Senyum Alaia terukir, ia masuk ke kamar Langit dan mendatangi ranjangnya. Langit masih tidur. Badannya tertutup selimut dari perut hingga kaki.

Ternyata Langit tidak memakai baju alias shirtless.

Nampaknya Langit sedang bobo indah, karena tidurnya nyenyak sekali. Mukanya tambah ganteng kalau ia sedang tidur. Rambut berantakannya menambah kadar ketampanan itu.

"Langit!" Alaia memanggil, berharap Langit mendengar lalu membuka mata.

Sayang sekali harapannya harus pupus karena Langit tidak memberi respons. Ia masih terlelap. Alaia tiba-tiba menusuk pipi Langit dengan telunjuknya. Cewek itu memencet-mencet pipi Langit.

"Bunda bilang kita harus sarapan." Alaia berkata. "Aku lapar, Langit. Ayo kita sarapan."

"Ehm...," gumam Langit, keningnya mengerut tipis.

Alaia nyengir lucu. "Bangun!"

Langit tak merespon lagi. Dia kembali larut dalam tidurnya. Karena Langit tidak kunjung bangun, Alaia mencoba mencari cara agar Langit 'hidup' lagi.

Alaia menekan ujung hidung Langit yang mancung, tapi tak berpengaruh apa-apa terhadap cowok itu. Gemas, Alaia naik ke badan Langit dan meniban cowok itu. Ia berpikir pasti Langit akan pengap, otomatis terbangun.

Nyatanya, Langit masih tidak bergerak. Benar-benar kaum kebo.

Tangan Alaia melipat di atas dada Langit. Mukanya berdekatan sekali dengan Langit. Alaia mengamati setiap lekuk wajah itu dan senyumnya terukir makin lebar.

Bulu mata Langit lentik, alisnya tebal, bentuk hidung dia tak usah diragukan lagi, bibirnya juga bagus. Tidak heran bila banyak orang menyebutnya kasep ataupun ganteng. Karena pada kenyataannya Langit memang ganteng.

Alaia bergeser naik, hingga wajah mereka saling berhadapan. Beberapa helai rambut Alaia berjuntai ke muka Langit, membuat cowok itu merasa terganggu.

"Hey, Langit." Alaia menyapa.

Alaia menatap bibir Langit yang sehat dan berwarna cerah. Alaia makin menunduk, yang artinya bibir dia dengan Langit hampir bersentuhan.

Hanya dalam waktu kurang dari lima detik, Alaia mengecup bibir Langit sekilas. Ia mengulangnya sampai tiga kali.

Perbuatan Alaia bikin Langit membuka mata. Cowok itu terkejut bukan main mendapati ada sosok cewek di atas badannya. Ia pikir setan.

"Yay, bangun...," ucap Alaia, mukanya benar-benar di depan Langit.

Segera Langit mengubah posisi. Dia duduk, begitu juga Alaia yang beranjak dari tempat. Alaia duduk bersila di hadapan Langit, memandangi cowok ini dengan senyum tulus.

Langit mengusap wajah dan mata belernya menatap Alaia dengan sedikit bingung. Ini adalah pertama kalinya Alaia melihat Langit baru bangun tidur. Lucu sekali mukanya....

"Bunda minta aku bangunin kamu," kata Alaia.

Langit menyentuh rambut tebalnya yang acak-acakan, lalu ia turun dari kasur berniat ke kamar mandi. Sambil jalan ke sana, ia berkata pada Alaia, "Tunggu bentar."

ALAÏA Donde viven las historias. Descúbrelo ahora