Rencana Masa Depan

1.7K 274 24
                                    

Jisoo kembali merapihkan kemejanya, takut-takut kalau kemeja yang sudah ia siapkan dari dua minggu lalu itu terlipat dan membuatnya kelihatan lusuh.


Hari ini adalah hari besar yang Jisoo nantikan. Sidang skripsi tugas akhir yang sudah ia nanti-nantikan semenjak ia mulai mengerjakan bab pertamanya.


Memikirkan keluar dari ruang sidang dengan senyuman bahagia terkadang membuat moodnya untuk segera menyelesaikan skripsi menjadi naik. Tapi, sekarang rasanya ingin kabur saja. Seharusnya ia berharap mendapat antrian pertama dibanding antrian terakhir yang malah membuatnya semakin gugup.


Bona yang sudah menyelesaikan sidangnya sedang berselfie ria dengan keluarganya, Nayeon sedang berada di dalam, dan Hwasa, Seolhyun, dan Sowon sedang pergi ke kantin setelah mengeluh otaknya sakit setelah keluar dari ruang sidang.



Mas Sehun dan papa rencananya datang setelah urusan kantornya selesai, Om Mino dan Mba Irene rencananya juga akan datang dan sekarang dalam perjalanan.



"Kirana Jisoo Putri Wijaya," panggil petugas.


Jisoo merasa seluruh tubuhnya menjadi kaku dan wajahnya seluruh badannya terasa dingin karena takut.


"Semangat Jis, pengujinya galak loh," ucap Bona, bukannya memberi semangat, ia malah menakutinya. Dasar teman laknat.


***


Jisoo menyelesaikan sidangnya selama satu setengah jam, wajahnya yang keluar dari ruang sidang terlihat membawa banyak perasaan.


Antara perasaan lega, takut, dan menyesal. Lega karena perasaan deg-degan yang menyelimutinya telah hilang, lalu takut akan hasil yang akan ia terima lusa, dan menyesal karena sepertinya jawaban yang tadi ia berikan dirasa kurang bagus.

Tapi apapun perasaan itu Jisoo merasa lebih tenang dan siap untuk menerima hasilnya.



Satu buket bunga mawar terlihat menghampirinya. Ia tidak bisa melihat wajah orang yang membawanya karena buket itu menutupi wajahnya.



"Selamat, satu langkah yang berhasil kamu laluin dengan berani," ujar Sehun begitu langkahnya berhenti tepat di hadapan Jisoo.


Jisoo tersenyum dan langsung menghambur ke pelukan Sehun. Usapan tangan Sehun di kepalanya membuat perasaannya semakin tenang. Sehun benar hari ini ia sangat berani.


"Maaf enggak bisa dateng lebih awal, tadi aku dateng pas banget kamu masuk."



"Duh calon pengantin, pelukannya jangan di depan kita para jomblo dong," celetuk Nayeon yang membuat Jisoo dan Sehun melepas pelukan dengan kikuk.


Memisahkan pelukan Jisoo dan Sehun bukan tanpa sebab, karena mereka Bona, Nayeon, Hwasa, Sowon, dan Seolhyun ingin memeluk Jisoo.


Mereka bersahabat dari masa orientasi hingga akhirmya dapat melakukan sidang bersama. Persahabatan mereka bukan hanya tentang tertawa bersama. Tapi, menangis bahkan bertengkar sudah mereka lalui.


Bahkan rencana masa depan pun mereka rancang bersama. Nayeon dan Bona yang ingin membuka butik malah sedang mendalami bisnis kuliner yang sudah dijalankan sejak 6 bulan ini, Hwasa yang ingin ke luar negri lebih memilih kembali ke Manado dan meneruskan bisnis ibunya sembari menjaga ibunya, Sowon yang ingin langsung dilamar karena lelah bekerja malah ia mendapatkan beasiswa S2, Seolhyun yang ingin menjadi PNS tapi sekarang memilih melanjutkan karir di dunia artisnya, dan Jisoo ingin membuka toko buku tapi ternyata ia akan melangkahkan kakinya menuju pelaminan lebih dulu.


Rasanya seperti baru kemarin Jisoo masuk sebagai mahasiswi baru, tapi sekarang ia sudah berada di pintu keluar menuju kehidupan awal yang sesungguhnya atau sepenuhnya menjadi orang yang bertanggung jawab akan dirinya sendiri.


"Awas kalau nikah enggak pada ngundang, gue santet lu semua," ancam Hwasa.


"Sering kontakan, jangan sampe ada yang kaya Jisoo tetiba ilang."


"Iya tuh, awas aja kalo seminggu ada yang enggak nongol di grup, gue datengin orangnya," timpal Nayeon.



"Iya, gue nggak bakal ilang lagi kok," bela Jisoo.


Setelah melepas pelukan bersama mereka otomatis tertawa, karena ternyata masing-masing punya sentimental tentang persahabatan yang sudah lama terjalin.


Tak lama Papa, Om Mino, Mba Irene, Seulgi, Jennie, dan Kai datang menghampirinya memberikan buket bunga dan berbagai hadiah selamat.


Papa, Om Mino, Kai dan Sehun saling menyapa, lalu papa memeluk Jisoo dengan bangga. Mba Irene langsung menyapa dan mengucapkan selamat pada Jisoo.


Kemudian Jisoo menatap Sehun yang ternyata pria itu juga sedang menatapnya dengan senyuman bangga.



Entah apa yang ia rencanakan saat pertama kali menginjak kampus ini. Seakan ia melupakan semuanya, sekarang rencana masa depannya akan ia isi bersama pria yang sekarang sedang menatapnya.




To Be Continued....

Huwaaa its been a long time, maaf gaes aku jarang nongol, udah gitu sekalinya nongol cuma bawa sedikit.

Ughhh aku lagi struggle banget sama RL-ku 😭😭😭

Kayak ada aja yang bikin pikiran aku penuh gitu 😭

Eh iya, aku agak kepikiran udah lama, terus baru tadi keingetan lagi karena baca komen.

Ada beberapa part di cerita ini yang di RL kayak jadi kenyataan 🤪
Pertamaa kopel sensasional JenKai yang dikonprim dispet dan aku nulis sebelum itu terjadi 🤪 terus Chen yang jadi bapack setelah pengumuman pernikahan dia mencuat, di salah satu bagian aku bikin Chen ngadain acara tujuh bulanan 🤧 yang terakhir aku pernah bikin dialog Kai "Mmmh" dan dia rilis lagu dengan judul yang sama. Sekali lagi ini cuma perasaan gue dan kebetulan semata ya gaes, jangan dimasukkin hati wkwk...

VOMMENT ITU YANG PENTING!!! BIAR AKU SEMANGAT LAGI 😭

OH IYA JAGA KESEHATAN, PAKAI MASKER LEBIH PENTING!!!

DaddySitter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang