20

225 7 0
                                    

Minggu, hari di mana hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya tiba.

Tak ada hari yang lebih ditunggu selain hari minggu, dimana hari yang bisa digunakan untuk bersantai dan bermalas-malasan.

Namun, berbanding terbalik dengan Sheika yang tampak bersemangat dan sibuk menyiapkan persiapan perbekalan apa saja yang harus dibawa untuk tugas kelompoknya yaitu laporan hasil pengamatannya.

Yupp!! Minggu ini Sheika dan kelompoknya akan pergi ke tempat pembangkit tenaga listrik yang ada di pinggir hutan, tentu saja Sheika sangat semangat karena tempat itu adalah salah satu tempat yang sangat ingin dikunjunginya sejak Ferdi menceritan tempat itu kepadanya.

Setelah semua persiapan bekalnya sudah siap, Sheika berdiri didepan cermin besar melihat pantulan dirinya disana.

"Yoshh!! Semuanya siap," ucapnya bersemangat kemudian menyambar tas ransel pink miliknya dan berjalan keluar dari kamarnya.

Sheika berjalan menghampiri pintu kamar Ferdi yang masih tertutup rapat, " Ka Ferdi.."panggilnya seraya mengetuk pintu pelan.

Tak ada jawaban dari dalam, Sheika berasumsi jika Ferdi masih berada di dalam mimpinya, "Yaudah lah, suruh Pak Didi anterin aja kali, ya" gumamnya.

Sheika berjalan menuruni anak tangga dan menghampiri Mamanya yang sedang mencuci piring di dapur.

"Ma," Ratna membalikkan badannya saat sebuah suara memanggil namanya.

"Iy--Eh, mau berangkat sekarang?" Ucap Ratna ketika melihat anaknya yang sudah siap.

Sheika mengangguk antusias, "Iya Ma, takut yang lain udah nungguin.

"Pergi sama siapa? Suruh ka Ferdi anterin, gih." Titah Ratna.

Sheika menggeleng, "Gak usah, Ma. Dianter pak Didi aja, lagian ka Ferdi kayaknya masih tidur,"

Ratna mengembuskan nafas panjang, "Ferdii Ferdii. Yaudah, nih, Mama udah buatkan bekal buat kamu sama buat teman kamu," Ratna memberikan Tote bag berisi makanan di dalamnya.

Sheika mengangguk,"Makasih, Ma. Sheika pergi dulu, ya. " Ia menyalami Mamanya dan melenggang pergi meninggalkan Ratna.

"Hati-hati dijalan, ya sayang." Ucap Ratna sedikit berteriak.

Selang beberapa menit, Sheika sampai dirumah Arsya yang megah dan mewah, ia berjalan mendekati gerbang rumah yang menjulang tinggi dan menekan bel.

Ceklek!!

Pintu besar berwarna putih itu terbuka menampakkan sesosok wanita paruh baya yang sudah berumur.

Wanita itu tersenyum lebar, "Non Sheika? Mau ketemu Den Arsya, ya?"

Sheika mengangguk, "Iya, bi."

"Yasudah, kalo begitu mari masuk, non," ucap wanita yang tak lain adalah Bi Ina asisten rumah tangganya Arsya pun mempersilahkan masuk.

Sheika berjalan membuntuti Bi Ina yang membawanya keruang tamu.

"Non Sheika, boleh tunggu disini, biar bibi kasih tau Den Arsya kalo Non sudah sampai," kata Bi Ina yang langsung di angguki oleh Sheika.

Setelah kepergian bi Ina Sheika hanya duduk berdiam diri di sofa empuk yang Sheika taksir harganya mahal, ia menatap isi rumah Arsya yang dipenuhi dengan barang-barang mewah yang tertata rapi dan bersih berkilap.

Sheika masih takjub ketika melihat barang-barang mewah dirumah ini, meskipun ini kali kedua ia masuk ke dalam rumah Arsya, ia rasa dirinya takan pernah bosan melihat barang-barang mewah seperti salah satunya vas bunga besar berwarna putih yang sangat indah dan berkilau dan masih banyak lagi vas bunga dan barang-barang lainnya.

He's My BoyfriendWhere stories live. Discover now