Sebuah Restu

2.4K 390 15
                                    

Sehun menepati janji ibunya, sabtu pagi Sehun sudah memarkirkan mobilnya di depan kos yang Jisoo tempati.

Ia sudah mengabari Jisoo tiga hari lalu untuk pergi ke Semarang bertemu dengan keluarga besarnya. Jisoo awalnya menolak, Sehun tau kalau gadis itu mungkin saja masih meragukan dirinya.

Tetapi setelah dibujuk selama dua hari penuh, akhirnya Jisoo manut juga untuk diboyong ke Semarang.

"Mas," panggil Jisoo, begitu membuka pintu mobil.

Sehun langsung terbangun dan mengusap matanya, layak seseorang yang habis terlelap.

"Maaf ya nunggu disini, abis kalau didalam kan mas tau sendiri, trio kwek-kwek itu bakal nanya yang macem-macem," gerutu Jisoo, dia ingat betul setelah Sehun pulang Jisoo langsung diculik dan dihadiahi macam-macam pertanyaan nyeleneh.

Seperti Joy dan Hwasa yang tiba-tiba menuduhnya menggunakan ilmu pelet, atau Seulgi yang nuduh Jisoo sebagai perempuan simpanan. Jisoo sudah berkali-kali membantah, tapi berdebat dengan tiga manusia ini hanya menghabiskan energi.

"Iya Jisoo, kamu udah bawa barang-barang kamu?"

Jisoo mengangguk mantap, perlengkapan menginap sudah disiapkannya. Jisoo bahkan membeli beberapa potong blouse agar terlihat lebih rapi dan sopan saat bertemu dengan — calon mertua.

Mobil melaju hampir sekitar dua jam, dan Jisoo sudah jatuh tertidur begitu 20 menit mobil berjalan. Sehun sesekali melirik ke arah Jisoo yang terlihat pulas sambil tersenyum. Jika sedang tertidur seperti ini wajah Jisoo benar-benar terlihat tenang.

Jisoo tersadar begitu mobil berhenti, lalu membiaskan cahaya yang masuk ke dalam matanya. "Loh mas, kok kita malah ke makam? Mau ke makam mama Manse dulu?"

Jisoo nampaknya tak begitu menyadari keadaan sekitar. Sehun mengambil seikat bunga lily berwarna putih, yang bahkan Jisoo tak sadar kapan Sehun membelinya. Karena seingatnya saat menaruh tas di jok belakang, tak ada satu pun tangkai bunga.

"Ayok turun, pasti kamu udah lama ga ke sini."

Jisoo menggaruk pelipisnya bingung, tapi mengekori Sehun yang sudah turun terlebih dulu.

Setelah jalan beberapa langkah, langkah Jisoo berhenti. Jisoo terpaku, rasanya sudah sangat-sangat lama ia tidak pergi ke tempat ini—makam ibunya.

Jisoo berjalan berat kearah makam, seketika ia tersadar sudah lama tak mengunjungi ibunya. Pasti ibunya merasa kesepian dan sedih.

Sehun meletakkan buket bunga yang dibawanya, lalu mengangkat tangan untuk berdo'a, Jisoo yang berada di sampingnya juga melakukan hal yang sama—mendoakan sang ibu.

Tak lama air mata perlahan mengalir di pipi Jisoo, Jisoo selalu seperti ini, meski sudah bertahun-tahun sang ibu pergi, Jisoo tak pernah kuasa menahan air mata saat berhadapan dengan pusara sang ibu.

Sehun memperhatikan Jisoo lalu menarik gadis itu kedalam pelukannya dan menepuk pelan bahu Jisoo.

"Mama, ini Sehun, pacarnya Jisoo yang sebentar lagi bakal jadi suaminya Jisoo." Jisoo menghentikkan isakannya seketika dan menatap Sehun dengan kerutan di dahi.

Sehun cuma mengedipkan mata sebelahnya dan berhasil membuat Jisoo terkekeh.

"Ma, Sehun mau minta restu buat jadi Imam dan penuntun Jisoo untuk menjadi yang lebih baik. Tapi saya juga bukan orang yang sempurna, saya punya banyak kekurangan dan pernah melakukan kesalahan. Mudah-mudahan mama bisa nerima saya, karena saya yakin Jisoo akan melengkapi saya. Begitupula dengan saya yang akan melengkapi Jisoo."

Jisoo terdiam menatap Sehun dengan haru, keraguan yang terkadang masih muncul seakan sirna begitu mendengar suara dengan penuh keyakinan.

"Jisoo, maukah kamu jadi ibu Manse, ibu anak-anak kita kelak, serta pendamping untuk mas?"

Jisoo menangis haru, tak menyangka Sehun akan melamarnya didepan makam sang ibu. Tak butuh lama Jisoo mengangguk, mengiyakan ajakan Sehun.

Tbc...

Yuk ah, ramein kapal HunSoo di akun aujaclub oh iya aujaclub juga lagi open member loh, ikutan yuks, kita bikin story bareng-bareng buat Mba Jisoo tersayang 💗🦋😍

DaddySitter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang