17. Secret

16.7K 458 3
                                    

Suara bising dari luar kamar membuat Seena dan Bianca terbangun dari tidurnya. Mereka berdua saling pandang dan mendapati Janice masih tidur di ranjang yang lain. Sementara, mereka yang tidur di ranjang yang sama lalu mendudukkan tubuh.

"Suara apa?" tanya Seena bingung karena suasana dari luar begitu ramai.

"Sepertinya Fiona akan pergi. Dia ada jadwal penerbangan pagi ini," jawab Bianca membuat Seena mengingat ucapan Fiona kemarin ketika berpamitan.

Seena mengangguk-angguk. "Ah, ya. Dia kemarin bilang begitu. Tapi, memang sepagi ini?" tanya Seena lagi.

"Entahlah. Aku masih ngantuk. Aku akan tidur lagi," sahut Bianca enteng.

Tepat ketika Bianca membaringkan tubuhnya kembali, Seena menuruni ranjang lalu berjalan menuju pintu kamar. Seena membuka pintu perlahan berusaha agar Bianca dan Janice tidak terganggu. Sementara itu, ia melirik ke kanan-kiri. Keadaan kamar sebelah di mana Sam dan Kevin tidur terlihat hening. Sementara, ketika ia melongok ke bawah, terlihat Fiona sudah bersiap untuk pergi dengan kopernya. Christian dan Anneth, yang baru datang semalam terlihat di sana, pun Ethan.

"Kau tidak ingin berpamitan dengan yang lainnya?" tanya Christian pada Fiona.

Fiona berpikir sejenak. "Biarkan mereka beristirahat, sampaikan saja salamku pada mereka. Terutama, Seena!" ujar Fiona seraya melirik dan mengangkat alisnya pada Ethan.

Ethan tertawa kecil.

"Aku berang---" ujar Fiona terpotong.

"Fiona!" teriak Seena seraya menuruni anak tangga. Semua mata tertuju padanya.

Fiona, gadis cantik yang mencuri hati dengan segala sikap cerianya itu tampak tersenyum sumringah melihat Seena. Hingga akhirnya, Seena berjalan mendekat dan memeluk Fiona dengan erat.

"Seena, terimakasih sudah berbagi hari-hari denganku. Lain kali, datanglah ke Georgia, ajak Janice dan Bianca juga!" ujar Fiona seraya melepaskan pelukan Seena. Ia tersenyum dengan sangat cantik, seperti senyuman yang selalu Seena lihat.

"Lain kali aku janji akan ke sana," sahut Seena tulus.

Fiona mengangguk-angguk masih dengan tersenyum. "Baiklah, sepertinya aku harus berangkat sekarang."

"Siapa yang mengantar?" tanya Seena polos.

Bukannya langsung menjawab, semua orang justru melirik ke satu jawaban yang tepat, Ethan. Sementara itu, Ethan tampak canggung ditatap Seena seperti itu. Entah mengapa, kejadian semalam melintas lagi di kepalanya yang kotor.

"Christian seorang aktor akan ada gosip jika dia yang mengantar Fiona, dia juga pemilik resort. Jadi, akan lebih baik aku yang mengantarnya ke bandara," ujar Ethan menjelaskan.

Seena mengerutkan kening. "Seolah-olah aku butuh penjelasan?" tanya Seena membuat Ethan kikuk.

Selain Anneth, semua orang tertawa. Kebingungan dan wajah polos Ethan terlihat jelas di matanya. Ethan hanya bersikap agar gadis itu tidak berburuk sangka padanya, setidaknya tidak ada salah paham di antara mereka. Padahal, jelas-jelas mereka tak memiliki hubungan apapun.

Tanpa kata, Fiona dan Ethan keluar dari penginapan. Sementara itu, Anneth kembali ke kamar yang ditempati dirinya dan Fiona semalam. Beberapa saat, Seena berdiri menghadap jendela dan memandang kepergian Fiona dan Ethan yang semakin menjauh.

"Bisa bantu aku menyiapkan bahan-bahan untuk nanti malam?" tanya Christian membuyarkan lamunannya.

Seena menoleh dan tersenyum tipis seraya mengangguk meninggalkan lokasi tempat untuk mengintai pria yang mulai disukainya. Sebenarnya, tak seharusnya ia bertindak seolah-olah peduli pada pria bukan kekasihnya, hanya saja ia agak cemburu. Cemburu tak pernah memandang status.

My Bra Accident (END)Where stories live. Discover now