Pertandingan

135 68 19
                                    

Kondisi lapangan SMA PELITA saat ini ramai sekali hampir seluruh murid melihat pertandingan bola basket yang dimainkan oleh tim Rival dan tim Langit

Banyak yang menyoraki tim Langit sebagai Most Wanted baru disekolah dan tak kalah banyak juga yang menyoraki tim Rival si ketua basket yang selalu membanggakan nama sekolah atas pencapaiannya dalam memenangkan setiap pertandingan antar sekolah.

Vivi gadis itu sedari tadi bingung ia harus mendukung siapa? Langit atau Rival? kadang ia menyoraki nama Langit kadang juga ia menyoraki nama Rival secara bergantian

"LANGIT SEMANGAT!!... Ehh RIVAL JUGA SEMANGAT!!" teriak Vivi menyoraki keduanya yang sedang beradu memperebutkan bola.

Bola berada ditangan Rival tapi kini sudah berpindah ditangan Langit lalu ia menggiring dan mengoper menggiring lagi dan.... Masuk! Skor bertambah pada Tim langit. Begitupun sebaliknya Rival yang mencoba untuk memasukkan bola kedalam ring dan tak butuh waktu lamapun ia sudah memasukkannya dan mendapatkan skor poin

Pertandingan semakin panas, kedua tim sering melakukan pelanggaran dan adu jotos dalam permainan pun, selalu melempar tatapan tajam, tapi berbeda dengan Langit, ia hanya bersikap santai tidak peduli Rival yang selalu menatap tajam kearahnya

"pengecut!!" bisik Rival saat berpapasan dengan Langit, sedangkan Langit yang mendengarnya hanya tersenyum miring meremehkan dan itu membuat gejolak amarah Rival bertambah

Kini skor mereka berbeda tipis, tim Rival ketinggalan dua poin dan tim Langit yang memimpin, waktu pertandingan sebentar lagi akan habis, itu membuat tim Rival tidak mempunyai banyak waktu untuk menambah poin, sudah berbagai cara Rival lakukan untuk mendapat celah tapi selalu saja dihalangi. Tapi Rival terus menggiring bolanya berharap mencetak tiga poin agar lebih unggul dari tim Langit

Dari kejauhan Langit sudah berada didepan untuk menghalangi jalan Rival, dan saat Rival mendekat, Langit menghindar mempersilahkan Rival mendapatkan tiga poin

Rival terkejut atas tindakan Langit, memangnya apa yang dipikirkan Langit? Bukan kah ia ingin menjadi ketua tim basket disekolah ini, lantas mengapa ia membiarkan tim Rival mendapatkan poin dan sekarang tim nya tertinggal satu poin

Hanya butuh lima detikpun pluit berbunyi menandakan waktu telah usai. Disini tim Rival lah yang menang. Sebagian murid ada yang kecewa karena most wanted nya kalah dan ada yang bersorak atas kemenangan tim Rival

Semua murid tidak tahu jika didalam pertandingan ini ada pertaruhan, mereka pikir ini hanya pertandingan biasa antara Cogan Cogan disekolah.

Langit melihat Vivi yang menari nari atas kemenangan Rival, kini Rival tetap menjadi ketua basket disekolahnya

Vivi tidak tahu jika disebelahnya sudah ada Langit yang sedang tersenyum atas tingkah konyolnya itu, lantas Ega yang melihat keberadaan Langit memutar sedikit tubuh Vivi agar mengetahui keberadaan Langit yang disebelahnya

"Ehh Langit, kaget aku" Vivi terkejut melihat Langit dihadapanya, tangan kirinya ia letakan di dada seakan akan ia memang terkejut dan tangan kanannya memegang botol air, Langit yang melihat air minum ditangan Vivi lantas mengambilnya lalu meminumnya sampai tandas tak tersisa

Vivi hendak menahan agar Langit tak meminumnya tapi melihat Langit yang kehausan tak apalah, ia hanya bisa menggigit jarinya

"Kenapa" Langit bertanya kepada Vivi karna terlihat khawatir

"I-itu kan bekas Vivi" ia menunjuk botol minum yang berada ditangan Langit

"Terus?" Langit menaikkan sebelah alisnya

"... Langit minum dibekas bibir Vivi" Langit menunggu Vivi yang akan mengucapkan kalimat lagi

"Itu berarti....sama nya dengan ciuman secara tidak langsung" Vivi menggigit gigit jadinya cemas, sedangkan Langit hanya tertawa renyah lalu menyeringai

"Lo mau secara langsung?" Langit menggoda Vivi dengan mecolek colek dagunya sedangkan Vivi melotot terkejut atas ucapan Langit, begitupun dengan Ega dan Syifa sama terkejutnya karna mereka bisa mendengar dialog pasangan yang ada didepannya ini

"Ahhhkkk" Langit terkejut karna Vivi tiba tiba berteriak lalu pergi dengan wajah yang merah padam, ia tak mengerti apa yang terjadi dengan gadis itu

Ditoilet Vivi sedang menahan degub jantungnya dan menepuk nepuk pipinya yang terlihat seperti tomat matang, betapa konyol nya tadi ia membayangkan bagaimana Langit mencium nya SECARA LANGSUNG!

"Vivi! lo gapapa" tiba-tiba pintu toilet dibanting keras membuat Vivi terlonjak kaget, Ega datang dengan khawatir sambil membolak balikan tubuh seperti takut barang kesayangannya lecet, Syifa datang dengan nafas yang tersenggal senggal sepertinya ia habis balap lari

"Woy Ega.. Heh heh lar..lari..lo cepet.. banget..." badan Syifa melemas dan limbung terduduk dilantai sambil mengatur nafasnya

"Karna gw udah terbiasa dihukum lari dilapangan" ucap Ega terdapat kekehan melihat Syifa yang sama merah padamnya dengan Vivi

"Gw bilang juga apa, tu anak cuma blushing gak kaya ikan buntel yang terdampar" ujar Syifa yang masih mengatur nafas nya

"Lo sendiri kenapa teriak terus lari" Ega meminta penjelasan pada Vivi

"Kaya nya gw sakit jantung dehh, tolong bawa gw kerumah sakit" dramatis Vivi membuat Ega menoyor kepalanya agar tersadar dari kebodohannya itu

Setelah beberapa keheningan dan nafas Syifa yang sudah teratur
Vivi teringat ucapan langit tadi malam dan ia menceritakan pada Ega dan Syifa bahwa tadi malam langit datang kerumahnya dan sudah mengenal Rival sejak lama

"Jadi, Rival nyembunyiin bahwa dia udah kenal langit sejak lama" Vivi mengangguk sebagai jawaban

"Bisa jadi ada permasalahan sampai Rival benci banget sama Langit"

"Dimasa lalunya mungkin" Vivi sedari tadi hanya manggut manggut mendengarkan
argument argument dua sahabatnya

"Terus Vi lo percaya kalo langit gk akan manfaatin lo" Vivi tetap manggut manggut mengiyakan

"Mungkin bener Langit gak akan manfaatin dia, selama ini Langit gak pernah nanya macem macem ke si Vivi" Ega dan Vivi saling menatap lalu manggut manggut bersamaan

"Pangeran lo si Dika Dika itu gimana, udah lo lupain terus langit sebagai penggantinya" Syifa terkekeh atas penuturan Ega yang prontal

"Gw bingung harus milih siapa soalnya mereka Kaka adik sihh" Vivi mengerucut kan bibirnya

"Hah! Yang bener lo! Mereka sodaraan" ucap Ega dan Syifa berbarengan, mereka terkejut dan lebih terkejut lagi seseorang menggebrak pintu dengan keras

"Woy! gausah ngegosip diitoilet juga kali" Tasya bernoteben murid terpintar disekolah tapi gayanya seperti LONTE, datang bersama antek anteknya mengejutkan tiga manusia yang sedang mengobrol

Jadi obrolan mereka terpotong karna tidak ingin beradu jotos dengan Tasya yang mempunyai mulut mercon, mereka pun bingung mengapa orang seperti Tasya memiliki IQ tinggi, dan akhirnya Vivi melanjutkan cerita disepanjang jalan soal langit dan Dika yang menjadi saudara tiri, ia menceritakan percis seperti langit menceritakannya dikafe.

Disisi lain dua laki laki sedang melempar tatapan tajam, beradu mulut dan beradu otot, mereka sama sama menatap ketidak sukaan satu sama lain.


Kalo udah muncul tokoh baru, bakal ada cerita baru yang lebih seru lohhh

Btw Tasya siapa yaa sebenarnya

Jangan lupa vote nya, pencet bintang yang dibawah hehe

Dan kalo mau komen, komen aja jangan malu malu

DIA LANGIT Where stories live. Discover now