PATIENCE 6

4 2 0
                                    

Di bangku taman,  Steven mengajaknya berbicara. Tampak hari mulai gelap dan mereka tampak berbincang bersama.

"Aku tak paham dengan Axl..akhir-akhir ini ia selalu marah padaku, walau terkadang harus aku yang mengalah..terkadang kami membaik..terkadang kami harus berkelahi lagi..!" kata Carrie menangis.

"Ya..aku paham..aku pernah mendengar kalian berkelahi lewat telpon..! Hm, aku yakin kau kuat nona..!" kata Steven mengelus pundak Carrie.

"Aku tak paham dengannya..! Sungguh, aku benar-benar mencintainya..aku butuh waktunya agar bisa bersamaku..tapi kenapa menjadi seperti ini?!" kata Carrie.

"Tenang saja..kami akan bantu kalian mencari jalan keluar dan sebenarnya Izzy juga tak tau dengan apa yang telah terjadi, Axl memang seperti ini orangnya..!" kata Steven.

Carrie menangis dan Steven memeluknya. Perlahan Carrie melepas pelukannya dan mengusap air matanya.

"Baiklah..jika ini jalannya..aku akan pergi dari hidupnya..dan ikhlas..! Terima kasih..! Sudah menerimaku untuk kesekian kalinya..aku takkan melupakan kalian dan mengganggu kalian lagi..! Terima kasih..!" kata Carrie bangkit.

Ia langsung berlari begitu saja meninggalkan Steven. Steven terdiam menatapnya dan tampak kasihan. Carrie menangis dan sampailah ia di apartemennya. Lalu ia menangis sejadi-jadinya.

"Mengapa menjadi seperti ini ya Tuhan..?! Untuk kesekian kalinya..aku seperti ini..!" kata Carrie pasrah.

Lalu ia merebahkan tubuhnya dan memeluk selimut. Hujan pun turun begitu lebatnya menyelimuti langit Paris di malam hari. Perlahan, Carrie menutup matanya. Keesokan harinya, ia pun bergegas untuk bekerja. Ia berusaha melupakan semuanya yg telah terjadi dan fokus pada pekerjaannya. Siang pun tiba, dan kini ia tengah termenung dikantor sendiri. Ia tampak bengong dan sesekali air matanya menetes.

"Maaf Nona Carrie, bisa ikut dengan saya?!" kata seorang rekannya.

"Oh ya..baiklah, ada apa?" kata Carrie mengusap air matanya dan mengikuti rekannya.

Lalu sampailah mereka di sebuah ruangan dan mereka berbincang bersama.

"Hm..baiklah akan kukerjakan..! Terima kasih atas kepercayaannya..!" kata Carrie menerima beberapa berkas dan ia langsung mengerjakannya.

Sore pun tiba, dan Carrie keluar dari kantornya. Dengan perlahan, ia berjalan menuju koridor kantor menuju keluar gedung. Tampak angin berhembus menerpa dirinya. Rambutnya beterbangan dan langit Paris tampak mendung. Tampak tubuh Carrie berdiri di depan gedung dan ia menatap ke kanan dan ke kiri.

"Carrie.." sapa seseorang.

Carrie menoleh dan kaget bukan main.

"Duff!" kata Carrie berbisik.

"Kau apa kabar?" kata Duff.

"Sudahlah..aku sibuk..!" kata Carrie berjalan menjauhinya.

Lalu ia pun menaiki taxi. Duff menatapnya dan terdiam. Taxi itu mengantarkan dirinya menuju apartemen. Di tengah perjalanan, Carrie meneteskan air matanya. Ia tampak terpukul dan berusaha kuat. Sesampainya ia di apartemen, ia pun beristirahat. Malam pun tiba dan kini setiap malam, hujan turun begitu lebat di langit kota Paris. Dalam keheningan dan kesendirian nya, ia termenung dan sesekali air matanya menetes.

"Aku harus kuat!" bisiknya.

Tampak sebuah bingkai foto yang ia pegang kini menampakkan beberapa wajah orang-orang yang tengah bahagia. Penuh kenangan dalam bingkai foto itu yang seketika hilang oleh air matanya. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Ia perlahan berjalan menuju pintu dan mengusap air matanya. Ia membuka nya dan kaget menatap sosok pria yg tersenyum dihadapannya.

PATIENCE 2 ♡ TAMAT ♡Where stories live. Discover now