Kisah syahdu antara aku dan laki-laki bernama Biru Samudera.
Laki-laki baik yang mengubah abu-abu dalam hidupku menjadi warna-warni yang memukau mata.
Harapanku, semoga benang merah mengikat aku dan Biru selamanya.
Mari kukenalkan kalian kepada soso...
Kakakku tidak menjawab, dia kembali fokus menatap hamparan luas langit Bandung malam.
Memang, malam itu langit hitam tidak polos seperti biasanya. Bulan yang bulat sempurna dihiasi bintang-bintang yang berkelip mampu membuat siapapun yang melihat terpukau.
“Udah ah gue balik ke kamar, tidur lo! Jangan begadang!” ujarnya dengan tiba-tiba.
“Dih, terserah gue dong.” aku mendecih.
Kak Bumi langsung pergi ke kamarnya tanpa bicara apapun lagi.
----o0O0o----
“Pagi semuanyaaaa!”
Aku menyapa Ayah, Bunda dan Kak Bumi yang sedang sibuk menyantap roti bakar di meja makan. Menu sarapan kali ini adalah idenya Ayah.
“Jingga, Bumi, mau berangkat bareng gak?” tanya Ayah disela-sela kunyahannya.
“Tumben banget,” balasku sembari mengoleskan selai blueberry ke roti tawar. Aku kurang suka roti bakar.
