👁️‍🗨️15👁️‍🗨️

783 66 17
                                    

(SUDAH DI REVISI)

Cuaca pagi ini, seakan mendukung kebahagiaan Mikel. Dirinya dan Armatta sudah resmi berpacaran.

"Pagi bunda!" Teriak Mikel turun dari motor, memanggil Armatta.

Tentu saja, teriakan Mikel mengundang perhatian siswa yang telah datang ke sekolah.

Armatta memelototi Mikel dengan wajah galak, lalu berlalu meninggalkan Mikel.

"Kok gitu sih ta?" Keluh Mikel yang menyusul Armatta.

"Lo alay!" Sarkas Armatta.

Bukannya marah, Mikel malah tertawa kegirangan, lalu menoel pipi mulus milik Armatta.

"Apasih!" Armatta menepis tangan Mikel yang menoel pipinya.

"Masih pagi kok marah marah, gak baik tau. Apalagi sama pacar sendiri." Ujar Mikel malu malu, layaknya anak kucing.

Jantung Armatta berpacu kencang, rasa gugup tiba-tiba menyerangnya setelah mendengar ucapan Mikel. Pipinya perlahan memerah.

"Berisik lo!" Armatta berlari pergi masuk kelas, sebelum Mikel melihat wajahnya yang memerah.

Mikel cemberut kesal, karna di acuhkan oleh Armatta.

"Mikel!" Panggilan itu membuat langkah Mikel terhenti, ia menoleh dan melihat Ziva berdiri di belakangnya.

"Kenapa Ziv?" Tanya Mikel.

Ziva tersenyum manis, lalu memberikan sebuah kotak bekal berbentuk love padanya.

"Aku bawain kamu sarapan, di makan ya!" Ucap Ziva antusias.

Mikel tersenyum, lalu menerima bekal tersebut lalu mengangguk.

"Makasih ya." Setelahnya Mikel berlalu pergi menuju kelas.

Respon Mikel yang terkesan cuek membuat Ziva kesal, lalu memilih pergi menuju kelasnya.

"Tata!" Mikel duduk di samping Armatta yang tengah membaca buku.

Bekal di tangan Mikel membuat Armatta mengernyit heran.

"Gua tadi di kasih Ziva." Jawab Mikel menjawab keheranan Armatta.

Armatta terdiam beberapa saat menatap kotak bekal berbentuk love tersebut. Hatinya tiba-tiba memanas, dan Armatta tidak tau apa penyebabnya.

"Gausah cemburu, kamu tetep kesayangan aku kok!" Ujar Mikel tertawa girang, lalu menyuapi Armatta dengan sesendok nasi goreng yang di berikan oleh Ziva.

"Pede lo!"

Armatta mengunyah nasi goreng yang di suapi Mikel padanya, rasa nasi goreng ini sangat buruk, terlalu asin.

"Asin banget ya," ucap Mikel lalu memberikan Armatta sebotol air.

Armatta dengan cepat meminumnya, setelah itu Mikel juga ikut minum di botol yang sama dengan Armatta.

Armatta melotot galak, "lo ngapain minum di botol itu, kan tadi udah gua minum!"

"Ya terus kenapa?" Balas Mikel acuh.

"Sinting lo!" Sarkas gadis itu, padahal dalam hatinya seperti terpantik kebahagiaan.

"Nanti pulang sekolah jalan yuu!" Ajak Mikel tak hentinya menatap wajah Armatta.

"Gak bisa." Balas gadis itu cuek, tetap memperhatikan novel di genggamannya.

Mikel cemberut kesal, "Ayo dong! Ini kan first time kita jalan setelah resmi berpacaran!" Ucap Mikel sengaja mengeraskan suaranya.

Tentu saja hal tersebut membuat para murid yang ada di kelas shock bukan main. Bagaimana tidak, seorang Mikel bisa meluluhkan hati batu Armatta.

Armatta mencubit lengan Mikel dengan keras, dirinya benar-benar kesal sekarang.

"Lo bisa diem gak sih, lemes amat tu mulut!" Cerca Armatta.

Bukannya marah, Mikel malah tertawa, "Biar semua orang tau, kalo sekarang, Armatta itu milik Mikel dan cuman Mikel!" Jawab Mikel sembari menatap songong ke arah Tori.

"Serah lo!" Jawab Armatta kesal.

Tori merasa sangat cemburu. Gadis yang ia sukai sudah menjadi milik cowok songong yang menjadi saingannya.

"Lo pikir gua bakal nyerah gitu? Dalam mimpi lo, Mikel!" Batin Tori mencerca.


Dear ARMATTA(REVISI)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz