[24] The Mysterious Victim 2

Start from the beginning
                                    

Regan mengangkat sebelah alisnya. Kemudian menyilangkan lengannya di depan dada. "Aku baru saja berganti shift untuk patroli malam. Ngomong-ngomong, aku juga mendengar suara itu disini."

Omega itu cukup terkejut ketika Regan ternyata juga mendengar suara tadi.

"Ya sudah. Kembalilah ke tempatmu. Kau tahu bukan saat ini keadaan mansion sedang dijaga dengan ketat setelah pembunuhan misterius itu terjadi?" Omega itu mengangguk kaku.

"Kalau begitu cepatlah kembali. Atau dia mungkin saja akan mengintaimu," ucap Regan dengan nada gurauan. Tetapi tetap saja membuat omega itu menjadi ketakutan.

"S-saya permisi, Beta." Regan berdehem menjawabnya. Melihat hingga punggung omega itu menghilang dari balik tembok gudang.

Regan mengedarkan pandangannya ke sekeliling area belakang gudang itu. Area ini sangat sepi dan minim pencahayaan. Rawan sekali jika seseorang berada disini sendirian di saat keadaan mansion sedang dirundung oleh berita pembunuhan misterius seperti saat itu.

Setelah beberapa menit, dia berlalu meninggalkan tempat itu dan kembali ke dalam. Setelah memutuskan sesuatu yang melintas di otaknya tadi.

***

Kini semua penghuni mansion kembali dihebohkan oleh ditemukannya seorang omega yang tewas secara mengenaskan.

Elle, yang baru saja terbangun, buru-buru menuju ke tempat kejadian. Yang letaknya berada tak jauh dari gudang penyimpanan bahan makanan. Disana sudah ada Davion, Regan, dan beberapa petinggi pack.

Davion menoleh ketika mencium aroma matenya. Alpha itu segera menghampiri Elle. "Apa yang kau lakukan disini? Sebaiknya kau kembali ke dalam."

Elle menggeleng dan berjalan mendekati mayat itu. Davion langsung mengejar matenya.

Dan saat itu juga Elle tak percaya melihatnya. Omega itu, dia cukup mengenalnya, omega yang saat itu menemaninya ke kediaman orangtuanya. Apa yang sebenarnya terjadi disini?

"Davion?"

Mendengar suara bergetar dari Lunanya. Membuat Davion segera mendekap tubuh Elle yang hampir luruh. Memblokir pandangan Elle yang mengarah pada mayat itu. Semua yang ada disana menghentikan percakapan mereka.

"Sudah aku katakan untuk kembali saja ke dalam."

"Dia―" "Siapa yang membunuhnya?"

Davion menggeleng pelan. "Kita sedang menyelidikinya. Pembunuh ini cukup sulit dilacak. Dan selama itu kau sebaiknya tidak keluar dan selalu berada dalam pengawasan."

Sekali lagi Elle melihat ke arah mayat omega itu. Hatinya mencelos sakit. Meskipun perkenalan mereka cukup singkat, tetapi membuat Elle merasa nyaman bersama dengan omega itu. Dia masih tidak percaya. Lalu, sebuah pemikiran melintas.

"Bagaimana dengan pasangannya?"

"Dia un-mated wolf," jawab Davion singkat.

Melihat wajah Lunanya yang semakin pucat, dia memutuskan untuk menggendong gadis itu.

Sebelum membawa Elle ke dalam, dia berbicara pada mereka tanpa berbalik.

"Bawa mayat itu ke ruang otopsi. Tunggu perintah dariku dan kita lanjutkan setelah ini."

"Baik, Alpha," patuh mereka serempak.

Davion membawa Elle ke dalam. Ke kamar mereka. Dia merebahkan tubuh matenya itu ke atas kasur. Dan terkejut keyika melihat pipi matenya telah basah oleh air mata.

"Hei, kenapa kau menangis sayang?" Jarinya mengusap air bening itu.

"Aku takut. Bagaimana jika semakin banyak korban yang mereka bunuh?"

"Sstt.. tidak perlu takut. Aku, kami akan berusaha untuk memecahkan masalah ini."

"Apa aku bisa membantu?" tanyanya. Sebenarnya Elle sangat takut akan kejadian ini. Namun, sebagai pasangan dari Alpha, dia ingin sekali membantu meski hanya bantuan kecil.

Davion tersenyum kecil, kemudian mengangguk. "Ya, kau bisa membantuku, dengan tidak bertindak gegabah dengan pergi tanpa pengawasan. Bilang padaku jika kau akan pergi kemanapun. Sebisa mungkin aku sendiri yang akan menemanimu."

"Itu akan mengurangi rasa khawatirku. Juga anggota pack yang lain. Kau sangat penting bagi kami semua, termasuk bagiku. Dengan kau terus berada dalam pengawasan dan terus berhati-hati, itu sangat membantu." Elle terdiam sejenak. Lalu mengangguk paham.

Davion menunduk, mencium dahi dan bibir matenya. Kemudian membawa tubuh itu ke dalam pelukannya. Mengelus belakang kepala gadis itu dengan lembut.

"Kau tidak perlu takut. Aku akan melindungimu meskipun harus mempertaruhkan nyawaku sekalipun," janjinya lirih di telinga Elle.


***
TBC.

Twice :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Twice :)

BLE MOU ✓Where stories live. Discover now