[6] such a real nightmare

11.7K 1.5K 243
                                    

Yoora baru saja pulang sekolah. Ia ngebuka sepatunya terus masuk ke dalam rumah.

Rupanya ayahnya udah pulang lagi duduk di sofa. Seneng dong berbinar-binar hatinya terus rupanya ada wanita duduk di seberang ayahnya.

Rupanya mamanya.

Yoora gamau ikut campur masalah ini, langsung masuk kamar. Rupanya ada Woojin yang lagi ngintipin mereka.

"Kok mama ada di sini?"

Setelah papa dan mamanya cerai beberapa tahun yang lalu, hak asuh jatuh pada papanya. Buat Yoora tinggal sama Woojin.

"Gatau gue."

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Dowoon ayah Yoora tanpa basa-basi. Males meladeni mantan istrinya ini.

"Aku mau ngambil Woojin." ujar Sera.

Yoora langsung ngeliat Woojin yang kaget setengah mati. Mereka masih ngintipin ortu mereka dari kamar.

"Kamu tau kan hak asuh anak jatuh sama aku?" Dowoon mulai kesel.

Sera diam. "Aku mau nikah."

Mata Dowoon agak melebar mendengarnya. "Terus? Diakan anak aku kenapa kamu bawa?"

Anak yang bersangkutan terdiam. Kok ini masalahnya tentang dia, Woojin juga gatau.

"Gak bukan, gitu."

"Kamu yang selingkuh terus mau bawak Woojin?" Bapaknya kaya udah mau marah.

"Wanita gatau diri!" Bapaknya berdiri gebrak meja ruang tamu buat Yoora sama Woojin kaget. "Aku gaakan biarin anak-anak dibawa sama wanita kaya kamu!"

"Dowoon," Sera mulai menangis. "Sebenernya setelah aku cek, Woojin ternyata positif bukan anak kamu." Wanita itu narok kertas rumah sakit di meja.

Dowoon spontan langsung nampar Sera sampai wanita itu tersungkur. Dia udah cukup di selingkuhin wanita itu, tak tahan lagi dengar kenyataan kalo Woojin anak yang paling ia sayang itu hasil hubungan terlarangnya dengan pria lain. Apalagi sekarang dia baru tau.

"Kamu bilang apa?!"

Dowoon langsung mau ngejambak Sera cuman Woojin tiba-tiba keluar kamar.

"Pa! Cukup!"

Ia ngeliatin mamanya tergeletak di lantai. Woojin bantu berdiri. "Kasian mam-"

"Kamu mau kasihanin wanita jalang kaya dia?!" Papanya udah kalang kabut tak bisa lagi berpikir jernih.

Woojin terdiam begitu juga mamanya. "Yauda, aku ikut mama aja."

Dowoon sontak mau nampar anaknya ini cuma bisa di cekat Woojin. "Aku sadar aku bukan anak papa. Tapi aku mohon jangan nyakitin mama lagi."

Ayah Yoora diam, matanya udah bekaca-kaca. "Kalo itu maumu, ya sudah." Dowoon berjalan masuk ke kamarnya.

Yoora yang nyaksiin semuanya cuma bisa nangis tertunduk, tapi agak dia tahan karena gamau ada yang denger.

"Ra,"

Woojin jalan ke dalem kamar, ngeliat adiknya yang bakalan ia tinggal. Ia sangat benci begitu denger ibunya selingkuh tetapi dia tau diri, kalo dia anak haram.

"Don't leave." Yoora langsung meluk abangnya, nangis sejadi-jadinya di pundaknya.

"I'm so sorry, Ra." Woojin berdiri berniat bersiap buat beresin barangnya. Tapi kakinya di tahan Yoora.

"Don't leave, please I'm begging you!" Yoora udah setengah teriak.

Lelaki itu jongkok lagi kehadapan Yoora yang duduk dilantai sambil ngusap air mata adiknya. "I'm not leaving you. I just not stay in here anymore."

[1] enemy, na jaemin.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora