queen melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah yang berada di salah satu komplek elit di ibu kota. Tangannya membuka kenop pintu. Ia bisa merasakan sejuknya AC ketika memasuki ruangan.

"Eh Queen,seragam lo nggak ada name tag nya?"

Queen menoleh ke samping, seorang pemuda dengan celana boxer dan kaos putih oblong tengah memakan kue di meja. Dia adalah Sadewa, kakak pertamanya.

"Iya nih bang," Queen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Seragam yang Queen pakai adalah segaram yang dibelikan oleh Dara di kopsis. Seragam asli ada di dalam tas, sudah dibungkus Queen dengan plastik kresek.

"Kok bisa?"

"Seragam Queen basah, nggak sengaja tadi di kamar mandi kepleset. Dara beliin seragam baru deh," tentu saja Queen berbohong. Nyatanya dia tidak terpeleset di kamar mandi.

Sadewa mengangguk ragu,"Tapi kalau kepleset yang basah kan rok doang. Seragamnya ikut basah?"

Queen menghela napasnya. Sadewa sangat banyak tanya. Queen mengambil satu kue dari piring di atas meja,"Anda banyak tanya!"

Gadis itu segera berlari menaiki tangga. Sadewa menatap tajam punggung Queen yang menjauh,"Adek laknat lo!"

"Bodo."

---

King merapikan baju yang ia kenakan. Kaos hitam bergambar captain amerika dibalut jaket hoodie abu-abu menambah kesan ketampanan seorang King Aldano Daniel.

"Kamu baru pulang mau kemana lagi?" suara Diano menghentikan langkah King.

King menatap Diano,terdiam sejenak,"King mau cari angin."

Dioano memicingkan matanya. Diano berulang kali memergoki anak kesayangannya itu balapan liar di jalanan.

"Gak percaya?" tanya King saat melihat ekspresi Diano yang tidak yakin seperti itu.

Diano mengangguk,"Kamu mau balapan liar lagi?"

King menghela napasnya,"Liat,King nggak pakai jaket itu."

Bener juga. Diano meneliti penampilan King dari bawah sampai atas. Tidak mungkin tatanan rapi seperti itu mau balapan liar. King juga tidak memakai jaket geng Alaska seperti yang dulu-dulu.

"Terus kamu mau kemana?"

"Cari angin."

"Dimana?"

"Di rumah dua kurcaci," King melenggang pergi tanpa berpamitan dengan Diano. Diano hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Kebiasaan putranya memang seperti itu.

King memarkirkan motornya di depan basecamp. Para anak geng Alaska menatap bingung ke arah King yang datang tidak memakai jaket unggulannya.

"King, jaket lo mana?" tanya Cristian.

"Iya King, tumben-tumbenan nggak pakai jaket? Dicuci?" sahut Bara.

"Nggak," balas King singkat. Ia mendudukkan bokongnya ke kursi tong. Tatapannya begitu dingin dan horor membuat semua yang ada di basecamp terdiam.

KING VS QUEEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang