29. Graduate

6K 293 0
                                    

Setahun kemudian...

Topi dan jubah wisuda sudah lengkap. Riasan tipis dan dandanan rambut yang cantik sudah lengkap. Seena keluar dari toilet dan menuju aula yang sudah diisi penuh dengan siswa-siswa seangkatannya. Semua orang lulus dan tampak bahagia melupakan masa-masa tersulit mereka selama belajar.

"Tak terasa kita sudah berada di titik ini. Setahun belakangan, aku cukup bahagia," ujar Seena membuat Bianca dan Janice tertawa.

Mereka bertiga mengambil swafoto berkali-kali, bahkan hampir tak terhitung jumlahnya. Hingga kedatangan teman-temannya yang lain membuat kegiatan mereka berakhir juga.

"Apa yang kalian pakai nanti malam?" tanya Pamela yang baru saja tiba.

Sementara itu, Ethan bersama Sam dan Kevin tengah sibuk berfoto sendiri. Mereka memotret hampir sama banyaknya jika tidak dihentikan sekarang juga.

"Memang apa dresscode nanti malam?" tanya Seena polos.

Bianca dan Janice sama-sama mengerutkan kening bingung. "Jangan sampai orang mengira kalau kita merundungmu, Seena. Kau ini benar-benar!" gerutu Bianca sekalian mengetuk kepala Seena cukup keras.

"Tapi, serius. Aku tidak tahu, apa memang?" tanya Seena lagi.

Janice frustasi dan menghela napas panjang. "Kau ini?!" gerutunya kesal. "Mana ponselmu?" tanyanya seraya merebut paksa ponsel Seena.

Tak butuh waktu lama, mereka berhasil menuliskan pola di layar telepon Seena. Lalu, menampakkan beranda dekstop dengan sebuah wallpaper yang cukup menggelikan, sebuah foto Ethan dan Seena dengan gaya lucu yang dibuat-buat.

"Apa ini? Sungguh menggelikan!" ujar Bianca terkejut. Ia tak dapat menahan tawa ketika mengatakannya, begitu pula dengan Janice yang terus-menerus tertawa bahkan sejak ponsel Seena dipinjam.

Ethan menoleh sekilas. "Jangan menertawakannya. Umur kalian bisa tidak panjang," seru Ethan menyindir.

Bianca dan Janice tertawa tanpa rasa takut sedikit pun. "Kau benar-benar memalukan, Ethan. Kalian berdua benar-benar serasi!" puji Bianca, namun lebih tepat sebagai ledekan. "Sama-sama kekanak-kanakan."

"Lihat, ini sudah dikirim dua hari yang lalu," gerutu Janice menimpali. Ia langsung menyodorkan ponsel pada Seena lagi.

Dengan malu, Seena hanya tertawa dan membuat Bianca menggeleng-geleng. Beberapa saat kemudian, Ethan dan teman-temannya ikut bergabung. Namun, percakapan pendek mereka berakhir ketika pembawa acara mengumumkan sesuatu dari atas panggung . Semua orang diminta berkumpul karena acara wisuda akan segera selesai.

Prosesi wisuda begitu cepat dan hening. Semua siswa silih berganti menaiki panggung untuk menerima plakat nilai dan berfoto sebentar dengan pemilik sekolah. Agak canggung memang, namun itu sebenarnya tidak terlalu banyak dikenang selain dengan teman-teman lainnya.

Seena melangkah turun dari panggung setelah semua prosesi selesai. Matanya menerawang jauh ke tempat duduk di paling belakang, Ethan melambai pelan lalu tersenyum padanya. Begitu pula dirinya tersenyum balik. Rasanya agak aneh melihat pria itu bersikap manis, padahal dua tahun lalu, mereka terlibat perkelahian dan kebencian yang cukup kuat. Tidak ada yang pernah menyangkal takdir.

Seena: Aku akan menunggumu di luar, ya. Luv.

Selesai mengirim pesan, Seena melirik sekilas ke arah Ethan. Pria itu tampak tertawa kecil melihat pesan yang dikirimnya. Sementara itu, Seena hanya tertawa.

Langit mulai terik dan sedang panas-panasnya. Acara perpisahan dan prosesi wisuda memakan waktu cukup lama. Apalagi, Ethan sebagai peserta terakhir akan selesai paling belakang. Pasti akan sangat melelahkan.

My Bra Accident (END)Where stories live. Discover now