13. Rindu Hanya Untuk Lelaki Kuat

Mulai dari awal
                                    

Papa: Bobo sama mama

Papa: Kan dulu kamu sering bingits bobo sama mama.. Masa kamu ga kangen? Ayuuuuuu sayang, nginep di rumah

Papa: Papa jemput kamu di kafe

Rayyan: Maaf, Pa. Saya lagi di luar, kita chat lagi nanti

Papa is typing ....

Menghela napas, Rayyan mematikan ponsel sebelum ia membaca pesan-pesan Papa Bebop selanjutnya. Isinya pasti ngedumel.

"Kak Ra!" Astia menepuk Rayyan dari belakang. "Fitting, yuk!"

Ah ya, Rayyan sedang briefing dengan Astia dan tim untuk acara maid & buttler cafe. Baguslah, Rayyan jadi punya alasan untuk mematikan ponsel dan tidak menjawab panggilan beruntun dari Papa.

"Oke."

"Kita udah siapin baju-baju butler. Kak Ra coba dulu, siapa tahu pas."

Mereka berada di salah satu tenda milik panitia. Tim berkumpul di sini. Rayyan mengikuti Astia ke pojok tenda sembari menatap sekeliling.

Total akan ada lima model lelaki yang berperan butler termasuk Rayyan, lalu lima model perempuan yang menjadi maid. Beberapa di antara mereka bertubuh tinggi dengan wajah yang lumayan. Ada yang tampangnya mirip idol Korea dan boneka Jepang, lalu sebagian lainnya biasa saja. Apakah mereka model sungguhan, pemain cosplay, atau hanya mahasiswa biasa? Mungkin akan berbeda jika mereka sudah mengenakan makeup.

Geng maid dan butler ini duduk melingkar di depan meja rapat. Saat Rayyan lewat, mereka langsung menatap Rayyan sambil asyik berbisik. Sepertinya keberadaan Rayyan kurang diterima di dalam geng mereka. Hm, rasanya seperti berada di kampus, dengan teman-teman seangkatan yang senang membicarakannya dari belakang.

Astia menyerahkan setelan kemeja, celana, dasi, vest lengkap. Rayyan menerima satu per satu.

"Astia."

"Ya, Kak?"

"Butler-butler yang lain ini juga bakal akting homo?" tanya Rayyan polos.

"Jelas dong kak. Ini kan ada konsep shonen-ai-nya!" sahut Astia bangga.

"Dan mereka mau aja?"

"Selama dibayar ya mau."

Rayyan berdiri di depan cermin, cuek membuka kaosnya.

"Kak!" Astia separuh menjerit, mendorong Rayyan masuk ke ruang ganti. "Di dalem aja ganti bajunya, nanti banyak yang naksir! Nanti Daddy Hot marah!"

Rayyan mendengus. "Oke."

Di depan cermin, Rayyan menelanjangi diri dengan cepat. Ini kostum butler untuk host yang sebelumnya mengundurkan diri. Sedikit sempit di bagian dada, bahu, dan lengan. Namun, bukan masalah. Saat berdiri tegap, bodi Rayyan di pantulan cermin itu tampak menawan. Jas butler serbahitam membalut tubuh Rayyan dengan siluet yang sedap dipandang. Biseps dan otot bahu melekuk, dada bidang, pinggang meramping, tinggal kenakan pantofel hitam licin dan ia akan tampil tampan.

Rayyan keluar dari ruang ganti, disambut Astia yang langsung menjerit. "KAK RA! GAYANYA SEME BANGET, KEREN DEH ADUH JADI SEMANGAT!" Lalu, ia buru-buru berdeham, suaranya mengecil lagi, "O-oke kak, bajunya kesempitan, enggak?"

"Agak sempit dikit, tapi nyaman. Mungkin celananya perlu dipanjangin sedikit. Agak cingkrang."

"Sip, tinggal diberesin sama anak kostum! Kita ukur dulu, Kak."

DADDY HOT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang