Dua Puluh Enam

814 50 2
                                    

“Rey,”

“Hm?”

“Mau tanya dong, boleh?”

“Apa?”

Entah kenapa semenjak awal perjalanan pulang dari acara pernikahan Irene, cowok yang duduk di kursi pengemudi terus diam tak bersuara.

Memang sih, setiap kali mereka pergi kemanapun, jarang sekali mengobrol satu sama lain. Tapi kali ini sungguh beda rasanya.

“Kenapa tadi kamu harus jujur ke Audy?” tanya Reyna heran.

Reyhan terus saja fokus pada jalanan, sesekali ia melirik Reyna. “Memang salah?”

“Ya nggak sih,” balas Reyna. “Tapi aku pikir hubungan kontrak ini ga perlu di sebar ke orang banyak,” lanjutnya.

“Kasian, keliatannya dia sedih banget tadi pas kamu jujur, Rey.” oceh Reyna lagi.

*flashback on

“Kalian saling kenal?” tunjuk Audy kearah Reyna dan Arkan secara bergilir.

Arkan mengangguk cepat. “Yap, Reyna sahabat kecil gue,”

Mendengar pengakuan tersebut, membuat Audy dan juga Reyhan terkejut bukan main.

“Bener Reyn yang Arkan bilang?” tanya Audy yang sangat antusias.

Reyna tak menyangkal dan ia mengangguk, “Iya, dulu kami selalu main bareng.”

Cowok yang kini duduk tepat di sebelah sisi kanan Reyna termenung memikirkan sesuatu. Sepertinya ia sedang memutar balikkan memori ingatan beberapa waktu lalu.

Ah iya. Sekarang Reyhan paham dan ia sangat yakin hari itu Reyna pasti pergi dengan Arkan, sepupu mantan pacarnya.

“Gue mau tanya dong sama kalian.” ujar Reyhan melirik Reyna dan Arkan bergantian.

“Tanya apa?” jawab Reyna.

“Tanyain aja,” timpal Arkan.

Reyhan tampak menghembus napasnya gusar, sepertinya cukup panjang nih pertanyaannya. “Kalian pernah pergi berdua di Mall Granada sore sore?”

Kalian tahu bagaimana reaksi Reyna ataupun Arkan? Mereka benar-benar terkejut, bagaimana Reyhan bisa tahu?

Bukan hanya mereka, Audy pun ikut terkejut. Pasalnya Arkan tak pernah cerita apapun tentang hal ini.

“Kamu tau darimana?” ujar Reyna bingung.

“Berarti bener itu kalian berdua?” tanya Reyhan.

“Kok lo ga pernah cerita ke gue, Kan?” tanya Audy.

Arkan melirik sebentar ke Reyna. “Gue ketemu Reyna di Mall juga kebetulan. Yakan Reyn?”

Gadis itu mengangguk membenarkan. “Iya itu semua kebetulan aja,”

“Jadi hari itu kamu pulang larut karena abis jalan sama Arkan?” tanya Reyhan menatap calon istri kontraknya intens. “Dan setelahnya kamu kehujanan terus sakit.” lanjut nya.

Arkan terkejut, “Hari itu kamu kehujanan? Terus kamu sakit Reyn?”

“Kalo gitu mah, harusnya sore itu aku tetep maksa buat anterin kamu pulang.” lanjut Arkan menyesal.

“Bukan salah kamu kok, Kan. Aku sakit karena salah aku sendiri.” jawab Reyna meyakinkan sahabat kecilnya itu.

Audy berkutat dengan pikirannya. Ia berpikir sebenarnya ada hubungan apa antara Reyhan dan Reyna?

Reyna AprilliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang