21. Fiona and 3 Boys

9.3K 397 8
                                    

Setelah beberapa saat yang lalu mengirim pesan pada Ethan, Fiona mengutuk dirinya sendiri. Buru-buru ia menelepon Christian.

"Sialan! Kenapa dia tidak mengangkatnya?!" gerutu Fiona seraya membalik tubuhnya ke kanan dan ke kiri di kasur.

Hingga pada detik-detik terakhir, telepon diangkat.

"Chris!" teriak Fiona sumringah.

Di latar belakang Christian tidak terdengar apapun. Sangat hening dan sepi. Fiona baru menyadari sudah pukul dua dini hari, tentu saja itu waktunya istirahat.

"Siapa?" sahut Christian bergumam. Fiona jamin, pria itu masih mengunci matanya.

"Kau pikir siapa?" timpal Fiona ketus.

"Ah, Fiona. Ada apa selarut ini?" tanya Christian bingung.

Fiona menghela napas. Ia mengubah posisinya menjadi tengkurap. Sebenarnya, ia merasa bersalah karena mengganggu Christian di waktu seperti ini. Namun, entah kenapa hanya Christian yang ada di pikirannya.

"Kau tidur? Tumben. Kukira kau sedang di club atau semacamnya," ujar Fiona bercanda.

Christian malas menanggapi, ia hanya bergumam.

"Sepertinya aku mengatakan sesuatu yang salah pada Ethan. Bagaimana ini?" tanya Fiona setengah panik.

Sepertinya, ketika mendengar nama Ethan, Christian otomatis terbangun. Ia terdengar seperti berjalan atau sekadar bangkit dari ranjangnya.

"Kenapa? Ada apa dengannya? Kau menyukainya?" tanya Christian terdengar sadar sepenuhnya. Mendengar hal itu, Fiona mendengus.

"Sudah kubilang aku tidak pernah menyukainya, Chris!" tegas Fiona.

Christian menghela napas. "Begitu juga padaku?" tanyanya pelan.

Fiona langsung terdiam tak menjawab. Ia benar-benar merasa bersalah kalau-kalau Christian menanyakan hal itu. Tak pernah bisa ia berkata jujur di depan Christian yang selalu bersikap baik padanya.

"Lupakan, lupakan. Jadi, bagaimana?" tanya Christian seraya tertawa kecil, Fiona yakin itu tawa canggung seperti biasanya.

"Kita bicara besok saja," jawab Fiona singkat lalu menutup panggilannya tanpa pamit.

Ada rasa bersalah yang amat dalam menyelimuti pikirannya. Entah mengapa, ia tak pernah dapat menghadapi sahabat-sahabatnya itu.

***

Di musim semi dua tahun yang lalu...

Christian membaca buku di sudut kantin. Sudah cukup lama ia tidak sekolah karena harus melakukan shooting dan pemotretan. Ia bahkan berencana untuk tidak melanjutkan studinya.

Seorang gadis berambut cokelat datang dengan senyum cerah di wajahnya, Fiona. Fiona duduk di samping Christian. Ia langsung mengambil roti milik Christian tanpa izin, tentu saja seperti biasanya.

"Belilah sendiri," sindir Christian pelan.

Fiona tertawa menatap Christian yang sedang sibuk membaca tanpa mengalihkan pandangannya ke arahnya. Beberapa kali Fiona melihat arlojinya menunggu kedatangan temannya yang lain.

"Kau begitu sekali dengan pacarmu! Bahkan, kita jarang bertemu!" gerutu Fiona pura-pura kesal. "Aku akan membayarmu!" bentaknya seraya mengeluarkan beberapa lembar uang.

Christian tertawa dari balik bukunya. Mendengar tawa kecilnya, Fiona langsung mengambil buku itu agar pria di hadapannya bisa ia tatap sepuasnya. Christian, pria tertampan di sekolahnya, aktor dan model terkenal. Tentu saja karena berpacaran dengan Christian, reputasinya jadi naik. Christian menoleh ke sebelah kiri dan menemukan kekasihnya yang cantik di sana.

My Bra Accident (END)Where stories live. Discover now