Salah Paham

4.3K 730 33
                                    

Jisoo mengelus dadanya, lega akhirnya bisa terbebas dari pikatan maut majikannya itu. Sebenarnya kalau bablas kena kecup Jisoo sih ikhlas-ikhlas aja.


Jisoo membuka pintu, dihadapannya berdiri seorang wanita. Dalam analisa Jisoo wanita ini berumur dua puluh lima tahunan. Memakai setelan blouse berwarna putih yang di padu padankan dengan celana kulot berwarna hitam.


Potongan rambut pendek serta senyuman ramah, siapapun bisa jatuh cinta padanya.


"Maaf Sehun sama Anak-anak ada?" Jisoo tak menyadari sedikit pun pertanyaannya. Matanya masih terfokus dengan rasa penasaran yang menyelimutinya.


"Maaf Mba, Sehun sama anak-anak ada?"


Jisoo mengerjap seketika jantungnya jadi berdegup tak karuan, menghindari pikiran terburuk yang sempat terlintas dikepalanya itu.


"Ada, Anda si-


Belum selesai Jisoo bicara, dengan suara lantang Nara berteriak dari dalam rumah dengan heboh.


"MAMIIIIIIIII...."


Benar saja, kakinya seperti berubah jadi jelly, lemas. Beberapa lama teriakan Nara membuat seisi rumah heboh. Sera dan Manse yang baru saja turun langsung ikut menghambur kepelukan wanita tadi.


Sehun juga yang baru turun langsung tersenyum sumringah dan ikut menghampirinya, mengabaikan Jisoo yang masih mematung di samping pintu.


***


Dalam waktu sebentar ruang tamu langsung ramai, Jisoo yang cuma berdiri akhirnya memilih menyingkir ke dapur dengan alasan membuat minum.


Wajah Jisoo terasa memanas, tidak tahu kenapa rasanya Jisoo sangat marah, kesal, kecewa, dan juga sedih. Matanya menerawang, melamun.


Air panas yang sedang dituang ke dalam cangkir membuat lamunannya buyar karena tanpa sengaja mengenai tangannya, sampai membuat cangkir ikut terjatuh.


"Jis, Kamu kenapa?"


Tak ada jawaban, Jisoo hanya menunduk membereskan serpihan cangkir.


Sehun tau ada yang tidak beres dengan gadis labilnya itu. "Jis." Sehun mencoba menghadapkan wajah Jisoo padanya.


Jisoo menangis, lelehan air mata penuh dipipinya disusul dengan isakan kencang. "Mas Dimas, Aku benci sama Kamu."


***


"Jis, Mas masuk yah."


Tak ada jawaban dari dalam, dengan perlahan Sehun memutar knop dan mendapati Jisoo yang sedang mengepack pakaiannya.


"Ji, Kamu lagi apa huh? Kamu ngapain sih." Sehun menahan tangan Jisoo.


"Mau pulang, toh istri Kamu juga udah balik. Tugas Aku selesai dong."


Sesaat Sehun mengernyit, tawanya hampir meledak. Ternyata gadis labilnya ini sedang merasakan cemburu.


Sehun menahan tangan Jisoo yang masih terus mengemasi pakaiannya, sesaat keduanya hanya saling berhadapan. Sehun menatap lekat kedalam mata Jisoo.


"Kamu, cemburu?"


Jisoo hanya diam, dan Sehun menganggapnya iya.


Sehun menunduk menyetarakan tingginya dengan Jisoo, sontak Jisoo mundur namun badannya ditahan oleh Sehun.


"Besok Aku mau ketemu sama Papa Kamu. Aku mau melamar gadis labil depan Aku ini, tapi sekarang Kita ketemu dulu sama Calon Kakak ipar Kamu."


Malu, Jisoo sangat malu saat ini. Tapi tidak dapat dibendung juga perasaan bahagia. Fakta bahwa ternyata Sehun bukanlah duda. Sehun mengelap air mata yang tersisa dipipi Jisoo membuat gadis itu semakin malu.

"Ayo kita turun."


Jisoo bergeming ditempatnya, Sehun menarik tangannya tapi Jisoo masih enggan. Dan yang terjadi Jisoo malah memeluk tubuh Sehun.


Sekarang Jisoo sadar kalau sekarang Ia memang butuh Sehun untuk dihidupnya nanti dan seterusnya.

TBC

😘😘
Vomment Juseyong 😉

DaddySitter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang