Waiting For You (End)

165 20 6
                                    

Hallo gaiisss;)
Balik lagi sm aku ;)
Sblmnya aku nanya dl dong. Ceritaku ini nyambung gaksih? Atau gajelas gtuu???
Monmaap yakk wak, cm ya aku bukan author. Aku hanya sekedar menulis aja wak, blm bs dibilang sgbi author krna aku juga masih belajar..
Tp suka gasuka terima kasih buat kalian yang udh mampir:) ini ending dri WFY ya gais;))

Slmt membacaaaaaa

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.









Jinhwan merasa saat ini darah mengalir keluar dari hidungnya, pikirannya sudah entah kemana. Kepalanya pun merasa sangat sakit. Ia tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang dideritanya saat ini. Kemudian tubuh Jinhwan akhirnya merasa lunglai dan mulai tak sadarkan diri.

.
.
.
.
.

Wooridul Hospital - Gangnam, Seoul

Saat ini Jinhwan sudah berada di rumah sakit, sebelumnya Bobby yang saat ini sedang menjenguk sepupunya, ia melihat Jinhwan yang dibawa oleh perawat rumah sakit ke dalam ruangan ICU. Tidak menunggu lama Bobby pun langsung memberitahukan kepada Hanbin bahwa saat ini Jinhwan sedang berada di rumah sakit dengan keadaan kritis. Hanbin yang sudah mengetahuinya langsung segera pergi menuju ke rumah sakit dengan perasaan gelisah dan tentunya takut jika terjadi sesuatu pada Jinhwannya.

-

Hanbin pun sekarang sudah berada di rumah sakit bersama Bobby, dan Junhoe yang baru saja datang. Mereka yang melihat Hanbin merasa kasihan bagaimana saat ini Hanbin benar-benar merasa terpukul. Dan mereka pun mencoba menyemangati Hanbin dengan usaha mereka masing-masing. Ketika dokter sudah mengatakan semuanya kepada Hanbin tentang keadaan Jinhwan yang sudah memiliki penyakit kanker otak dari usia tiga belas tahun hingga sekarang dengan keadaan tubuh yang sudah semakin lemah, namun Jinhwan bisa bertahan hidup cukup lama sebelumnya, tapi sekarang ia sudah sangat tidak berdaya.


"Apa yang terjadi padamu, mengapa kau tidak memberitahuku jika kau mempunyai penyakit separah itu. Mengapa aku bisa tidak tahu jika kau sakit. Bahkan kadang wajahmu terlihat pucat ketika bertemu denganku tapi kau menutupinya dengan senyumanmu. Apa kau menjauhiku karena kau mempunyai penyakit dan kau tidak ingin jika aku mengetahuinya. Tapi aku benar-benar menjadi pria yang bodoh dan tidak mengerti tentang keadaanmu. Maafkan aku Jinani, jeongmal mianhaeyo", ucap Hanbin dengan menumpahkan air matanya.

Seketika Hanbin teringat akan buku milik Jinhwan. Segera Hanbin mengambil buku milik Jinhwan untuk membaca apa yang ditulis di dalam bukunya. Ia membuka satu persatu halaman, lalu membukanya lagi. Tak sengaja Hanbin menjatuhkan sebuah foto dari dalam buku Jinhwan ketika Hanbin membaliknya kehalaman berikutnya. Ternyata Jinhwan masih menyimpan foto bersama Hanbin dengan berbagai hiasan tangan yang dibuat oleh Jinhwan. Banyak yang Jinhwan tulis di setiap halamannya, Hanbin sudah mulai mengerti isi dari buku ini yaitu bercerita tentang Hanbin. Dan itu membuat Hanbin terus menumpahkan air matanya, bagaimana bisa Jinhwan melakukan semua ini. Dan pada halaman terakhir ia membacanya dengan amat sangat serius membuat dirinya merasa hanyut dalam pikirannya.

Aku senang sekali bertemu denganmu Bin, kau mengagetkanku ketika tiba-tiba kau sudah berada di depanku. Sebenarnya aku tidak ingin kau melihatku, asal kau tahu aku tidak jauh darimu dan aku tetap memperhatikanmu dari kejauhan. Aku selalu mencari tahu keberadaanmu dan aku senang ketika menemukanmu, tapi aku tidak ingin kau menemukanku. Aku sering melihat kau tertawa bersama teman-temanmu, kau tidak sadar bahwa aku berada disitu dan tidak jauh darimu tapi aku menyamarkan diriku agar kau tidak mengenalku, ternyata rencanaku itu berhasil. Aku sangat merindukanmu Bin, dan rasa rinduku semakin jadi. ketika kita selalu bertemu secara kebetulan. Aku merasa bahagia ketika diriku berhadapan langsung denganmu, itu membuat jantungku berpacu lebih cepat. Dan kau tau aku berbohong soal tunanganku, sebenarnya aku tidak memiliki tunangan. Untuk melupakanmu saja aku tidak bisa bagaimana aku bisa memiliki tunangan. Aku berkata seperti itu agar kau membenciku Bin, memang sakit namun itu harus kulakukan. Dan alasan mengapa aku meninggalkanmu karena aku tidak ingin kau malu mempunyai kekasih penyakitan sepertiku. Maafkan aku, aku mencintaimu.

Oneshoot Twoshoot BinhwanWhere stories live. Discover now