🐸 46 🐸

2.3K 159 50
                                    

Hari berganti dengan cepat, kini sudah pagi. Aksa siap-siap pergi ke sekolah tak terlihat semangat karena kejadian kemarin membuatnya kesal dan kecewa. Xaquila nya pergi membiarkan dirinya sendiri terluka sementara Aksa yang sangat terpaksa bersama dengan Zellin.

"Gue gatau harus gimana" ucap Aksa ketika menyisir rambutnya di depan cermin.

"Kemaren Quil gaada dirumahnya, tante Marcela juga ga ada" batin Aksa melihat dirinya sendiri.

"Kemana kamu sayang, gue ga bisa sama-sama dengan Eca. Dia sebatas sahabat kecil dan lo masa depan gue, masa depan yang selalu gue harapkan" batin Aksa.

"Kenapa lo pergi dan ga bisa dihubungi? Gue tau lo ga kuat nahan semuanya" ucap Aksa.

"Arghhhh semua gara-gara Eca" erang Aksa.

Prankkkkkkk, Aksa memukul cermin yang ada di depannya.

Cermin pecah, sementara tangan Aksa berdarah.
Aksa hanya tersenyum tanpa makna, rasa kecewa dan kesal semuanya gara-gara Zellin. Zellin terlalu egois, hanya memikirkan hatinya sendiri. Hati dia merdeka tapi hati orang lain terluka.

"Sayang, kok ga sarapan? Ayo turun" ucap Ziela diluar pintu kamar Aksa.

"Iya ma bentar" balas Aksa. Aksa langsung ke kamar mandi untuk membersihkan darah.
Dikamar mandi, Aksa masih memikirkan Xaquila. Wanita dicintainya, berharap datang ke sekolah.

Aksa keluar kamar mandi tanpa mengobati luka ditangannya. Luka hati terlihat lebih sakit daripada luka ini, begitu pemikiran Aksa.

Aksa keluar dari kamar dan langsung ke meja makan. Baginya mood makan atau tidak ia harus menghargai Ziela yang telah meluangkan waktunya untuk memasak.

Aksa duduk berhadapan dengan Ziela. Ziela menaruh nasi goreng di piring untuk Aksa, Azka sudah pergi dari pagi buta karena ada bisnis baru dengan Kenzie dan Bara.

"Makasih ma" ucap Aksa ketika Ziela menyodorkan piring untuknya.

"Sama-sama sayang" balas Ziela sambil memberikan senyum untuk putranya.

Aksa melahap nasi goreng itu. Ziela memperhatikan tangan Aksa dengan lekat.

"Ya ampun Aksa tangan kamu kenapa sayang?" tanya Ziela.

"Gapapa ma" balas Aksa.

Dengan cepat Ziela mengambil kotak P3K lalu menghampiri Aksa.

"Sini tangannya" ucap Ziela.

Aksa memberikan tangan kanannya, lalu Ziela mengobati luka itu.

"Perih?" tanya Ziela.

Aksa menggeleng.

"Kenapa bisa gini sih Ska" ucap Ziela tak habis pikir.

"Biasa ma" balas Aksa.

"Hati kamu tenangin dulu Ska, mama tau kamu lagi nahan emosi" ucap Ziela.

"Ga bisa ma" balas Aksa jujur.

"Mama tau kamu sayang sama Qila, kalo kalian berjodoh pasti kalian akan bersatu" ucap Ziela.

"Tapi Quil hilang tanpa kabar, tanpa pamit dan Quil hanya meninggalkan kenangan serta membawa luka dalam dirinya" ucap Aksa sendu.

Ziela terenyuh dengan perkataan Aksa. Ini kali kedua Aksa mengeluh setelah kekasihnya yang dulu meninggal. Aksa juga kali kedua melukai tangannya.

"Qila juga pasti marah kalo dia liat kamu begini. Nanti pasti Qila ke sekolah" ucap Ziela.

"Aksa berharap Quil bisa marah-marah didepan Aksa lagi, teriak-teriak di depan Aksa, Nyeleneh di depan Aksa. Aksa rindu sama Quil" ucap Aksa masih menahan air mata.

AKSA -(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang