남자 친구

149 12 2
                                    

Aku berlari menjauh. Air mataku sudah tak lagi terbendung. Hatiku terasa sangat sakit. Dia, orang yang sangat kucintai telah mengkhianatiku. Sakit.

Mama yang melihatku menangis saat memasuki kamar, datang dan memelukku. "Apa yang terjadi?" tanyanya lembut.
"Eomma, ayo kita pindah ke Seoul menyusul appa! Aku merindukan appa!" ucapku sambil memandang mama. Mama tidak menjawabku, dia terlihat bingung.
"Kenapa sangat mendadak? Bukankah kamu masih sekolah di sini?"
"Aku ingin pindah!" ucapku kekeuh.
"Baiklah jika itu keinginanmu!"
Mama keluar kamar dan menelepon papa yang berada di Seoul. Aahh.. maaf menyusahkan kalian. Ucapku dalam hati.

----------------

Pukul 20.03 KST, kami sampai di bandara Incheon. Karena masih liburan semester, aku memiliki waktu beberapa hari untuk bermain.

Seorang pria tampan menghampiri kami. Mungkin salah satu pegawai papa.
"Annyeonghi jumuseyo. Biar saya bawakan tasnya!" ucapnya dengan bahasa korea yang sangat fasih.
"Gomawo." aku sedikit tersenyum.
"Silahkan masuk!" pria itu membukakan pintu mobil untuk kami. Tanpa menjawab aku dan mama langsung memasuki mobil itu.

-

Sampai di sebuah rumah yang terlihat sangat megah. Kami turun dari mobil dan langsung disambut oleh beberapa pelayan. "Tn. Kim sedang ada rapat, nyonya dan nona bisa langsung masuk kekamar untuk beristirahat." ucap seorang wanita paruh baya. Dia menunjukkan kamar yang akan kami tempati.

Hari ini sangat melelahkan. Aku langsung tertidur saat merebahkan diri di kasur. 


----------------


Matahari bersinar sangat terang. Aku terbangun dan langsung melihat jam weker di atas meja. Pukul 7, masih sangat pagi.
Sudah satu bulan sejak kedatanganku di korea. Dan sudah 2 minggu sejak aku belajar di sini. Sekolah dimulai pukul 9. Aku bersiap-siap. Setelah terlihat rapi, aku turun ke lantai satu untuk sarapan bersama.
"Selamat pagi.." sapaku kepada kedua orang tuaku.
"Pagi.." jawab mereka berdua.
Aku sarapan dengan cepat. Setelah selesai, aku berangkat ke sekolah bersama papa.


-Senior High School Apgujeong-

"Jinanie!!" panggil seseorang. Aku berbalik menuju sumber suara.
"Tae Hee.." aku tersenyum kearah gadis yang duduk di samping bangkuku itu. Kami berjalan bersama menuju kelas. Sampai di kelas, kami saling berbagi cerita. Sangat menyenangkan.

Seorang pria memasuki kelas. Kim Hanbin, sangat dingin dan jarang berkumpul dengan siswa lain. Tapi entah kenapa, aku melihat dia seperti orang yang rapuh.
"Joheun achim hanbinie" aku mencoba untuk akrab dengan semua orang. Yah.. walaupun aku tahu dia tidak akan menjawab sapaanku.

"Annyeong" Jawab Hanbin. Aku terkejut saat mendengar ia membalas sapaanku.
Tae Hee yang berada di sampingku juga tidak kalah terkejutnya. Aku tersenyum.

-

Pulang sekolah. Aku biasanya dijemput papa, tapi hari ini papa telat. Aku memutuskan untuk menunggu di depan gerbang sekolah. Suara deru motor menyadarkanku dari lamunan. Hanbin terlihat tampan berada di atas motornya.

"Kamu belum pulang?" Tanya Hanbin. "Appa belum menjemputku!" Balasku. "Ayo kuantar!" Ajak Hanbin. Aku terkejut, "Hah?"

"Kalau tidak mau kutinggal nih!". Aku berpikir sejenak. Papa mungkin lupa menjemputku, aku juga tidak tahu jalan. Hanbin kembali mengagetkanku dengan deru motornya. "Ikut nggak?" Tanya Hanbin memastikan. "Aahh..Ne!" aku langsung naik keatas motornya. Hanbin menjalankan motornya setelah kuberitahu alamat rumahku. Ternyata kami bertetangga.

Oneshoot Twoshoot BinhwanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ