🐸 2 🐸

5.2K 165 22
                                    

Mereka kembali ke kelas, Aksa meminta Azka agar sahabat-sahabatnya satu kelas dengan Aksa. Azka tak bisa menolak karena memang mereka tidak berpengaruh dengan prestasi Aksa bahkan mereka yang selalu support Aksa ketika akan melakukan perlombaan. Mereka kelas 11 IPS 3.

Alasan Aksa memilih jurusan IPS karena memang itu rencana Aksa dengan para sahabatnya sejak SMP, bukan karena Aksa lemah dalam pelajaran fisika.

Kehidupan Aksa tidak dibelenggu oleh aturan rumah, apapun yang membuat ia senang pasti akan disetujui oleh orang rumah apalagi Aksa adalah pewaris satu-satunya.

Riuh dalam kelas 11 IPS 3 terdengar seperti suara suasana pasar induk ini membuktikan guru mata pelajaran tidak masuk dan tidak memberikan tugas hari ini.

"Wei guru kemana ta? Gaada? " tanya Louis.

"Kagak ada sakit katanya" jawab Tita.

"Absen doang?" tanya Aksa.

"iya noh didepan" jawab Tita.

Mereka pun ke meja guru untuk tanda tangan sebagai bukti hadir, mengapa konfirmasi guru tidak datang sangat telat. Jika Aksa tahu dari tadi mungkin ia akan pergi ke resto untuk mengurus salahsatu bagian warisannya itu.

Bangku Aksa didepan dekat pintu, sengaja didepan karena ia dapat menghirup udara segar dari luar, Aksa duduk dengan Ansell.
Sementara Louis duduk dengan Reza dibangku belakang Aksa dan Ansell.

"Laper gue" ucap Reza.

Reza mengelus perut ratanya dengan gerakan memutar.

"Heh lo kan udah makan mie" balas Louis.

"Kurang kalo mie doang"

Aksa fokus dengan handphone miliknya, membaca chat lewat aplikasi tukar pesan. Kening Aksa berkerut sepertinya banyak pesan yang ia lewatkan.

"Ska, lo lagi ngapain sih fokus bener" tanya Ansell.

"Ke markas kuy" ajak Aksa.

"Baru jam segini anjir, pulang kita jam 3"

Jam dinding baru menunjukkan pukul 9 lebih beberapa menit, masih jauh waktu untuk bel pulang sekolah.

"Bakal ada rapat hari ini, gue barusan liat grup guru"

"Enak lo ya masuk grup guru, tau semuanya"

Ya, Aksa masuk grup guru karena sengaja dimasukan oleh Azka, tidak ada yang bisa melarang atau mengeluarkan Aksa dari grup. Apapun agenda guru pasti Aksa ketahui, dan apapun masalah guru juga pasti Aksa tahu.

Mereka bergegas menuju parkiran membawa motor masing-masing, mereka anti dalam hal bonceng membonceng. Markas mereka tidak jauh dari sekolah hanya memakan waktu sekitar 15 menit.

Markas mereka adalah sebuah rumah yang mereka beli dengan uang mereka. Yang didapat dari hasil pertandingan basket, hasil Aksa mendapat juara dalam perlombaan dan sisanya disumbang oleh Kenzie.

Kenzie terlalu memanjakan Aksa, jika Aksa meminta apapun pasti akan dibelikan oleh Kenzie dengan senang hati, sekalipun jika Aksa meminta pulau mungkin Kenzie akan menurutinya.

Mereka merebahkan tubuh diSofa. Membuka sepatu dan kaos kaki lalu mencuci kaki, itu peraturan yang dibuat Aksa. Mereka tetap harus menjaga kebersihan, karena Aksa tidak suka dengan kekotoran. Cukup mulutnya Reza yang kotor, lingkungan mah jangan.

"Baru kelas 2 kok gue ngerasa bosen sekolah" ucap Aksa.

"Lo kalo mau betah macarin dong cewe di sekolah biar semangat" ucap Ansell.

"Males gue, muak denger cinta"

Aksa memejamkan matanya, pikirannya ingin tenang tanpa beban. Masalah yang terus bergelut ingin dibuang tanpa ia hilang ingatan.

AKSA -(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang