"Siapa disana?! " teriak seorang satpam yang sedang berkeliling berpatroli pada malam hari. Satpam itu pun menyenteri seseorang yang sedang menyelinap dibalkon rumah tepatnya,kamar Acha.
"Mampus gue! " gumamnya. Dengan cepat orang itu melompat dari atas balkon kamar Acha. Balkon itu sangat tinggi jika diukur untuk melihat seberapa tinggi antara balkon dan tanah.
Bruuukkkk
"Aww!! " pekiknya. Untung saja orang ini memekik dengan pelan. Tapi tetap saja suara dirinya mengenai rerumputan terdengar sedikit lantang.
Satpam yang melihat seseorang terjatuh dari balkon rumah Acha. Langsung berjalan atau lebih tepatnya berlari, memastikan bukanlah maling yang menyelinap mengintip dari luar jendela. Karena satpam tersebut sempat menyenterinya menggunakan senter kecil yang kini digenggaman tangannya.
Acha yang mendengar suara orang terjatuh sontak saja berjalan mendekati balkon. Acha terus saja berjalan dan melihat siapa yang terjatuh yang menimbulkan suara yang cukup menganggunya memakan ice cream.
"Siapa pak? " tanya Acha saat melihat pak satpam yang menggelengkan kepalanya. Orang itu memunggunginya. Acha tidak dapat melihat wajah orang itu. Sepertinya jika dilihat dari perawakannya, Acha sangat familiar dengan orang itu.
"Anak remaja Neng! Kayaknya mau ngintipin neng Acha nih! Kurang ajar memang ya kamu! " teriak satpam itu dan memukuli lelaki itu dengan tongkat kecil yang dibawanya.
"Jangan dipukuli pak!! Acha datang ya sebentar! " Acha berlari menuju pintu utama dengan tergesa-gesa. Saat dirinya sampai diluar rumah, lebih tepatnya halaman dimana tempat terjatuhnya sosok lelaki ini.
"Ayo ngaku! Kamu mau ngintipin neng Acha kan?! "
Orang itu masih tidak menjawab dan menutup wajahnya dengan jaket kulit berwarna hitam yang dirinya kenakan. Sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya. Acha terkekeh tepat dibelakang orang itu.
"Bener ya? Kamu ngintipin aku? " tanya Acha dengan wajah penasarannya. Kalau boleh jujur, Acha ngeri juga, takut jika benar-benar jika orang ini mengintipinya.
"Engga kok! " sanggahnya. Akhirnya lelaki ini berbicara juga. Tapi Acha merasa janggal dengan suara lelaki ini. Sebuah nama terlintas dikepalanya.suara bass yang sangat sering Acha dengar.
"Terus kamu ngapain dibalkon kamarnya neng Acha hah?!!"
"E-em.... Begini, jadi ---" dengan sekuat tenanga Lelaki itu berlari meninggalkan Acha dan satpam. Acha tertawa lucu. Lelaki itu layaknya maling yang tertangkap basah. Lucu saja. Mungkin karena Acha merasa senang dengan adanya Ice cream berdatangan kepadanya beberapa saat lalu. Membuat Mood Acha menjadi lebih baik.
-------
Kesya berjalan dengan santai memasuki rumah sahabatnya itu. Sudah layaknya yang mempunyai rumah, Kesya berlalu langsung menuju kamar Acha yang terletak dilantai dua. Berhubung kini sudah memasuki hari Minggu, Kesya berencana untuk mengajak Acha Hangout saja.
Ceklek
Tanpa permisi Kesya menghampiri Acha yang tengah bergulat dengan selimut tebal dikasurnya. Hanya rambut panjangnya yang nampak dibalik selimut.kesya berdecak dan menarik selimut itu hingga terlepas dari tubuh Acha.
Dengan mata terpejam Acha mengambil guling dan langsung memeluknya. Kesya menarik guling itu, sontak membuat Acha berdecak kesal.
"Hari minggu kok mah! Nanti aja bangunnya agak siang aja!! " ucap Acha dengan mata yang masih terpejam.
"Bangun lo kebo! "
Acha membuka matanya perlahan. Mengumpulkan nyawa sedikit demi sedikit. Dilihatnya kesya sedang berdiri dihadapannya. Dengan kedua tangan berada dipinggangnya.
YOU ARE READING
Acha
Teen Fiction"Muka kamu tuh kaya jalan tol tau gak! RATA! gak ada ganteng-ganteng nya! " bentaknya. "Seriusly?" Artha berlagak layaknya sedang terkejut.namun kemudian dia memberikan smirknya membuat Acha terdiam dan menutup matanya, entah karena takut atau terl...
