"kasian tau tha, lo jahat amat sih ama cewe kek Acha" ucap jesson melihat Acha berjalan kejalan besar untuk menunggu angkot ataupun ojek.
Artha melirik jesson sambil menaikan alisnya, Artha terkekeh geli. "Lo kok malah gini sih? Biasanya lo paling dukung gue kalo gue ngasarin cewe".
"kalo Acha beda Tha, Acha terlalu polos, nurut aja lagi anaknya".
"gue tau sebenernya dia cape, dan gue juga ga ngerti kenapa dia setuju sama persyaratan Aneh lo itu".
Dibalkonnya,Artha melihat matahari yang mulai menghilang dari sana, Artha bersenandung kecil. Artha hanya menunjukan sifatnya ini jika dirumah,dan hanya jesson dan anggota keluarganya yang tau jika Artha sangat friendly dan ceria, berbeda jika disekolah.
"Gue suka sama Acha.udah dari lama"
Sontak kata-kata Artha membuat Jesson membulatkan matanya. "WHAT?! ARE YOU KIDDING ME?! "
"Sok inggris lo"
"ehk tapi kok bisa sih? Gua gak tau lagi!, ahk lo mah gak Asik! "
Artha terkekeh melihat Jesson se-kepo itu. Tapi sepertinya ini waktu yang tepat untuk menceritakan semua yang memang dia simpan sendiri.
Artha menghela nafas panjang, " Waktu gue baru SMP kelas sembilan, gue liat Acha pas lagi masa orientasi, dia itu bagaikan semut diantara para jerapah tau gak?, paling kecil dan paling pendek "
Artha terkekeh. Rasanya lucu jika memgingat masa dia masih kelas sembilan. Karena dia melakukan sesuatu yang bisa dibilang kekanakan dan tidak gentleman.
"terus? "
"Waktu itu pernah,gue ngasih sebuah kotak yang isinya coklat dan satu surat.dan itu bener-bener bikin gue malu. Karena gue gereget banget liat dia tuh kaya gak mau nerima kotaknya. Tapi setelah gue paksa, akhirnya dia mau"
"Anjay! Seorang Artha pernah bucin! Hahahaha!"
"Ck. Iya gue Akuin gue lumayan bucin waktu itu. Sampe pernah gue nelponin dia, pas dia jawab tapi gue diem terus gue matiin. Dan itu terjadi setiap hari, btw gue rela ganti-ganti kartu biar gak ketauan"
"Asli gue masih gak nyangka !"
Jesson berfikir sejenak. Kalau kaya gitu, kenapa Artha jadiin si Acha babu kek gini. Bukan apa-apa kan kasian. Masa cuma mau deket sama Acha harus nyiksa tuh cewe. Kan Artha ganteng.kenapa gak langsung ditembak aja si Achanya. Siapa coba yang mau nolak siArtha?.
Seakan mengetahui isi didalam otak Jesson. Artha menghela nafasnya dan menepuk bahu jesson. "Gue lakuin semua ini, biar beda dari Orang lain. Dan juga, kalo begini, kan kemungkinan Acha gak disukai juga kayaknya ngga bakalan terjadi. Secara kan ya, kali aja kaya difilm-film atau novel. Ada yang disukai most wanted kaya gue langsung dibully lah, dimusuhin lah. Klise banget."
"Lo lupa? Dengan lo yang nanya kecewek-cewek kalo lo ganteng apa kagak? Gak bakalan bikin perhatian semua orang terpusat sama lo?. disitu Acha jadi bahan omongan seantero sekolah! Bakal banyak yang gak suka sama Acha! Lo pinter apa bego sih sebenarnya?"
Artha melupakan itu.
" bilang aja pengen deket-deket sama si Acha kan?. Ngaku gak lo! "
______
Acha menggernyitkan dahinya saat didepan gerbang rumahnya. Dilihatnya ada sebuah kotak kecil berwarna biru yang dililit oleh pita berwarna putih. Acha mengambilnya dan meneliti. Siapa tau ada nama pengirim nya.
Nihil. Acha membawa kotak itu kedalam rumah, dan segera menuju kamarnya, karena sedikit penasaran.siapa yang mengirim kotak ini.
Acha menaruh kotak itu diatas meja belajarnya. Sementara itu Acha menaruh tasnya dan mulai membuka kotak itu. Acha kini terduduk diujung kasur dan memangku kotak itu. Setelah terbuka. Hal pertama yang Acha lihat hanya sebuah surat. Surat kecil berwarna biru laut. Acha mengeluarkan surat itu dan beralih pada sesuatu yang berada dibawah surat.
Didalam kotak, terdapat lima cokelat batangan, dan saat Acha mengambil coklat itu, adalagi dibawahnya, berarti coklat ini dua tumpuk, atau bisa diartikan coklat ini berjumlah sepuluh. Acha hanya terdiam. Maksudnya apa?. Acha membalikan kotak itu agar semua coklat itu terjatuh dan dilihatnya didasar kotak ada sebuah Voucer belanja sebesar 500 k. Acha sebenarnya senang melihatnya. Tapi siapa?.
Acha berfikir, dirinya harus berterimakasih kepada sang pengirim. Tapi bagaimana caranya. Untuk tau siapa pengirimnya saja Acha tidak tau. Tapi, terlintas sebuah ide dikepalanya. Acha mengambil ponselnya dan mulai memotretnya. Acha berniat meng-upload nya agar sang pengirim tau, kalau Acha berterimakasih.
Oh iya!, Acha hampir terlupa. Acha mengambil surat biru itu dan membukanya.
Halo Acha! Lo inget gue gak? Kalo lo nanya siapa pengirimnya, lo harus inget siapa yang pernah ngirim semacam ini waktu lo masih kelas tujuh diSMP!.
-T-
Acha menggernyitkan dahinya. Mengingat siapa yang pernah mengirimkan semua ini. Semasa SMP memang ada beberapa yang dekat dengan Acha dan membawakan Acha cokelat. Tapi, hanya ada satu orang yang memberikan sebuah kotak serupa, waktu saat Acha kelas tujuh, beberapa hari setelah masa orientasi.
" T?, apa kak Tama? "batinnya.
_____
Vote + comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha
Teen Fiction"Muka kamu tuh kaya jalan tol tau gak! RATA! gak ada ganteng-ganteng nya! " bentaknya. "Seriusly?" Artha berlagak layaknya sedang terkejut.namun kemudian dia memberikan smirknya membuat Acha terdiam dan menutup matanya, entah karena takut atau terl...
