🐸 31 🐸

2.1K 121 34
                                    

Kini Reza sudah berada di markas bersama Aksa, Ansell dan Louis.
Mereka tak saling bicara karena mereka masih shock dengan kejadian tadi. Hanya ada suara jam berdetak menempel di dinding.

"Gue belum buka lembaran baru sama Eca" ucap Reza tiba-tiba.

"Kita ga pernah tau bakal kayak gini" ucap Louis.

"Kadang harapan kita terlalu jauh dengan kenyataan" ucap Aksa.

"Gua ga bisa lepasin Eca. Kenapa gue ga bisa rasain bahwa dia itu Eca kita arghh" ucap Reza dengan nada sedikit emosi.

"Gue aja Za yang deket banget sama dia pas kecil sama sekali ga rasain apa-apa. Yang suka gue gendong yang gue perhatiin yang gue sayangi kayak adik sendiri ilang insting gitu aja. Mungkin karena kita udah pisah sama Eca belasan tahun" ucap Aksa.

"Eca juga beda sama gue, pas kecil dia benci banget sama gue tapi pas udah gede dia biasa aja sama gue" ucap Ansell.

"Tapi gue rasa, Eca yang sekarang benci sama gue" ucap Aksa.

"Kenapa emangnya?" tanya Reza.

"Dia kadang sinis banget sama gue" ucap Aksa.

"Sinis gimana?" tanya Louis

"Kalian inget pas si Quil pingsan?" tanya Aksa.

"Iya ska, emang gimana?" tanya Louis.

"Eca sinis sama gue, gara-gara gue yang salah lah apalah. Tapi anehnya dia jadi baik pas susu yang gue kasih buat Qila, Qila kasih ke Eca. Dia mungkin tau pasti itu susu dari gue, tapi dia engga nolak sama sekali. Gue jadi inget kejadian dulu" ucap Aksa.

Flashback On

Eca kecil, Aksa kecil dan Ansell kecil sedang bermain di taman rumah Eca.

"Kak sa, Eca mau balon" ucap Zellin kecil.

"Mau yang warna apa?" tanya Aksa kecil.

"Warna pink" jawab Zellin kecil.

Aksa pun meniup balon berwarna pink sampai besar, namun saat balon itu bertambah besar, balon itu meletus lalu Eca menangis.

"Hiks pecah balonnya" ucap Zellin kecil.

"Maafin kak sa ya, ga sengaja. Kita tiup lagi ya" ucap Aksa kecil.

Zellin kecil mengangguk lalu Aksa kecil mencari lagi balon berwarna pink namun tak menemukan balon yang berwarna pink.

"Yah ga ada Ca" ucap Aksa kecil.

Zellin kecil tunduk tanda kecewa.

"Yaudah kak sa beliin ya" ucap Aksa kecil dan menarik tangan Ansell. Aksa tak mau meninggalkan Zellin dengan Ansell pasti Ansell akan jahil kepada Zellin dengan mendekati Zellin.

Dijalan, Aksa dan Ansell bertemu dengan Reza. Reza bertanya kepada Aksa dan Ansell darimana dan akan kemana. Reza berniat untuk menjahili Zellin. Reza bilang, Firman memanggil Aksa dan Ansell dengan segera.
Awalnya Aksa menolak karena Zellin menunggu balon, namun entah kenapa Aksa terpengaruh dan pergi bersama Reza.

Zellin menunggu dengan lama sampai ia capek lalu tidur. Rasa kecewa Zellin sangat besar bahkan saat Sherly bertanya kenapa, zellin enggan buka suara.

2 jam kemudian Aksa kecil datang menenteng balon dan Ansell membawa susu miliknya.

Aksa membangunkan Zellin sampai bangun. Zellin ketus ketika melihat Aksa datang.

"Kak sa lama" ucap Zellin kecil.

"Maafin ya Ca, tadi ada perlu" balas Aksa.

"Ga" ucap Zellin.

Aksa membujuk zellin sementara Ansell hanya melihat. Aksa melirik susu yang dipegang Ansell lalu Aksa mengambil susu itu.

"Ca, ini buat Eca dari kak sa" ucap Aksa.

Ansell kaget dan hendak buka suara bahwa susu itu milik Ansell. Tapi Aksa sudah melotot dengan tajam.

"Beneran?" tanya Eca lalu diangguki Aksa.

Zellin kemudian mengambil susu itu lalu memeluk Aksa

Flashback Off

"Gue bingung ska, apa jangan-jangan Eca punya feel sama Elu?" tanya Ansell.

"Gue curiganya gitu" jawab Aksa.

"Gue ga ngerti sama otak kalian" ucap Reza.

"Karena kalian deket banget, kalo waktu itu kita ga terpisah dari Eca pasti Aksa udah sama Eca sekarang. Apa mungkin dalam hati Eca, dia cemburu sama Qila karena kalian deket? Makanya dia sinis ke elu" ucap Louis.

"Maksud lo, mereka masih ada ikatan batin?" tanya Reza.

"Masa sih, kita sebatas kakak adik. Dan dia juga udah besar, mana mungkin ikatan waktu kecil masih ada" ucap Aksa.

"Mungkin aja sih menurut gue" ucap Louis.

"Gue harus ketemu Eca" ucap Aksa.

Aksa mengirim pesan kepada Zellin agar mereka bertemu namun jangan sampai Xaquila tahu.

Setelah disetujui Zellin, akhirnya Aksa pergi pamit terlebih dahulu kepada Reza, Ansell dan Louis.

Sekitar 10 menit Aksa diperjalanan. Mereka bertemu di taman.

Aksa menunggu di bangku taman. Zellin lama karena ia naik kendaraan umum.

Aksa memejamkan mata karena udara begitu segar di taman. Tak lama bangku terasa ada yang menduduki.

"Kak" ucap Zellin. Aksa membuka mata dan melihat mata Zellin yang terlihat sembab.

"Lo mau gimana sama Reza?" tanya Aksa.

"Gue sayang sama dia kak, gue ga pengen kehilangan dia" ucap Zellin.

"Tapi gue ga bisa berbuat apa-apa. Gue ngalah sama nyokap gue dan gue sama Kak Reza bakal jadi adik kakak sama kak Reza gak lebih" ucap Zellin sendu.

"Gue tau lo sayang sama dia" ucap Aksa lalu Zellin menundukkan kepala.

"Ca" ucap Aksa. Zellin kaget karena panggilan itu muncul kembali.

"Lo Eca kan? Eca punya gue, Ansell, Louis sama Reza?" tanya Aksa.

"Iya, gue tadi baru mikir bahwa kita dulu sahabatan. Gue kira lo kak bakal lupa" ucap Zellin.

"Terus kenapa lo ga dipanggil Eca ca?" tanya Aksa.

"Dulu pas gue pindah, gue selalu pengen ketemu lo kak. Sampe akhirnya mama gue panggil gue Zellin biar gue lupa sama kalian. Kalian yang kasih nama panggilan itu, jadi sejak gue pindah, gue selalu inget kalian" ucap Zellin.

"Dan lo ga ngeuh bahwa kita sahabatan?" tanya Aksa.

"Gue sama sekali ga inget kak" jawab Zellin.

"Lo itu Eca gue, Eca yang selalu gue gendong dan selalu gue sayang. Tapi bodohnya gue, gue ga inget semuanya" ucap Aksa.

"Gue juga nyesel karena gue ga inget. Jujur, gue rindu di sayang kak sa kecil" ucap Zellin.

"Gue juga rindu sama lo Ca" ucap Aksa.

"Gue gamau jauh lagi dari lo kak" ucap Zellin.

"Kita tetep jadi sahabat" ucap Aksa mengacak rambut Zellin.

"Kak" ucap Zellin.

"Iya?" balas Aksa.

"Boleh peluk? Gue rindu dipeluk kak sa" ucap Zellin.

Dengan senang, Aksa merentangkan tangannya lalu Zellin memeluk Aksa.

"Gue sayang kak sa" ucap Zellin.

"Gue juga sayang adik kecil gue" balas Aksa.

AKSA -(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang