[19] hubungan yang tak sama lagi

8K 1K 99
                                    

Yoora membuka pintu rumahnya dalam keadaan pikiran yang runyam. Ia meletakkan tas selempangnya di sofa setelah melihat sesosok Jaemin duduk di sofa ruang tamu sedang mainin hp. Amarahnya masih tersisa di wajah cowo itu dengan rahang yang sedikit mengeras.

"Lo kok batu banget sih dibilangin?" Suara Jaemin terdengar, ia masih memainkan hpnya, tidak berniat menatap lawan bicaranya itu.

Yoora memutar matanya malas, karena pikirannya sekarang sedang tidak jernih untuk kembali di beri omelan.

"Lo kenapa sih?" Nada bicara Yoora mulai terdengar kesal dan muak akan perilaku Jaemin yang gak ia mengerti. Ia menghela napasnya kasar. "Kenapa lo mesti marah sama gue?"

Jaemin akhirnya menatap Yoora dari balik hpnya. "Karena lo gak mau denger apa yang gue bilang?" Jawabnya lumayan dingin.

Yoora berdecih tidak percaya.

"Kenapa gue harus?" Tanyanya sebelum ia mulai berjalan ke arah kamar dengan malas. "Gue gak mau kita debat lagi, Jaem."

"Gue masih gak ngerti sama lo yang menahan gue buat ngehajar Lucas." Ujar Jaemin dengan raut wajah yang masih kesal, ia minta dimengerti. "He deserves it. Dia brengsek."

"Dia itu—"

"Gak kayak yang gue pikir?" Potong Jaemin. "Pertama, dia ninggalin elo, matahin hati lo, menjatuhkan harga diri lo tapi dengan bodohnya lo masih mandang dia!"

"Gue berhak tau apa yang sebenarnya terjadi, Jaem!" Ujar Yoora dengan nada suara lumayan tinggi. "Gue berhak tau alasan dia dibalik semua ini!"

"Yoora," Jaemin menegakkan badannya dan melimpahkan semua perhatiannya pada cewe itu dengan sabar. "I just want to protect you, okay?"

"Ngelindungin apaan? Masalah gue dan Lucas yang sempat menggantung gak pasti itu nyiksa gue setiap hari tau gak?" Ujar Yoora yang keliatan ingin terisak. "I have to finished it."

"Apa benefitnya elu tau alasan dia ninggalin lo?" Jaemin masih memasang wajah tegas. "Lo mau balikan lagi sama dia? Iya?!" Lantangnya.

"Kalau misal iya, apa masalahnya sama elo?" Tanya Yoora dengan nada yang menantang. "Dia tadi bilang dia beneran suka sama gue. Dia tulus."

Kini, Jaemin yang berdecih sambil memalingkan wajahnya tak percaya.

"Lo masih percaya?!" Jaemin menutup wajahnya frustasi. "Lo egois tau gak."

Yoora menatap Jaemin dengan tatapan bingung. "Egois lo bilang?"

"Iya!" Jaemin menaikkan nada suaranya. "Elo cuman mikirin ego lo, ngorbanin perasaan berharga lo itu cuma buat alasan gak penting kayak gitu, apaan dia masih bisa bilang dia suka sama elo setelah lo jadi bahan taruhan dia!"

"Fucking hell!" Yoora memijat pangkal hidungnya frustasi, mulai lelah dengan perdebatan mereka ini. Dadanya mulai terasa sesak dengan air mata yang mengumpul di ujung mata. "Kenapa bisa sesusah ini sih, Jaem? Ini bahkan gak ada sangkut pautnya sama elo!"

Yoora sama sekali tidak mengerti akan Jaemin. Mereka berdua tidak dalam hubungan yang perlu mengekang satu sama lain. Tapi kenapa ia sama sekali tidak bisa bernafas lega.

"Gue—"

"Lo bukan siapa-siapa gue, Jaemin!"

Teriak Yoora membuat Jaemin terdiam. Ia menyadari sesuatu. Kenapa ia mesti setengah mati menahan cewe itu yang hendak mengetahui alasan Lucas? Apakah semata hanya melindungi cewe itu?

Atau karena ia cemburu?

"Apa urusannya sama lo? Apa hak lo ikut campur sama masalah gue, hah?!" Teriak Yoora yang air matanya udah mengalir di pipi, sebelum akhirnya memelankan suaranya. "Gue serasa dikandangin elo tau gak. Gue serasa gak bebas."

[1] enemy, na jaemin.Where stories live. Discover now