"Bagaimana dengan kau?" tanya Jinhwan, tersirat rasa khawatir dan tidak enak dari pertanyaannya.
"Tenang saja, kau jangan mengkhawatirkan aku." kata lelaki itu kembali meyakinkan. "Pergilah dan hati-hati."
Jinhwan tersenyum membalas semyuman laki-laki asing yang baik padanya ini.
"Terimakasih. Aku harap kita bisa bertemu lagi untuk mengembalikan mantelmu."
"Aku juga berharap kita bisa berjumpa lagi. Sekarang pergilah sebelum ada badai." 

Jinhwan mengangguk dan mulai memakai mantel laki-laki itu yang kebesaran di tubuhnya. Mantel itu tahan air dan cukup hangat.

Ketika Jinhwan sudah berjalan, lelaki itu memanggilnya. Jinhwan menoleh.
"Namamu siapa?" teriak laki-laki itu.
"Jinhwan, Kim Jinhwan. Dan kau?" Jinhwan tidak kalah keras saat berteriak.
"Aku Kim Hanbin. Senang berkenalan denganmu dan sampai jumpa." Laki-laki itu kembali memamerkan senyum menawannya dan melambaikan tangan riang kepada Jinhwan.
Jinhwan tersenyum dan balas melambai singkat lalu kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti.






-








Keesokan harinya ketika  Jinhwan baru saja turun dari bus di halte, ia melihat laki-laki yang menolongnya itu sedang bersender di tiang halte. Tanpa sadar Jinhwan tersenyum.


Laki-laki itu, Kim Hanbin, menegakkan tubuhnya ketika sadar seorang namja yang ditunggunya sudah datang. Senyumnya mengembang, ia pun menghampiri Jinhwan.


"Selamat pagi!" sapa Hanbin kelewat ceria.
Jinhwan mengangguk dan membalas sapaan pagi Hanbin. Senyumnya masih bertahan di bibirnya sejak tadi.
"Oh, ini mantelmu." Jinhwan memberikan paper bag kepada Hanbin.
Tetapi Hanbin malah mendorong paper bag tersebut dan berkata, "Untukmu saja. Anggap sebagai kenang-kenangan dariku".
"Waeyo?" Jinhwan tentu saja mengerutkan dahinya. Perkataam Hanbin tersirat kesedihan yang luar biasa meskipun laki-laki itu menyembunyikannya dengan senyuman.
"Tidak apa-apa. Um, mau menemaniku membolos?"
"Eh?"
Terlambat. Sebelum ia memberikan protes, tangannya sudah ditarik oleh Hanbin. Membawanya untuk menaiki bus lagi.





Keduanya duduk bersebelahan. Hanbin memperhatikan Jinhwan yang masih kebingungan. Sadar akan tatapan Hanbin kepadanya, ia menunduk. Ia sangat salah tingkah. Selama ini ia tidak pernah ditatap seperti ini, tatapan yang penuh makna salah satunya kekaguman, mungkin.




Hanbin membawanya ke danau yang sangat indah. Ia terkagum-kagum, ia tidak tahu bahwa ada danau sebagus ini di kota tempat ia tinggal.

"Kau terlihat baru pertama kalinya ke sini." Hanbin terkekeh.
"Memang." balas Jinhwan yang masih terkagum-kagum.
Hanbin menghentikan kekehannya dan memekik, "Jinjja?"
"Ya aku tidak bohong dan terimakasih untukmu karena telah membawaku kesini."
Hanbin mengangguk, "Ku harap kau tidak akan bosan untuk datang ke sini."
"Tentu saja." kata Jinhwan bersemangat.
"Ayo berkeliling. Akan aku tunjukkan hal-hal indah kepadamu."

Oneshoot Twoshoot BinhwanWhere stories live. Discover now