Sembilan Belas

874 49 4
                                    

Sudah hampir satu jam Reyhan menempuh perjalanan demi memantau para pekerja dan proyek yang akan di bangun. Dan akhirnya ia sampai juga di sebuah lokasi yang tanahnya begitu luas sekali.

Lokasi ini sengaja dipilih karena desain rumahnya pun membutuhkan cukup banyak tanah. Bokong Reyhan terasa sangat pegal karena terus duduk di kursi kemudi mobil.

Setelah memarkirkan mobilnya, ia turun dari mobil dan para pekerja pun sudah mulai saling bergotong royong.

“Huh pegel banget nih pantat gue,” tukasnya sedikit jengkel.

Kemudian ia menghampiri beberapa pekerja dan memberikan sapaan supaya mereka makin semangat kerjanya.

Sebelum menghampiri para pekerja, ia sudah lebih dulu memakai alat pelindung kepala yang bentuknya seperti helm.

Memang sudah begini aturannya setiap yang datang ke arena proyek. Supaya tak terjadi hal yang tak diinginkan.

“Bapak bapak semangat untuk hari pertama!!” sapa Reyhan memberikan semangat.

Para pekerja tersebut menoleh dan senang karena arsitektur sekaligus mandor mereka selain ganteng, ramah pula.

“Wah mandor kita ganteng ya.”

“Iya Pak benar. Ramah juga,”

“Baru kali ini saya dapet mandor muda,”

“Ganteng dan berpendidikan.”

“Udah punya istri belum ya?”

“Mau ga ya dikenalin sama anak saya,”

Begitulah kira-kira bisikan demi bisikan dari para pekerja setelah melihat Reyhan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Seperti ibu-ibu? Sedikit.

Tap tap tap

Langkah Reyhan bergerak kesana kemari mengelilingi lokasi tersebut. Dengan jumlah pekerja yang cukup banyak, ia berharap proyek ini akan cepat selesai.

Saat dirasa sudah tiga jam disana, ia merogoh saku celananya dan mencari sesuatu di dalamnya.

Ia mencari ponselnya. Setelah dapat, ia segera mencari kontak Reyna karena sejak tadi bayangan Reyna selalu ada di pikiran nya.

Raga di satu tempat. Tapi pikiran di berbagai tempat, bak orang yang sedang jatuh cinta.

Saat sudah mendapat kontaknya, dengan cepat ia mulai mengetik sesuatu.

Reyna

You :
Reyn, maaf aku pamit sewaktu kamu tidur.

You :
Aku gak tega buat bangunin kamu. Cepet sembuh ya.

Send..

Dirasa sudah cukup mengabari, Reyhan kembali menaruh ponselnya di saku celana. Dan melanjutkan memantau keadaan sekitar.

Di lain tempat....

Seorang gadis yang sedang terbaring lemah sudah bangun dari tidurnya sekitar 15 menit yang lalu.

Begitu dirinya terbangun, sudah tak ada siapapun disamping nya. Ya laki-laki yang sebelumnya menemani dirinya di dalam kamar, kini telah pergi untuk bekerja.

Beberapa detik kemudian, ia merasakan ponselnya berbunyi, seperti ada pesan masuk.

Ting!

Reyna mengambil ponselnya yang di letakan diatas nakas dan melihat siapa yang telah mengiriminya pesan. Seketika sebuah senyuman terbit di bibir nya ketika melihat siapa yang mengirim pesan.

Reyna AprilliaWhere stories live. Discover now