Chapter 6

76 2 0
                                    

Angel dan Zero pun pulang setelah keduanya menyetujui status pertemanan mereka berdua dan meyingkirkan prasangka buruk mereka masing-masing.

Zero sengaja menghubungi Daffin untuk meminta bantuan namun saat baru mengecek ponsel Zero tidak ingat kalau ponselnya lowbet sejak kemarin sore. Zero lantas meminta Angel untuk meminjamkan ponselnya.

" Mana ponsel lo! ". Pinta Zero tegas

" Lo mau ngerampok gw? ". Jawab Angel cemas

" Gw mau telfon temen gw buat jemput kita disini jadi tolong pinjem ponsel lo sebentar ". Jelas Zero

" Lo gak bilang dari awal, gw udah buang ponsel gw kemarin sore ". Ujar Angel

" Kenapa lo buang!? ". Tanya Zero kesal

" Karna gw kabur dari rumah kalo gw gak buang ponsel itu mungkin sekarang papah gw udah bawa gw pulang ". Jelas Angel

" kalau papah lo bawa lo pulang itu bagus emang gak seharusnya anak kabur dari rumah orang tuanya ". Ujar Zero

" Tapi gw bukan anak kandung nya, sekarang lo puas? ". Tanya Angel kesal

" Kenapa gw harus puas itu kisah lo bukan kisah gw dan gw gak peduli itu ". Ujar Zero tenang

" Sekarang lo udah tau semuanya, lo bisa anggap gw bodoh atau semacamnya lo bisa lakuin itu ke gw biar gw gak nyesel dengan tindakan konyol gw. Lo bisa maki gw sekarang atau lo bisa triak marah-marah ke gw. Gw butuh itu sekarang ". Jelas Angel

" Gw gak harus lakuin itu, gw udah bilang gw gak peduli jadi jangan minta gw lagi! ". Ujar Zero cuek

Zero pun menghampiri orang yang terlihat tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri untuk meminjam ponsel, untungnya orang itu mau meminjamkannya. Zero pun mulai menghubungi Daffin dan memintanya untuk datang. Setelah memastikan Daffin Zero mengembalikan ponsel yang dia pinjam lalu langsung kembali ke arah Angel yang sedang terduduk sedih.

Melihat Angel yang sedang bersedih membuat Zero merasa bersalah karna terlalu kasar dan tidak peduli padahal dia tau bahwa Angel banyak membantunya. Melihat orang yang berjualan Es Krim membuat Zero yakin untuk menghibur Angel jadi Zero membeli Es Krim rasa Vanilla.

Setelah membeli itu Zero menghampiri Angel yang masih bersedih. Zero terududuk tepat disebelah Anggel dan memberikan Es Krim Vanila.

" Sedih gak pantes buat cewe yang udah berani ngikutin keputusan konyolnya sendiri jadi jangan nyesel, buat gw itu cukup bagus karna lo berani ambil keputusan yang mungkin bisa ngerubah hidup lo sendiri. Mungkin ini cocok buat rubah mood lo ". Ujar Zero lalu memberikan Es Krim Vanila ke Angel

Mendengar ucapan Zero dan melihat tingkah Zero cukup melelehkan dan membuat suasana hati Angel menjadi lebih baik. Angel terus menatap Zero dengan pupil mata yang mulai membesar dan sedikit tersenyum tipis kepada Zero. Zero yang menyadari itu terasa seakan matanya terikat untuk terus bertatapan dengan Angel menurutnya mata Angel cukup bercahaya dan itu mengagumkan.

Angel menerima Es Krim dari Zero dengan senang hati namun Angel tidak bisa menghabiskan Es Krim vanila itu sendirian karna Angel tidak begitu menyukai rasa Vanila dan akhirnya Angel meminta Zero membantunya menghabiskan Es Krim itu.

" Terimakasih ". Ujar Angel singkat

" Emhmm gak masalah, maaf karna sikap gw yang buruk tapi inilah gw ". Ujar Zero dengan tulus

" Maaf juga karna udah terlalu lemah tapi inilah gw ". Ujar Angel

" Gak ada orang yang terlalu lemah atau pun terlalu kuat semuanya sama kalau lo lihat mereka semua dari sudut yang berbeda ". Ujar Zero

LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang